Menkes: Anak Varian Delta AY.23 Terbanyak Ada di Indonesia 

COVID-19 terus bermutasi di berbagai tempat

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan varian Delta COVID-19 terus bermutasi, bahkan ia mengistilahkan varian Delta sudah mempunyai anak dan cucu.

Budi menerangkan varian delta dengan kode B 1617.2 saat ini sudah mempunyai anak ada AY2.4, AY 2.3, dan AY 4, bahkan sudah mempunyai cucu disebut AY 4.2 atau varian Delta Plus yang dominan menyerang Inggris.

"Yang terbanyak di Indonesia itu anaknya atau sub-variannya AY.23 dan AY.24," ujar Menkes dipantau dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin (15/11/2021).

1. AY.4.2 atau varian Delta Plus belum masuk Indonesia

Menkes: Anak Varian Delta AY.23   Terbanyak Ada di Indonesia Ilustrasi mobilitas masyarakat selama PPKM Darurat (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Budi menyebutkan semua varian Delta baik orang tua, sub-variannya, maupun anak dan cucunya memiliki mutasi genetik.

"Nah, di Indonesia sendiri AY.4 sudah ada, AY.23 sudah ada, AY.4.2 belum ada. Semua varian Delta, anaknya, sub-sub variannya, cucunya itu memiliki mutasi genetik yang mirip," kata dia.

2. Kekebalan yang terbentuk ampuh tangkal varian baru COVID-19

Menkes: Anak Varian Delta AY.23   Terbanyak Ada di Indonesia Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Meski demikian, Budi memastikan, jenis-jenis vaksin COVID-19 di Indonesia masih cukup ampuh menghadapi varian-varian baru virus corona.

"Kesimpulan kami, sampai sekarang kalau ada varian virus yang masuk, (baik) anak atau cucuya, insyaallah harusnya kekebalan yang sudah terbentuk masih cukup untuk menanggulangi," ujarnya.

3. Varian Delta AY.4.2 menjadi penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Eropa

Menkes: Anak Varian Delta AY.23   Terbanyak Ada di Indonesia Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen tiba untuk konferensi tingkat tinggi Uni Eropa pertama setelah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Brussels, Belgia, Sabtu (18/7/2020) (ANTARA FOTO/Olivier Matthys/Pool via REUTERS)

Diketahui, virus varian Delta, AY.4.2 menjadi penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Inggris dan sejumlah negara Eropa. Sementara varian AY.23 banyak menyebar di Singapura.

Menkes Budi mengatakan saat ini pemerintah Indonesia juga fokus untuk mencegah peningkatan kasus COVID-19, yang berpotensi terjadi pada libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

“Arahan Bapak Presiden agar dipastikan jangan sampai di acara atau di waktu Nataru (Natal dan Tahun Baru) terjadi lonjakan gelombang berikutnya,” katanya.

Menkes mengatakan pengendalian COVID-19 di saat Nataru akan sangat memengaruhi penyelenggaraan berbagai ajang besar yang akan dilaksanakan di Tanah Air.

“Akan ada banyak acara-acara penting tahun depan, seperti G20 yang sangat bergantung kepada kepercayaan pimpinan-pimpinan dunia bagaimana Indonesia bisa menangani kondisi (pandemik), terutamanya di Nataru ini. Kalau ada lonjakan, akan sangat mengganggu kehadiran mereka dan suksesnya acara tersebut,” ujarnya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya