Kemenkes: Baru 22 Persen Tenaga Kesehatan yang Divaksinasi COVID-19

Targetnya 1,4 juta nakes sudah divaksinasi pada Februari

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, sampai saat ini jumlah tenaga kesehatan yang telah divaksinasi COVID-19 mencapai lebih dari 132.000 orang atau 22 persen dari total 598.483 tenaga kesehatan.

"Hingga 22 Januari pukul 13.00, jumlah tenaga kesehatan di 13.525 fasilitas layanan kesehatan yang ada di 92 kabupaten/kota di 34 provinsi, sudah mencapai lebih dari 132.000 orang,” kata Nadia seperti disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (22/1/2021).

Baca Juga: Bupati Sleman Positif COVID-19 Setelah Divaksinasi, Ini Kata Kemenkes

2. Sebanyak 598.483 tenaga kesehatan sudah dapat undangan vaksinasi

Kemenkes: Baru 22 Persen Tenaga Kesehatan yang Divaksinasi COVID-19Ilustrasi petugas medis. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Nadia menerangkan, pada tahap awal vaksinasi COVID-19 pemerintah sudah menyebarkan undangan kepada 598.483 tenaga kesehatan untuk mendapatkan vaksinasi, dari target sebanyak 1,4 juta.

Sisanya, sebanyak 888.282 tenaga kesehatan sudah mulai diberikan undangan pada 21 Januari 2021.

“Jika ada tenaga kesehatan yang belum terdaftar di tahap pertama, kemungkinan berada di kelompok kedua,” ucap Nadia.

2. Tercatat 20.154 tenaga kesehatan tidak bisa divaksinasi

Kemenkes: Baru 22 Persen Tenaga Kesehatan yang Divaksinasi COVID-19Ilustrasi tenaga medis. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Namun, ada 20.154 tenaga kesehatan yang tidak bisa divaksinasi atau vaksinasi ditunda karena sejumlah alasan. Di antaranya merupakan penyintas atau memiliki penyakit bawaan atau sedang hamil.

“Tenaga kesehatan yang ditunda vaksinasi karena penyakit bawaan paling banyak disebabkan hipertensi” tambah Nadia.

3. Diharapkan pada Februari target vaksinasi 1,4 juta tenaga kesehatan tercapai

Kemenkes: Baru 22 Persen Tenaga Kesehatan yang Divaksinasi COVID-19Perawat ICU RSPP Modular Simprug, Novi Citra Lenggana (Dok. Humas RSPP)

Vaksinasi kepada tenaga kesehatan masih akan terus berlangsung dan diharapkan hingga Februari dapat mencapai target 1,4 juta orang.

Nadia menegaskan, vaksinasi sangat penting diberikan kepada tenaga kesehatan untuk mengurangi tingkat keparahan penyakit, sehingga mengurangi jumlah tenaga kesehatan yang meninggal.

“Kita sudah kehilangan lebih dari 600 tenaga kesehatan dan ini merupakan kehilangan terbesar bagi bangsa Indonesia. Mari kita putus bersama mata rantai penyebaran COVID-19 melalui vaksinasi,” ujarnya.

4. Reaksi setelah vaksinasi hanya ringan

Kemenkes: Baru 22 Persen Tenaga Kesehatan yang Divaksinasi COVID-19Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 saat simulasi pelayanan vaksinasi di Puskesmas Kemaraya, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (18/12/2020). Simulasi tersebut dilaksanakan agar petugas kesehatan mengetahui proses penyuntikan vaksinasi COVID-19 yang direncanakan pada Maret 2021. (ANTARA FOTO/Jojon)

Nadia menjelaskan, vaksinasi memiliki manfaat yang lebih besar dibanding risikonya, karena risiko efek sampingnya rendah.

Berdasarkan laporan dari Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau Komnas KIPI, semua reaksi bersifat sementara dan tidak ada kejadian yang sifatnya serius.

Sampai saat ini, Komnas KIPI menerima 30 laporan dari tenaga kesehatan (nakes) yang mendapat vaksin COVID-19.

Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari mengungkapkan, dari  laporan yang diterima hanya reaksi ringan pasca-vaksinasi yang terjadi, dan semua sesuai dengan yang dilaporkan jurnal-jurnal dan di tempat lain.

"Ada 30 laporan KIPI COVID-19 dari seluruh Indonesia yang masuk hingga kemarin malam. Mereka rata-rata mengalami gatal, kemerahan, pegal, pusing, mual, nafsu makan menurun, lemas, hingga mengantuk. Sebagian besar tidak memerlukan pengobatan," terang Hindra dalam kanal Youtube Lawan COVID-19, Kamis (21/2020).

Baca Juga: Kemendagri Sebut Kepala Daerah Punya Peran Penting Sukseskan Vaksinasi

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya