Lonjakan Kasus COVID-19 di Indonesia Disebabkan Omicron XBB 1.5
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan mencatat terdapat kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia. Kenaikan kasus ini didominasi oleh subvarian Omicron XBB 1.5 yang juga menjadi penyebab gelombang infeksi COVID-19 di Eropa dan Amerika Serikat.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan selain adanya subvarian baru yakni Omicron XBB 1.5, Indonesia juga sudah mendeteksi adanya subvarian EG2 dan EG5.
"Meskipun ada kenaikan, namun kasus ini masih jauh lebih rendah dibandingkan saat pandemik yang mencapai 50.000 sampai 400.000 kasus per minggu," ujarnya dalam keterangan, Jumat (8/12/2023).
1. Kasus bertambah rata-rata sampai 40 per hari
Maxi menerangkan berdasarkan data Kemenkes per 6 Desember 2023, rata-rata kasus harian COVID-19 bertambah sebanyak 35 sampai 40 kasus. Sementara, pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit tercatat antara 60 sampai 131 orang.
"Dengan tingkat keterisian rumah sakit saat ini sebesar 0.06 persen dan angka kematian 0 sampai 3 kasus per hari," katanya.
Editor’s picks
2. Jika punya gejala covid segera lakukan tes
Maxi mengingatkan, masyarakat perlu waspada apabila mengalami gejala penyakit yang mengarah pada COVID-19, yakni batuk, pilek, demam dan gangguan pernapasan, agar segera melakukan pemeriksaan antigen.
“Dengan naiknya ini, siapa yang punya gejala sebaiknya dilakukan testing rapid antigen dan dilaporkan dan tentu dengan kesadaran melakukan isolasi mandiri kalau gejala ringan, kalau berat ke rumah sakit,” tuturnya.
3. Vaksinasi gratis sampai akhir tahun
Selain disiplin prokes, ia juga mendorong masyarakat terutama kelompok rentan agar menyegerakan vaksinasi COVID-19 baik dosis lengkap maupun booster.
“Lakukan vaksinasi booster, sampai akhir tahun masih gratis untuk seluruh masyarakat. Tahun depan, hanya untuk kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan penyakit penyerta serta immunocompromised (orang yang memiliki masalah dengan sistem imun),” jelas dia.