Dugaan Langgar Kampanye Menkominfo Tak Terbukti, Ini Kata Rudiantara

Rudiantara menilai kasus tersebut menunjukan bahwa di dunia maya orang bisa merekayasa sesuai kemauannya.

"Saya sampaikan video utuhnya malah saya baru tahu, kalau video dipotong. Bahkan, saya sampai katakan sembilan kali itu tidak ada kaitan dengan Pilpres," kata dia.

Dalam proses klarifikasi, Rudiantara mendapat sekitar 30 pertanyaan dari Bawaslu RI. Dia hanya menjawab apa adanya sesuai kejadian.

Berkaca dari pengalaman tersebut, Rudiantara ingin Kemkominfo menjadi pemersatu dalam situasi pemilu yang penuh perbedaan politik ini. Dia berharap pesta lima tahunan ini menjadi ajang silaturahmi, dan masyarakat bisa menikmati pesta demokrasi dengan tenang dan senang.

"Layaknya pesta, misal nikahan, khitanan, semua ingin senang, makan enak, silaturahmi juga jalan. Saya ingin pemilu tahun ini rakyat benar-benar menikmati pesta, masak pesta kok berantem," kata dia.

Diketahui beberapa hari lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memenuhi panggilan Bawaslu RI, untuk mengklarifikasi laporan dugaan pelanggaran pemilu dalam acara Kominfo Next, yang ditudingkan kepadanya.

"Tadi koordinasi beberapa hal yang berkaitan dengan tindaklanjut MOU yang ditandatangani bertiga, sama KPU dan Bawaslu waktu itu. Sekaligus juga diminta klarifikasi mengenai kejadian soal 'Yang bayar gaji ibu siapa?' itu aja," ujar Rudiantara dikutip dari Antara. 

Terkait pernyataannya dalam acara Kominfo Next yang dituding menguntungkan salah satu pasangan capres, Rudiantara mengatakan, Bawaslu akan menentukan apakah ia melanggar kampanye atau tidak. 

Yang jelas, kata Rudiantara, dalam bukti rekaman yang diputar, dalam acara tersebut Rudiantara sudah sembilan kali menekankan acara itu tidak ada kaitannya dengan Pilpres 2019. 

Secara terpisah, Ketua Bawaslu RI Abhan membenarkan pihaknya memanggil Rudiantara untuk mengklarifikasi tudingan pelanggaran pemilu.

Menurut Abhan, klarifikasi tersebut adalah prosedur biasa dalam penanganan dugaan pelanggaran pemilu.