Dapat Izin Kemenkes, Efektifkah Alat Deteksi COVID-19 Buatan UGM?

GeNose masih tahap uji klinis tahap 4

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan menyatakan izin edar alat deteksi COVID-19 buatan tim riset Universitas Gadjah Mada (UGM) bernama "GeNose" bersifat 'Emergency Use Authorization'.

"GeNose masih proses uji klinis sebenarnya dan izin yang dikeluarkan untuk masa pandemik saja. Nantinya saat penggunaannya nanti dilakukan evaluasi yang disebut dengan clinical trial fase 4," terang Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Prof. dr. Abdul Kadir dalam diskusi virtual, Senin (28/12/2020).

1. GeNose masih tahap uji klinis fase 4

Dapat Izin Kemenkes, Efektifkah Alat Deteksi COVID-19 Buatan UGM?GeNose besutan UGM. Dok: istimewa

Dia menerangkan saat ini standar untuk mendiagnosa virus COVID-19 masih menggunakan Swab PCR. Namun penggunaan Rapid Test Antigen juga dianggap cukup mumpuni dengan validitas sebesar 85 persen.

"GeNose ini kan masih dalam uji klinis fase 4, untuk melihat sejauh mana efikasi, validitas, sensitivitas, dan spesifisitas alat tersebut yang kemudian akan dibandingkan dengan Swab PCR," paparnya.

Baca Juga: [LINIMASA-4] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

2. GeNose dapat izin edar Kemenkes

Dapat Izin Kemenkes, Efektifkah Alat Deteksi COVID-19 Buatan UGM?ugm.ac.id

Sebelumnya, alat berbasis embusan napas ini telah mendapatkan izin dengan nomor Kemenkes RI AKD 20401022883, yang terbit pada Kamis (24/12/2020).

"Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan luar biasa dari banyak pihak GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar untuk mulai dapat pengakuan oleh regulator, yakni Kemenkes, dalam membantu penanganan COVID-19 melalui skrining cepat," kata Ketua tim pengembang GeNose Prof Kuwat Triyana seperti dikutip dari ANTARA, Sabtu (26/12/2020).

3. GeNose C19 siap diproduksi massal

Dapat Izin Kemenkes, Efektifkah Alat Deteksi COVID-19 Buatan UGM?Dok.Kemenristek/BRIN

Pada tahap awal, tim riset UGM yang didanai Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kemenristek/BRIN membuat 100 unit GeNose C19. Alat itu akan didistribusikan, dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal.

Kuwat juga berharap dapat melakukan 120 tes per alat atau totalnya 12 ribu orang sehari. Angka 120 tes per alat itu dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan 3 menit termasuk pengambilan napas.

"Sehingga, satu jam dapat mengetes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama 6 jam," tutur dia.

Optimalisasi GeNose diharapkan bisa terwujud bila dilakukan secara tepat sasaran, seperti di bandara, stasiun kereta, dan tempat keramaian lainnya termasuk di rumah sakit, termasuk ke BNPB yang dapat mobile mendekati suspect COVID-19. Namun demikian, Kuwat menegaskan, penggunaan GeNose tidak memungkinkan untuk keperluan pribadi.

Baca Juga: UGM Ciptakan GeNose, Alat Pendeteksi COVID-19 Melalui Embusan Napas

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya