Ngeri, LaporCovid-19 Sebut 19 Ribu Data Kematian Tak Tercatat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Gerakan masyarakat, LaporCovid-19, mengungkapkan data kematian yang diumumkan pemerintah pusat belum bisa menggambarkan besarnya dampak pandemik COVID-19. Sebab, data tersebut lebih sedikit daripada yang dilaporkan pemerintah daerah.
"Hal ini karena jumlah kematian yang diumumkan pemerintah pusat ternyata masih jauh lebih sedikit dibanding data yang dilaporkan pemerintah daerah," ujar LaporCovid-19 dalam siaran tertulis yang diterima IDN Times, Rabu (11/8/2021).
Berdasarkan data yang dikumpulkan tim LaporCovid-19, ada lebih dari 19 ribu kematian yang sudah dilaporkan oleh pemerintah kabupaten/kota, tapi tidak tercatat di data pemerintah pusat.
1. Terdapat selisih 19.192 kematian pada 7 Agustus 2021
Data dari 510 pemerintah kabupaten atau kota yang dikumpulkan tim LaporCovid-19 menunjukkan, hingga 7 Agustus 2021, terdapat 124.790 warga yang meninggal dengan status positif COVID-19.
Sementara itu, jumlah kematian akibat COVID-19 yang dipublikasikan pemerintah pusat pada waktu yang sama sebanyak 105.598 orang.
"Artinya, antara data pemerintah kabupaten atau kota dengan pemerintah pusat, terdapat selisih 19.192 kematian," paparnya.
Baca Juga: LaporCovid-19: Pemerintah Harus Benahi Data Kematian, Bukan Abaikan
2. Sepuluh provinsi dengan tingkat selisih kematian terbanyak
LaporCovid-19 menjabarkan 10 provinsi dengan selisih angka kematian akibat COVID-19 terbesar. Berikut rinciannya:
- Jawa Tengah: -9,662
- Jawa Barat: -6,215
- DI Yogyakarta: -889
- Papua: -663
- Kalimantan Barat: -643
- Sumatera Utara: -616
- Kalimantan Tengah: -301
- Jawa Timur: -294
- Banten: -140
- Nusa Tenggara Barat: -112
Editor’s picks
Kemudian pada 7 Agustus 2021, 10 provinsi dengan jumlah kematian terbesar adalah sebagai berikut:
- Jawa Tengah: 31.914
- Jawa Timur: 2.297
- Jawa Barat: 16.534
- DKI Jakarta: 12.750
- DI Yogyakarta: 4.737
- Kalimantan Timur: 3.886
- Riau: 2.828
- Lampung: 2.603
- Banten: 2.437
- Bali: 2.385
"Sebanyak 10 provinsi tersebut merepresentasikan 82,5 persen jumlah kematian positif COVID-19 di Indonesia," imbuhnya.
3. Total kematian terkait pandemik di Indonesia capai 151.116 jiwa
Selain itu, LaporCovid-19 mengungkapkan, data kematian yang selama ini dipublikasikan pemerintah belum mencakup kematian warga dengan status probable. Berdasarkan data yang dikumpulkan LaporCovid-19, akumulasi kematian probable di Indonesia setidaknya telah mencapai 26.326 jiwa.
"Oleh karena itu, jika kematian positif COVID-19 diakumulasikan dengan kematian probable, total kematian terkait pandemi di Indonesia telah mencapai 151.116 jiwa," terangnya.
4. LaporCovid-19 desak pemerintah daerah publikasi data kematian pasien isoman
Di sisi lain, jumlah kematian yang terjadi di luar rumah sakit belum tercatat secara baik dalam sistem pencatatan milik pemerintah. Padahal, berdasar data yang dikumpulkan tim LaporCovid-19, banyak warga yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri di rumah atau tempat lain.
Sejak awal Juni hingga 7 Agustus 2021, tim LaporCovid-19 mencatat sedikitnya 3.007 warga meninggal di luar rumah sakit. Jumlah kematian yang sesungguhnya bisa jadi jauh lebih banyak karena data itu baru berasal dari 108 kota/kabupaten di 25 provinsi.
Apalagi, saat ini hanya satu provinsi, yakni DKI Jakarta, yang mempublikasikan data kematian warga saat isolasi mandiri.
"Oleh karena itu, LaporCovid-19 mendesak pemerintah daerah lainnya untuk mempublikasikan data jumlah kematian warga saat isolasi mandiri. Keterbukaan ini penting agar masyarakat makin memahami dampak pandemi COVID-19," tegasnya.
Baca Juga: Duh! Sejak Awal Juli, 362 Pasien Isoman di Kota Bekasi Meninggal