Kisah Bocah 8 Tahun Rawat 4 Anggota Keluarganya yang Lumpuh di Sulut
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Seorang anak berusia 8 tahun di Siau Timur, Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara berjuang merawat empat anggota keluarga yang semuanya mengalami disabilitas.
Lynsein Manope merawat sendiri ibu, nenek dan kedua pamannya. Diketahui sang ibu yakni Matilda Manope mengalami kelumpuhan sejak 7 tahun lalu, pasca melahirkan Lynsein.
Sementara, Neneknya, Rokania Daraeng (60 tahun) sudah 12 tahun terbaring di tempat tidur karena penyakit syaraf. Sedangkan Pamannya, Renelson Manope dan Renikson Manope (32 tahun) mengalami kram dan kaku pada tangan dan kaki, sehingga saat ini untuk bergerak bertumpu pada lutut.
1. Menteri Sosial Tri Rismaharini terjunkan dua petugas
Mendengar informasi terkait kehidupan anak tersebut, Menteri Sosial Tri Rismaharini menugaskan dua pejabat tinggi madya untuk menemui langsung kediaman Lynsein.
Bersama dengan petugas dari Sentra Tumou Tou Manado sebagai UPT milik Kementerian Sosial, Sekretaris Ditjen Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial, Salahuddin Yahya dan Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Soepomo, bergerak menuju Siau Timur, untuk memberikan respon kasus.
2. Risma pastikan Lynsein dapat bantuan
Soepomo menyatakan, kedatangan mereka atas arahan Mensos agar untuk memastikan anak tersebut mendapatkan bantuan negara.
Editor’s picks
"Sesuai arahan Mensos negara harus hadir dengan representasi Kemensos memberikan upaya terbaik," ujarnya melalui siaran tertulis.
3. Keluarga Lynsein mendapatkan layanan kesehatan
Diketahui berdasarkan hasil asesmen Sentra Tumou Tou Manado, ibu dan pamannya direkomendasikan untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut di Rumah Sakit di Manado.
Sementara itu, neneknya, Rokania Daraeng direkomendasikan oleh Puskesmas setempat untuk mendapat perawatan di rumah dengan pemantauan dari Dinas Sosial, pendamping PKH, dan TKSK.
"Lynsein juga mendapatkan layanan kesehatan berupa screening medis awal. Hal ini guna mengantisipasi anak mengalami kelumpuhan serupa seperti anggota keluarganya," ujar Soepomo.
4. Kemensos berikan bantuan ATENSI
Selain layanan kesehatan Kementerian Sosial memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa alat bantu penyandang disabilitas, sembako, alat rumah tangga berupa kasur, galon, dispenser, bak penampungan air, kompor, dan tabung elpiji.
Salahuddin menyampaikan, respon kasus ini adalah upaya pemerintah untuk hadir semakin dekat dengan masyarakat.
Intervensi tidak hanya respon awal. Pertolongan pertama yang diberikan berupa bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Bantuan ini juga terintegrasi dengan bantuan sosial lainnya di Kementerian Sosial, seperti program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dan Program Kewirausahaan (Prokus).