Kemenkes: Varian COVID-19 Deltacron Belum Terdeteksi di Indonesia 

Satgas COVID-19 tunggu pengumuman WHO tentang Deltacron

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan sampai saat ini pemerintah belum mendeteksi kasus varian COVID-19, Deltacron di Indonesia.

Nadia juga menegaskan vaksin COVID-19 jenis apapun yang saat ini digunakan, masih efektif untuk mempertahankan diri dari COVID-19, termasuk sub varian Omicron BA.1 maupun BA.2 atau varian Siluman.

"Kuncinya kita harus lengkapi vaksinasi dua dosis, serta perlu menambah dosis ketiga atau booster, untuk menambah pertahanan kita dari sub varian Omicron ini. Tidak lupa, tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat,” jelas Nadia dalam siaran tertulis, Rabu (16/3/2022).

Baca Juga: Varian Deltacron Lebih Mematikan? Begini Penjelasan Ketua Satgas IDI  

1. Sebanyak 56 persen penduduk Indonesia dapat vaksin dosis lengkap

Kemenkes: Varian COVID-19 Deltacron Belum Terdeteksi di Indonesia Vaksinasi untuk ibu hamil di Sumut mulai digeber. Capaian vaksinasi di daerah itu masih terbilang rendah. (Amri Simatupang/Humas USU)

Saat ini, kata Nadia, vaksinasi kepada masyarakat sudah lebih dari 350 juta dosis. Dari total 270 juta penduduk Indonesia, cakupan vaksinasi lengkap dua dosis sudah diberikan kepada sekitar 56 persen.

"Target vaksinasi dosis dua diusahakan untuk mencapai rata-rata 750 ribu dosis per hari. Dengan begitu mempercepat pembentukan herd immunity bagi 70 persen lebih populasi di Indonesia," imbuhnya.

2. Tunggu WHO umumkan nama dan karakteristik Deltacron

Kemenkes: Varian COVID-19 Deltacron Belum Terdeteksi di Indonesia Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Sementara, Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 masih menunggu pengumuman resmi perkembangan karakteristik Deltacron dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Profesor Wiku Adisasmito, menjelaskan penamaan resmi varian Deltacron belum ditetapkan WHO.

"Data terkait karakteristiknya pun masih sangat terbatas meskipun WHO mambahasnya dalam pertemuan Technical Advisory Group on Virus Evolution atau grup penasihat teknis, terkait evolusi virus yang dihadiri para pakar virus," ujarnya, dikutip dari laman covid.19, Rabu (16/3/2022).

Baca Juga: Satgas COVID-19: Tunggu WHO Umumkan Nama dan Karakteristik Deltacron 

2. Dampak keparahan akibat Deltacron masih diteliti

Kemenkes: Varian COVID-19 Deltacron Belum Terdeteksi di Indonesia Ilustrasi pasien di rumah sakit (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Wiku mengatakan hasil pertemuan yang diadakan WHO dengan pakar virus di seluruh dunia menyatakan, dampak varian Deltacron terhadap indikator epidemiologi maupun tingkat keparahan gejalanya, belum bisa dipastikan.

"Dampak varian ini terhadap indikator epidemiologi maupun tingkat keparahan gejala belum dapat dipastikan dan masih terus diteliti," imbuhnya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya