Jangan Stres Saat Isoman, Ini Tips Jitu dari Psikiater UGM
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Rasa cemas, khawatir, serta ketakutan tak dipungkiri sering muncul saat isolasi mandiri atau isoman. Kondisi tersebut umum terjadi. Kendati begitu, hal tersebut tak lantas dibiarkan begitu saja untuk menjaga kondisi mental agar tetap sehat.
Psikiater Universitas Gadjah Mada, Ronny Tri Wirasto, mengatakan isoman merupakan sebuah kondisi yang menimbulkan gap baik secara fisik, emosi, maupun finansial. Gap tersebut berpotensi memunculkan sejumlah persoalan.
"Secara umum, permasalahan yang kerap terjadi saat isoman adalah ketakutan menghadapi penyakit itu sendiri, ketakutan saat isoman, serta kebosanan serta frustrasi. Persoalan ini yang kita hadapi bersama saat ini,” dalam siaran tertulis dikutip laman ugm.ac.id, Minggu (11/7/2021).
Lantas bagaimana cara yang bisa dilakukan untuk meredakan kecemasan maupun stres ketika menjalani isoman?
1. Batasi informasi terkait covid
Ketua Prodi Pendidikan Spesialis Ilmu Kejiwaan FKKMK UGM ini membagikan beberapa tips cara menghadapai stres agar mental tetap sehat selama isoman. Salah satunya dengan membatasi menonton, membaca, atau mendengar berita maupun cerita baru terkait covid termasuk melalui media sosial.
"Pembatasan bisa berupa waktu, jumlah, topik atau sumbernya. Atur waktu dalam pembatasan ini," katanya.
Baca Juga: Keluh Pasien Saat Isoman: Puskesmas Cuma Kasih 10 Butir Vitamin C
2. Jaga pola makan dan optimalkan aktivitas fisik
Editor’s picks
Cara lain adalah dengan melakukan perawatan tubuh secara optimal mulai dari kebersihan hingga aktivitas fisik. Beberapa tambahan aktivitas fisik yang dapat dilakukan seperti melakukan latihan bernafas dalam, peregangan, atau meditasi yang terarah.
Disamping itu, mengatur makanan dengan pola seimbang. Lalu, melakukan olah raga ringam secara teratur.
"Hindari konsumsi alkohol dan rokok," imbuhnya.
3. Tetap berkomunikasi
Tak kalah penting, lanjutnya, tetap terhubung dengan orang lain baik keluarga, kerabat, maupun teman. Selalu berkomunikasi untuk membagi kondisi dan perasaan saat ini. Komunikasi dapat dilakukan melalui sosial media, daring maupun via telepon.
Ia menyebutkan seseorang perlu segera mendapatkan pendampingan profesional, baik konselor, psikolog dan atau psikiater jika tetap mengalami kesulitan meskipun telah melakukan tips-tips tersebut. Kesulitan yang dimaksud adalah masih saja ada perasaan marah, ketakutan, kesedihan, frustrasi, perubahan nafsu makan, energi berkurang, minat dan keinginan berkurang, kesulitan tidur.
Bahkan, perlu diwaspadai jika sampai terganggu tidurnya atau muncul beberapa keluhan fisik seperti nyeri kepala, nyeri ulu hati, serta nyeri di sejumlah bagian tubuh atau kulit.
"Kalau masih ada keluhan seperti itu sebaiknya segera minta pendampingan profesional, baik konselor, psikolog dan atau psikiater," paparnya.
Baca Juga: Pasien COVID-19 yang Isolasi di Asrama Haji Bertambah Jadi 1.138 Orang