Dukung Vaksin Berbayar, Ketua Banggar DPR: Buat Menengah ke Atas

Jakarta, IDN Times - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah, mendukung program vaksinasi berbayar yang akan dijalankan PT Kimia Farma. Dukungan soal vaksin berbayar ini Said ucapkan saat Banggar DPR RI melakukan rapat kerja bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani, Senin (12/7/2021).
Awalnya, Said mengatakan pemerintah telah melakukan program vaksinasi massal gratis ke ratusan juta masyarakat Indonesia. Hal ini dilakukan agar tercipta herd imunity.
"Pemerintah sudah berketetapan hati untuk melakukan vaksinasi massal gratis untuk 170 juta rakyat Indonesia. Itu artinya 170 juta kali dua, bukan hanya kali dua, dengan cadangannya disiapkan oleh pemerintah, totalnya kurang lebih (menyediakan dosis vaksin sebanyak) 400 juta," kata Said, dikutip pada Selasa (13/7/2021).
1. Vaksin berbayar agar masyarakat menengah-atas tak ikut program vaksinasi gratis
Said menambahkan vaksinasi COVID-19 massal tidak bisa langsung diberikan kepada masyarakat begitu saja. Sebab, pemerintah mendatangkan vaksin dari luar negeri.
"Maka ketika vaksin dilakukan tanggal 13-14 Januari, vaksin itu Sinovac, itu berlaku efektif enam bulan. Itu artinya bagi yang dilakukan vaksinasi pertama dan kedua di bulan Januari, dia harus melakukan vaksin kembali di bulan Juli. Dan terus menerus sampai yang diinginkan kawan-kawan disebutnya herd imunity," ucapnya.
Dia melanjutkan beban pemerintah akan bertambah bila harus memberikan vaksin ke semua masyarakat, yakni dari kalangan bawah sampai atas. Dengan adanya vaksin COVID-19 berbayar, lanjutnya, masyarakat kelas menengah dan atas bisa ikut segera melakukan vaksinasi mandiri. Pemerintah hanya tinggal menentukan harga eceran tertinggi (HET) dari vaksin berbayar.
"Karena setiap orang boleh berbisnis, BUMN juga boleh berbisnis. Kalau kemudian orang yang super kaya, kaya, juga harus nimbrung (program vaksinasi nasional) untuk rakyat kecil, kasihan rakyat kecil," ujar dia.
"Yang hendak saya sampaikan sesungguhnya, mari 170 juta itu prioritaskan sekarang untuk masyarakat paling bawah, menengah (ke) bawah. Yang menengah (ke) atas bisa melakukan vaksin sendiri lewat vaksin mandiri," kata Said.