ilustrasi ginjal (IDN Times/Aditya Pratama)
Sejak akhir bulan Agustus 2022, Kemenkes IDAI mendapat laporan adanya peningkatan kasus gagal ginjal akut yang tajam pada anak, terutama pada balita. Sampai saat ini, penyebabnya masih belum diketahui dan masih perlu ditelusuri lebih lanjut.
Juru bicara Kemenkes, dr Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa hingga 18 Oktober 2022, kasus gagal ginjal akut pada anak sudah mencapai lebih dari 200 anak dari 20 provinsi di Indonesia.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 99 anak meninggal dunia atau dengan angka kematian sebesar 48 persen. Sementara itu, angka kematian di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai rumah sakit rujukan nasional ginjal, hingga 65 persen. Kemenkes dan IDAI pun kemudian membentuk tim untuk menelusuri kasus lebih lanjut.
Kemenkes bersama BPOM, ahli epidemiologi, IDAI, ahli farmakologi, dan pusat laboratorium forensik terus melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko gangguan ginjal akut.
Dokter Syahril melanjutkan, dalam pemeriksaan sisa sampel obat yang dikonsumsi pasien, sementara ini ditemukan jejak senyawa yang berpotensi menyebabkan gangguan ginjal akut. Saat ini, Kemenkes dan BPOM masih meneliti termasuk kemungkinan faktor risiko lainnya.