Jerit Pedagang Tanah Abang Gegara TikTok Shop, Live Juga Sepi

Pedagang Pasar Tanah Abang tidak bisa bersaing dengan TikTok

Jakarta, IDN Times - Sejumlah pedagang Tanah Abang pada akhirnya buka suara soal kondisinya saat ini di tengah gempuran TikTok Shop. Mereka mengaku kehadiran platform social commerce itu menjadi ancaman karena barang-barang impor dengan harga yang lebih murah bertebaran.

Lewat harga yang ditawarkan, konsumen tentunya mulai beralih. Terlebih, social commerce, menawarkan kepraktisan, karena transaksi bisa dilakukan dengan gawai, tanpa harus ke toko.

Pedagang gamis di Blok A Pasar Tanah Abang, Diah, mengatakan sejak marak e-commerce ditambah adanya TikTok shop, penjualannya turun drastis sampai 60 persen. Diah sempat berinovasi, dengan merambah e-commerce dan social commerce. Namun, berdasarkan pengalamannya, tidak mudah meraih pelanggan di sana.

"Sebenarnya kami live juga, namun tidak terlalu sering karena persaingan juga lumayan dan sepi. Karena harga yang kami tawarkan juga stabil. Nah, jeleknya TikTok itu, harganya doang (lebih murah)," ungkap Diah, Jumat (22/9/2023).

1. Pedagang setuju jika TikTok Shop dihapus

Jerit Pedagang Tanah Abang Gegara TikTok Shop, Live Juga SepiIlustrasi media sosial. IDN Times/Paulus Risang

Diah setuju jika TikTok Shop dihilangkan atau diatur oleh pemerintah karena pedagang Pasar Tanah Abang terkena imbasnya karena menawarkan harga yang jauh di bawah standar.

"Inginnya saya kayak dulu, kalau dihilangkan TikTok saya setuju karena semuanya kena imbas. Ya, berbagi rezeki karena tidak semua bisa, ada juga yang gaptek," kata Diah.

Baca Juga: Revisi Permendag 50/2020 Segera Terbit, Gimana Nasib TikTok Shop?

2. Pedagang Pasar Tanah Abang sulit bersaing dengan TikTok Shop

Jerit Pedagang Tanah Abang Gegara TikTok Shop, Live Juga Sepiilustrasi Pedagang Tanah Abang live di lapak Blok A Pasar Tanah Abang, Jumat (22/9/2023). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta, Wa Ode Herlina, mengakui pedagang Pasar Tanah Abang tidak bisa bersaing dengan TikTok shop sebab barang-barang yang diimpor berasal dari China, Malaysia, dan Vietnam.

"Mereka gak bisa bersaing, kalau bicara konveksi sini, lebih mahal dibandingkan China. Makanya, orang lebih milih ke konveksi ke China, daripada Jakarta," katanya.

3. Revisi Permendag 50/2000 segera terbit

Jerit Pedagang Tanah Abang Gegara TikTok Shop, Live Juga SepiPasar Tanah Abang. (IDN Times/M. Firza Bewanti)

Kondisi ini direspons langsung oleh pemerintah pusat. Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, menyampaikan revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50 Tahun 2020 sudah sampai di meja Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Itu artinya, hanya butuh satu tanda tangan dari Jokowi untuk menjalankan kembali peraturan tersebut.

Permendag 50/2020 mengatur tentang Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Elektronik (PPMSE). Revisi beleid tersebut dilakukan guna melindungi usaha mikro kecil menengah atau UMKM dalam negeri dari produk-produk impor yang dijual di TikTok Shop.

"Apapun yang datang ke kita jangan sampai mematikan, merugikan UMKM. Oleh karena itu, kami merevisi Permendag 50/2020. Itu sudah selesai, tinggal sebentar lagi kirim surat ke Mensesneg agar nanti surat dari Presiden datang, sudah jadi Permendagnya, baru nanti saya tanda tangan," kata pria yang karib disapa Zulhas tersebut saat ditemui IDN Times, di kantornya, Jumat (22/9/2023).

Baca Juga: Mention Jokowi, Richard Sam Bera Ikut Bersuara Pro Kontra Tiktok Shop

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya