Jakarta, IDN Times - Drama pengejaran dan pencarian tersangka kasus dugaan suap PAW, Harun Masiku, terus menjadi pembicaraan hangat. Yang terbaru, kinerja dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikritik karena tak kunjung menangkap kader PDIP tersebut.
Padahal, sudah 20 hari lebih lamanya sejak operasi tangkap tangan KPK, sampai dengan 28 Januari 2020, Harun tak juga diketahui ada di mana dan belum tertangkap.
Dikritik pasif karena tak kunjung mampu menangkap Harun, kinerja KPK lantas dipertanyakan. Dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di tvOne, Selasa (28/1) malam, Juru Bicara KPK Ali Fikri mengklarifikasi penilaian terhadap institusinya tersebut.
"Meski belum tertangkap, tapi perkara ini terus berjalan. Bahkan, kami sudah memeriksa 16 saksi sejauh ini. Jadi tidak benar kalau dibilang KPK tidak pro aktif mencari tersangka Harun," ujar Ali Fikri.
Lebih lanjut, Ali Fikri juga menjelaskan upaya apa saja yang sudah dilakukan KPK untuk mengejar dan mencari tahu di mana Harun sekarang berada.
"KPK sudah menggeledah tiga tempat untuk mengembangkan kasus ini. Kami sudah menggeledah ruang kerja Wahyu Setiawan di Kantor KPU, kami juga menggeledah rumah dinas Wahyu, serta sempat menggeledah apartemen Harun Masiku dan mencari bukti elektronik," kata Ali lagi.
Lebih lanjut, ketika dibandingkan antara kemampuan KPK saat menangkap Nazaruddin di Kolombia dengan kemampuan KPK mengejar Harun Masiku yang berlarut-larut, lagi-lagi Ali Fikri memberikan pembelaan.
"Bagi kami di KPK, penangkapan Harun Masiku ini hanya masalah waktu saja," kata Ali.