Heboh 12 Anak SD di Cianjur Terkena HIV, Ini Penjelasan IDAI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengaku prihatin dengan adanya laporan 12 siswa Sekolah Dasar (SD) di Cianjur yang positif tertular HIV/AIDS dari orangtua mereka.
Ketua Satgas HIV IDAI Endah Citraresmi, menegaskan sebenarnya HIV pada anak bisa dicegah sejak mereka berada dalam kandungan.
"Semua ibu hamil harus tes HIV. Tetapi, tidak semua ibu hamil mau," ujar Endah dalam diskusi daring, Jumat (2/9/2022).
1. Dokter enggan periksa HIV pada pasien
Endah menegaskan, pemeriksaan HIV pada ibu hamil sudah diatur juga dalam Peraturan Menteri Kesehatan, selain itu juga sudah tersedia obat.
"Namun alasan paling banyak sebenarnya keengganan dokter meminta pasien untuk memeriksa HIV karena dianggap menuduh karena stigma orang yang terkena HIV punya latar belakang jelek," bebernya.
Baca Juga: Tenyata Hanya Ada 11 Mahasiswa Aktif di Bandung Positif HIV
2. Penularan HIV pada anak bisa dicegah sejak dini
Padahal, lanjut Endah, jika HIV terdeteksi sejak dini, maka akan mudah mencegah penularan virus HIV sejak dalam kandungan.
"Jika terdeteksi pada ibu hamil, maka bisa mendapatkan obat, dan memilih persalinan yang aman, selain itu saat bayi baru lahir mendapatkan terapi pencegahan obat selama enam minggu dan sang bayi akan dites," jelasnya.
Baca Juga: Sariawan Gejala Umum HIV/AIDS, Dokter Gigi Jadi Pendeteksi Awal HIV
3. Anak yang terkena HIV tidak bisa sembuh
Endah mengungkapkan, anak yang terinfeksi HIV dari tidak bisa sembuh namun obat yang diberikan bisa menurunkan jumlah virus, sehingga bisa beraktifitas sama seperti anak lainnya.
"Salah satu faktor sembuh itu selesai obat, yang kita lakukan itu menurunkan jumlah virus dan menghambat perkembangan virus karena ini yang diserang adalah sistem kekebalan," imbuhnya.