Tok! Mulai Hari Ini Bayi Baru Lahir Wajib Skrinning Hipotiroid
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan ulang (relaunching) program Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) bayi baru lahir di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono, menyebutkan dengan pencanangan tersebut, ke depan pemeriksaan SHK atau pemeriksaan kekurangan hormon tiroid bawaan, wajib dilakukan kepada semua bayi baru lahir.
“Mulai hari ini, semua bayi yang lahir di Indonesia harus diperiksa SHK untuk menjaring apabila ada risiko kelainan dalam tumbuh kembang anak,” kata Wamenkes dalam siaran tertulis, Kamis (1/9/2022).
Baca Juga: Mengenal Penyebab dan Penanganan Hipotiroid Kongenital
1. Gejala khas baru muncul seiring bertambahnya usia anak
Dante mengatakan hal ini merupakan implementasi dari transformasi layanan primer yang menekankan pada upaya promotif preventif, mengingat sebagian besar kasus kekurangan Hipotiroid Kongenital tidak menunjukkan gejala, sehingga tidak disadari orang tua si bayi.
"Gejala khas ini baru muncul seiring bertambahnya usia anak," ujarnya.
2. Skrining dilakukan sampel darah pada tumit bayi
Editor’s picks
Dante menerangkan SHK adalah skrining atau uji saring yang dilakukan pada bayi baru lahir, untuk memilah bayi yang menderita Hipotiroid Kongenital (HK) dan bayi yang bukan penderita.
"Pada pelaksanaannya, Skrining Hipotiroid Kongenital dilakukan dengan pengambilan sampel darah pada tumit bayi yang berusia minimal 48 sampai 72 jam dan maksimal 2 minggu, oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan pemberi layanan Kesehatan Ibu dan Anak (baik FKTP maupun FKRTL), sebagai bagian dari pelayanan neonatal esensial," katanya.
Baca Juga: 5 Penyebab Kaki Terasa Sakit saat Bangun Tidur, Bisa Jadi Hipotiroid
3. Setetes darah tumit menyelamatkan hidup anak-anak bangsa
Dante menerangkan darah diambil 2-3 tetes dari tumit bayi, kemudian diperiksa di laboratorium. Apabila hasilnya positif, bayi harus segera diobati sebelum usianya satu bulan agar terhindar dari kecacatan, gangguan tumbuh kembang, keterbelakangan mental dan kognitif.
“Setetes darah tumit menyelamatkan hidup anak-anak bangsa. Karena begitu kita tahu kadar tiroidnya rendah langsung kita obati. Pengobatannya bisa berlangsung seumur hidup supaya mereka bisa tumbuh dan berkembang secara optimal,” ujar Wamenkes.