Ini Penyebab Kerusuhan Wamena yang Tewaskan 26 Orang

Masyarakat diimbau jangan terprovokasi hoaks

Jakarta, IDN Times - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan polisi akan mendalami hoaks yang menyebabkan kericuhan sekelompok massa dan anak SMA di Wamena, Senin (24/6) lalu. Menurut Kapolri, hoaks itu berawal saat seorang guru di SMA PGRI Wamena sedang mengajar di kelas.

"Guru tersebut menegur siswa kalau berbicara jangan keras, namun terdengar kera mungkin huruf s nya melemah," jelas Tito.

Kesimpangsiuran tersebut dimanfaatkan kelompok dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang menggunakan seragam SMA untuk menyebarkan adanya rasisme tersebut.

Insiden tersebut memicu aksi kerusuhan yang telah menelan 26 korban meninggal, 66 luka, perusakan fasilitas publik, kantor bupati, ruko serta kerugian materiel lain. Tito mengungkapkan sebagian besar warga meninggal karena mengalami luka bacok, kena panah dan terbakar dalam ruko.

Menurut Tito warga sipil yang meninggal berprofesi sebagai tukang ojek, pekerja restoran, dan ruko. Saat ini polisi masih melakukan indetifikasi karena ada 3 orang yang belum terdeteksi.

"Kami sangat sayangkan kondisi ini, yang menderita luka bahkan ada yang dirujuk dari RS Wamena ke RS Jayapura," ucapnya.

Kendati demikian, Tito memastikan saat ini situasi di Wamena relatif terkendali meski kewaspadaan juga diperlukan dengan menambah pasukan.

"Saya berharap masyarakat di tanah Papua tidak mudah untuk terprovokasi isu yang belum tentu kebenarannya," imbau Tito.

Baca Juga: [BREAKING] Rusuh Wamena, 26 Orang Tewas, 66 Luka-luka

Topik:

  • Anata Siregar
  • Wendy Novianto

Berita Terkini Lainnya