Risma Beberkan Strategi Atasi Kemiskinan di Depan 21 Negara

Risma cerita soal gelandangan diberi pekerjaan di perusahaan

Jakarta, IDN Times - Menteri Sosial Tri Rismaharini memaparkan strategi terkait penanganan permasalahan sosial di Indonesia dalam perhelatan “Excellence in Leadership Medallion Award” dari Asia Pacific Academic Consortium For Publich Health (APACPH) 52nd yang digelar secara virtual.

Tema APACPH tahun 2021, “Enhancing Public Health Strategies During Industrial Revolution 4.0 and the COVID-19 Pandemic”. APACPH sendiri adalah suatu konsorsium yang beranggotakan lebih dari 60 institusi public health di 21 negara wilayah Asia-Pacific.

Risma mengatakan Kementerian Sosial (Kemensos) telah melaksanakan berbagai upaya penanganan permasalahan sosial dalam lingkup pengentasan kemiskinan di Indonesia, termasuk selama masa pandemi COVID-19 meliputi perlindungan sosial, rehabilitasi sosial, dan pemberdayaan sosial.

1. Kemensos berikan pekerjaan bagi PPKS

Risma Beberkan Strategi Atasi Kemiskinan di Depan 21 NegaraMensos Risma serahkan 15 PPKS Bekerja di Waskita (Dok. Kemensos)

Risma menerangkan perlindungan sosial terhadap kasus para Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) sebagai bagian dari penanganan terhadap permasalahan sosial, seperti pemulung, gelandangan, pengemis serta kelompok rentan lainnya.

“Para PPKS itu dibawa ke Balai Budi Luhur di Bekasi dan diberikan keterampilan vokasional dan diubah pola pikir mereka, selanjutnya diberikan pekerjaan di perusahaan seperti PT Wika dan PP Properti, ” ujar Risma.

Baca Juga: Dukung Pendidikan Anak Gang Dolly, Risma Beri 105 Tablet Gratis

2. Pemberian bantuan terhadap penyandang disabilitas

Risma Beberkan Strategi Atasi Kemiskinan di Depan 21 NegaraMenteri Sosial RI Tri Rismaharini blusukan dan menyapa pemulung di bawah fly over Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (6/1/2021) (Dok. Kemensos)

Selain itu, Kemensos juga melakukan penanganan bagi para korban bencana alam maupun non alam, juga terhadap para penyandang disabilitas dan memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) bagi yatim, piatu dan yatim piatu agar mereka bisa berdaya dan mandiri.

“Kami punya pengalaman menangani penyandang disabilitas dengan memberikan bantuan motor roda tiga kepada Gading seorang pemuda yang berjualan kopi keliling dan setelah mendapat bantuan menjadi lebih berdaya,” kata Risma.

3. Sarjana dan praktisi kesehatan masyarakat harus mengambil bagian

Risma Beberkan Strategi Atasi Kemiskinan di Depan 21 NegaraWarga yang juga pedagang pasar menerima suntikan vaksin COVID-19, di Pasar Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (22/6/2021). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra.

Dalam Konferensi Kesehatan Masyarakat Konsorsium Akademik Asia Pasifik atau APACPH ke-52 persoalan yang menjadi sudut pandang adalah tentang pentingnya mengatasi masalah kesehatan global dan hambatan yang terkait dengan peran kesehatan masyarakat, sehingga diperlukan komunikasi antara peneliti, pengambil keputusan, profesional kesehatan, mahasiswa, dan dosen.

Menindaklanjuti tantangan tersebut, para sarjana dan praktisi kesehatan masyarakat harus mengambil bagian dari solusi. Salah satunya dengan intervensi kesehatan masyarakat lebih hemat biaya atau lebih setara dengan intervensi perawatan kesehatan.

"Ada cara lain untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan mengembangkan berbagai kebijakan dan undang-undang kesehatan, mengoptimalkan keuangan kesehatan global, dan komitmen politik untuk menjadikan kesehatan dan kesejahteraan sebagai prioritas," papar Risma.

 

Baca Juga: Risma Sering Marah, Anggota DPD: Wajar Kesal Bantuan Rakyat Dimainkan!

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya