[LINIMASA-2] Perkembangan Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

Update proses vaksinasi COVID-19 di Tanah Air

Jakarta, IDN Times - Indonesia mulai melaksanakan vaksinasi COVID-19 pada Rabu, 13 Januari 2021. Di hari pertama penyuntikan vaksin COVID-19, orang pertama yang disuntik adalah Presiden Joko "Jokowi" Widodo bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan sejumlah tokoh lainnya.

Pada vaksinasi perdana ini, vaksin yang digunakan adalah CoronaVac COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan Sinovac Biotech Ltd asal Tiongkok, bekerja sama dengan Bio Farma dan Universitas Padjajaran (Unpad).

Kepala Badan POM Penny Lukito memastikan, Vaksin Sinovac aman digunakan. Menurutnya, efikasi vaksin Sinovac di Indonesia 65,23 persen. "Efikasi sebesar 65,3 persen dari uji klinis di Bandung menunjukan harapan bahwa vaksin ini mampu menurunkan kejadian penyakit covid," ujar Penny dalam konferensi pers daring, Senin (11/1/2021). 

Penggunaan vaksin ini diizinkan setelah sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa Vaksin Sinovac halal digunakan masyarakat Indonesia. Hal ini berdasarkan hasil kesepakatan dalam Sidang Pleno Komisi Fatwa MUI yang digelar pada Jumat (8/1/2021).

Berikut linimasa ketiga perkembangan vaksinasi COVID-19 di Indonesia, yang dimulai 7 Juli 2021. Proses vaksinasi sebelumnya bisa kamu baca di linimasa pertama. Linimasa sebelumnya bisa diklik di sini.

31 Oktober: Penerima vaksinasi tahap pertama bertambah 510.430, tahap kedua tambah 408.295 orang

Satgas Penanganan Pandemik COVID-19 mencatat ada 510.430 orang yang menerima vaksinasi pertama. Total penerima vaksinasi pertama mencapai 119.662.248 orang.

Satgas juga melaporkan 408.295 orang menerima vaksinasi tahap dua hari ini sehingga total yang menerima vaksinasi tahap kedua mencapai 73.698.983 orang.

Sementara melaporkan 3.795 orang menerima vaksinasi tahap tiga hari ini sehingga total yang menerima vaksinasi tahap ketiga mencapai 1.134.177 orang.

Secara total, Satgas menargetkan sasaran vaksinasi dapat menembus angka 208.265.720 orang.

30 Oktober: Bertambah 1.462.704 orang, total penerima vaksinasi pertama 119.151.818 orang

Satgas Penanganan Pandemik COVID-19 mencatat, ada 1.462.704 orang yang menerima vaksinasi pertama hari ini, Sabtu (30/10/2021). Total penerima vaksinasi pertama mencapai 119.151.818 orang.

Satgas juga melaporkan 1.229.611 orang menerima vaksinasi tahap dua hari ini, sehingga total yang menerima vaksinasi tahap kedua mencapai 73.290.688 orang.

Sedangkan yang menerima vaksinasi ketiga atau booster sebanyak 8.457 orang, sehingga total sudah ada 1.130.382 orang yang mendapat vaksinasi ketiga.

29 Oktober: Sebanyak 1.068.833 orang menerima vaksinasi pertama hari ini

Satgas Penanganan Pandemik COVID-19 mencatat, ada 1.068.833 orang yang menerima vaksinasi pertama hari ini, Jumat (29/10/2021). Total penerima vaksinasi pertama mencapai 117.689.114 orang.

Satgas juga melaporkan 961.208 orang menerima vaksinasi tahap dua hari ini, sehingga total yang menerima vaksinasi tahap kedua mencapai 72.061.077 orang.

Selain itu, Satgas mencatat 5.043 orang menerima vaksin dosis ketiga. Total penerima vaksin dosis ketiga mencapai 1.121.925 per hari ini.

Secara total, Satgas menargetkan sasaran vaksinasi dapat menembus angka 208.265.720 orang.

28 Oktober: Sebanyak 1.117.757 orang vaksinasi COVID-19 dosis pertama

Satgas Penanganan Pandemik COVID-19 merilis data vaksinasi terbaru sepanjang Kamis (28/10/2021) tercatat ada penambahan 1.117.757 orang vaksinasi COVID-19 dosis pertama. Dengan demikian, total penerima vaksinasi dosis pertama 116.620.281 orang.

Satgas juga melaporkan 986.251 orang menerima vaksinasi dosis kedua hari ini, sehingga totalnya menjadi 71.099.869 orang. Sedangkan, orang yang sudah vaksinasi tahap ketiga bertambah 3.483, atau menjadi 1.116.882 orang.

Sementara target vaksinasi di Indonesia sebanyak 208.265.720 orang.

Hari ini, Indonesia juga kedatangan 12 juta dosis vaksin COVID-19 yang diterima sejak Selasa, 26 Oktober hingga Kamis (28/10/2021). Pengiriman itu terbagi dalam empat tahap yaitu 101,102,103, dan 104.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Usman Kansong, mengatakan kedatangan belasan juta dosis vaksin ini semakin memastikan percepatan vaksinasi yang digalakkan pemerintah berjalan optimal.

“Dengan kedatangan vaksin kali ini, termasuk kedatangan vaksin kemarin, Indonesia telah kedatangan lebih dari 300 juta dosis vaksin, tepatnya 305.735.960 dosis, baik vaksin jadi maupun bahan baku atau bulk," kata Usman, dilansir ANTARA, Kamis (28/10/2021).

Pada tahap ke-101 ada 4 juta vaksin Sinovac yang sudah siap pakai tiba pada Selasa, 26 Oktober 2021. Selanjutnya pada Rabu, 27 Oktober 2021 sebanyak 4 juta vaksin Sinovac kembali datang untuk memenuhi kebutuhan percepatan vaksinasi COVID-19 nasional.

Kemudian, pada hari ini ada dua tahap kedatangan vaksin yaitu tahap ke-103 dan ke-104 melengkapi sekitar 12 juta vaksin yang tiba di Indonesia dua hari sebelumnya. Kedatangan pertama berjumlah 677.430 dosis vaksin jadi dari Pfizer, sedangkan kedatangan kedua berjumlah 4 juta vaksin jadi dari Sinovac.

27 Oktober: Lebih dari 2 juta orang terima vaksin COVID-19

Satgas Penanganan Pandemik COVID-19 merilis data vaksinasi terbaru sepanjang Rabu (27/10/2021). Pada hari ini, lebih dari dua juta orang di Indonesia yang menerima vaksinasi COVID-19.

Ada 1.115.423 orang yang menerima vaksinasi dosis pertama pada hari ini. Jadi, warga Indonesia yang sudah menerima vaksin dosis pertama hingga hari ini mencapai 115.502.524 orang.

Sementara, dosis kedua diberikan kepada 9.83.496 orang Indonesia pada hari ini. Sehingga, jumlah warga Indonesia yang menerima vaksinasi tahap kedua mencapai 70.113.618 orang.

Satgas juga mencatat, ada 3.076 orang yang menerima vaksin dosis ketiga. Dengan demikian, sudah 1.113.399 orang Indonesia yang menerima vaksin booster.

Kemarin, Indonesia juga mendapat tambahan vaksin Sinovac sebanyak satu juta dosis. Ini merupakan vaksin tahap ke-100 yang diterima Indonesia dari hibah pemerintah Republik Rakyat Tiongkok.

26 Oktober: Vaksin booster tengah dikaji

Lebih dari satu juta orang di Indonesia menerima vaksin COVID-19 sepanjang Rabu (26/10/2021). Setidaknya, ada 1.191.734 orang yang menerima vaksin dalam pada hari ini.

Jumlah itu terbagi dalam dosis satu, dua, dan tiga. Ada 922.722 orang di Indonesia yang menerima vaksin dosis pertama hari ini.

Jadi, sudah ada 114.347.101 orang di Indonesia yang mendapatkan vaksin dosis pertama

Sementara, 69.130.122 orang sudah mendapat vaksin dosis kedua atau bertambah 866.113 orang dari kemarin. Kemudian, vaksin tahap ketiga bertambah 2.899 orang, menjadi 1.110.323 secara keseluruhan.

Terkait vaksin dosis ketiga, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan tahun depan pemerintah bisa saja membukanya. Sampai sekarang, keputusan terkait booster masih dikaji.

Budi menuturkan jenis vaksin yang cocok tengah dibahas. Diharapkan, pada akhir 2021, keputusan bulat sudah didapat dan vaksinasi booster sudah bisa dilakukan.

"Sekarang sedang dikaji oleh lembaga penelitian mana yang lebih baik, antara Sinovac-Sinovac booster Sinovac, atau Sinovac-Sinovac booster AstraZeneca atau Sinovac-Sinovac dan Pfizer, atau AstraZeneca-AstraZeneca sama AstraZeneca atau Sinovac dan Pfizer," kata Budi dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (26/10/2021).

25 Oktober: Jokowi sorot perkembangan vaksinasi di Indonesia

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan vaksinasi COVID-19. Jokowi meminta kepada jajarannya agar vaksinasi dipercepat.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Penanganan Ekonomi Nasional, Airlangga Hartarto.

Menurut Airlangga, belum semua wilayah di Indonesia yang memenuhi target vaksin secara nasional. Lima daerah di luar Jawa-Bali, ditinjau dari dosis pertama, sudah memenuhi target nasional. Kelimanya adalah Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara.

"Sedangkan, 22 provinsi lainnya masih di bawah target nasional. Arahannya, untuk terus diakselerasi. Bapak Presiden juga memberikan catatan khusus untuk Papua, Aceh, Sumatra Barat, dan Sulawesi Barat, untuk terus ditingkatkan vaksinasinya karena memiliki level terendah yaitu 24 hingga 33 persen," kata dia dalam agenda Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat secara daring, Senin (25/10/2021).

Bukan cuma vaksin dosis pertama, kedua pun jadi sorotan Jokowi karena jumlahnya memang begitu timpang.

Sementara, data dari Satgas COVID-19 mencatat, vaksinasi dosis pertama hari ini sudah berada di angka 113.424.379, bertambah 391.611 orang.

Kemudian, vaksinasi dosis kedua kini totalnya menjadi 68.264.009, naik 348.569 orang. Selain itu, ada tambahan 4.600 orang yang menerima vaksin booster atau dosis ketiga. Sehingga, sudah ada 1.107.424 orang yang mendapat vaksin ketiga.

24 Oktober: Baru 67,9 juta warga yang menerima dua dosis vaksin COVID-19

Jumlah vaksinasi COVID-19 pada hari ini totalnya mencapai 1,5 juta dosis. Angka tersebut terbagi menjadi 760.840 dosis diberikan kepada individu yang baru kali pertama menerima vaksin. Sedangkan 749.708 merupakan dosis kedua yang diberikan kepada warga. 

Sementara, untuk dosis ketiga telah diterima oleh 1.102.824 tenaga kesehatan. Hingga saat ini pemberian dosis ketiga vaksin COVID-19 hanya diperuntukkan bagi nakes. 

Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan, jumlah warga yang telah menerima vaksinasi lengkap dua dosis baru 67,9 juta. Padahal, pemerintah menargetkan 208 juta warga harus menerima vaksinasi penuh untuk mencapai kekebelan komunal. 

Menurut Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, sulitnya mengajak warga untuk melakukan vaksinasi karena masih banyak yang percaya terhadap hoaks mengenai dampak vaksin COVID-19. 

23 Oktober: Pfizer klaim vaksin buatannya aman untuk anak-anak, efektivitas hampir 91 persen

Pfizer menyatakan bahwa dosis vaksin COVID-19 buatannya aman untuk anak-anak, dengan tingkat efektivitas hampir 91 persen dalam mencegah infeksi simtomatik pada anak berusia 5 hingga 11 tahun.

Pernyataan itu disampaikan perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) itu dalam hasil studinya yang dirilis pada Jumat (22/10/2021), di tengah pertimbangan AS untuk memulai vaksinasi untuk kelompok anak-anak dengan usia tersebut.

Dilansir dari CNBC, penyuntikan vaksin pada anak-anak mungkin akan dimulai awal bulan depan, dengan target vaksinasi pada anak-anak kelompok pertama selesai saat Natal tiba. Namun, semua ini akan dilakukan hanya jika mereka mendapat izin dari regulator.

Penasihat Food and Drug Administration (FDA) akan secara terbuka memperdebatkan hasil studi tersebut minggu depan.

22 Oktober: 1.089.264 orang menerima vaksinasi dosis pertama hari ini

Satgas melaporkan ada penambahan 1.089.264 orang yang menerima vaksinasi dosis pertama hari ini. Total penerima vaksinasi dosis pertama mencapai 111.496.041 orang.

Sementara, sebanyak 1.143.519 orang menerima vaksinasi dosis kedua hari ini, sehingga total yang menerima vaksinasi dosis kedua mencapai 66.316.667 orang di Indonesia.

Adapun orang yang menerima vaksin dosis ketiga atau booster sebanyak 8.266 orang, sehingga menjadi 1.092.871 orang.

Secara total, pemerintah Indonesia menargetkan sasaran vaksinasi 208.265.720 orang untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

21 Oktober: Sebanyak 609.911 orang terima vaksin dosis pertama

Jumlah penduduk Indonesia yang menerima vaksin COVID-19 kian bertambah. Pada Kamis (21/10/2021), ada sebanyak 609.911 orang yang menerima vaksin dosis pertama. Sementara, penerima vaksin dosis kedua jumlahnya mencapai 550.456 pada hari ini.

Jadi jumlah orang yang menerima vaksin dosis pertama sudah mencapai 110.406.777 jiwa. Sedangkan penerima vaksin dosis kedua meningkat menjadi 65.173.148 orang.

Ada pula yang menerima vaksin booster atau dosis ketiga. Mereka yang menerimanya umumnya merupakan tenaga kesehatan hingga relawan COVID-19.

Per hari ini, ada 284 orang yang menerima vaksin booster atau dosis ketiga. Sehingga, sudah ada 1.084.605 orang yang menerima vaksin dosis ketiga.

20 Oktober: Sebanyak 791.239 orang vaksinasi dosis pertama

Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan ada penambahan 791.239 orang yang menerima vaksinasi dosis pertama hari ini, rabu (20/10/2021). Total penerima vaksinasi dosis pertama mencapai 109.796.866 orang.

Sementara, sebanyak 613.794 orang menerima vaksinasi dosis kedua hari ini, sehingga total yang menerima vaksinasi dosis kedua mencapai 64.622.692 orang di Indonesia.

Adapun orang yang menerima vaksin dosis ketiga atau booster sebanyak 6.166 orang, sehingga menjadi 1.094.321 orang.

Secara total, pemerintah Indonesia menargetkan sasaran vaksinasi 208.265.720 orang untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sementara, Pemkot Depok melaporkan vaksin Moderna dan Pfizer akan kedaluwarsa pada akhir Desember. Untuk itu, mereka mengejar target vaksinasi kerja sama dengan berbagai pihak.

Untuk menghabiskan vaksinasi yang akan kedaluwarsa, dilakukan berbagai metode pelaksanaan mulai dari jemput warga, bekerja sama dengan RS Universitas Indonesia, Pos Vaksin melalui Dinkes, hingga penelusuran ke tiap RT maupun RW. Selain itu, vaksinasi yang dilaksanakan TNI dan Polri ikut membantu pencapaian target vaksinasi.

“Berdasarkan data yang ada di Dinkes, Moderna dan Pfizer yang akan kedaluwarsa akhir Desember, tapi sudah dijadwal untuk menyelesaikan semua itu. Jumlahnya tidak banyak,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Depok, Dadang Wihana, Depok, Rabu.

19 Oktober: 1 Juta orang mendapatkan vaksinasi dosis pertama

Satgas COVID-19 melaporkan proses vaksinasi COVID-19. Ada penambahan 1.024.611 orang yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama hari ini, sehingga totalnya menjadi 109.005.627 orang.

Kemudian, ada pemambahan 820.098 orang yang menerima vaksinasi dosis kedua, sehingga totalnya 64.008.898 orang.

Sedangkan 4.409 orang yang menerima vaksin booster atau dosis ketiga, sehingga ada 1.078.155 orang yang mendapat vaksin ketiga secara akumulatif.

Sementara, pemerintah menargetkan 208.265.720 warga Indonesia mendapatkan vaksinasi COVID-19.

18 Oktober: 937 ribu orang dapat vaksin dalam sehari

Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan, Senin (18/10/2021), ada 937.705 orang mendapatkan vaksin virus corona dalam sehari. Jumlah tersebut merupakan gabungan dari vaksinasi tahap satu, dua dan tiga.

Rinciannya adalah 477.788 orang yang menerima vaksin dosis pertama, 456.232 orang menerima dosis kedua dan 3.685 orang tenaga kesehatan (nakes) menerima vaksin dosis ketiga atau booster.

Penambahan tersebut membuat total jumlah penerima vaksin di Indonesia bertambah, berikut datanya:

  • Vaksin dosis pertama: 107.981.016 orang.
  • Vaksin dosis kedua: 63.188.800 orang. 
  • Vaksin dosis ketiga: 1.073.746 orang.

17 Oktober: Lebih 2,5 juta dosis vaksin Pfizer tiba di Indonesia

Indonesia kembali kedatangan vaksin tahap ke-91 berupa lebih dari 2,5 juta dosis vaksin Pfizer. Vaksin tersebut langsung didistribusikan ke tiga provinsi. Sebanyak 2.585.700 dosis vaksin jadi Pfizer itu disalurkan ke Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta.

"Segala upaya dilakukan pemerintah untuk menjaga stok vaksin. Lancarnya kedatangan vaksin, membuat upaya percepatan dan perluasan program vaksinasi jadi lebih optimal," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, dalam siaran pers, Minggu (17/10/2021),

Total vaksin yang masuk ke Indonesia, dalam berbagai merek baik vaksin jadi maupun bahan baku sebanyak 285.076.400.

Pembelian vaksin Pfizer ini merupakan komitmen pemerintah dalam mengamankan ketersediaan dan pemerataan vaksin. Selain membeli, pemerintah juga mendapatkan bantuan atau hibah dari kerja sama bilateral dan multilateral.

Hingga kini, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 107 juta orang atau 51,3 persen dari jumlah penduduk. Sementara itu, vaksin dosis kedua sudah diberikan kepada 62 juta orang atau 30 persen.

Pemerintah berharap bisa terus meningkatkan dan memperluas cakupan vaksinasi. Untuk itu, pemerintah berupaya mendistribusikan vaksin ke seluruh daerah, secepat mungkin, termasuk dengan langsung mengirimkan vaksin ke daerah begitu tiba di Tanah Air.

"Ini seiring langkah pemerintah meningkatkan capaian vaksinasi di daerah-daerah. Bersamaan dengan itu, pemerintah tak lupa mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan," kata Johnny.

Selain menjamin ketersediaan stok vaksin, percepatan vaksinasi juga dilakukan dengan memberi edukasi kepada masyarakat mengenai berita tidak benar atau hoaks seputar vaksin yang banyak beredar.

Menurut Johnny, di beberapa daerah, hoaks berperan memperlambat vaksinasi. Masyarakat menjadi takut dan merasa khawatir atas efek vaksinasi yang dilebih-lebihkan dan dibesar-besarkan.

"Sekali lagi pemerintah menegaskan bahwa seluruh vaksin COVID-19 yang digunakan ini aman dan berkhasiat, sudah mendapatkan izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM)," kata Johnny.

16 Oktober: 62.166.916 orang di Indonesia sudah dapat vaksin lengkap

Satgas Penanganan COVID-19 mengungkap, per Sabtu (16/10/2021) sudah ada 62.166.916 orang di Indonesia yang mendapat vaksin virus corona dosis kedua atau lengkap. Jumlah itu bertambah 769.861 orang dari data sehari sebelumnya.

Sementara, jumlah orang yang memperoleh vaksin dosis pertama sudah ada sebanyak 106.669.970 orang, atau bertambah 1.205.284 orang dari kemarin.

Di sisi lain, sebanyak 12.711 orang tenaga kesehatan hari ini dilaporkan menerima dosis vaksin ketiga atau booster. Sehingga jumlah nakes yang sudah mendapat vaksin booster sebanyak 1.065.416 orang.

15 Oktober: Lebih dari dua juta orang dapat vaksin hari ini

Sekitar dua juta orang di Indonesia dilaporkan Satgas Penanganan COVID-19 pada Jumat (15/10/2021) mendapatkan vaksin COVID-19. Rinciannya 1.155.984 orang mendapat dosis pertama, 974.982 orang mendapat dosis kedua dan 7.307 orang tenaga kesehatan (nakes) mendapat dosis ketiga atau booster.

Penambahan tersebut membuat jumlah orang yang memperoleh vaksin dosis pertama menjadi 105.464.686 orang. Sedangkan, yang mendapatkan dosis kedua menjadi sebanyak 61.397.055 orang.

Adapun, jumlah nakes yang mendapatkan vaksin booster juga bertambah menjadi 1.052.705 orang.

14 Oktober: 11 ribu tenaga kesehatan dapat vaksin dosis ketiga

Hari ini, ada lebih dari 11 ribu tenaga kesehatan (nakes), atau tepatnya 11.257 nakes yang mendapat vaksin dosis ketiga (booster). Dengan demikian, 1.045.398 nakes telah mendapat vaksin booster.

Selain itu, Satgas mencatat hari ini 1.622.885 orang mendapat vaksin dosis pertama, sehingga totalnya menjadi 104.308.702 orang. Sedangkan, untuk vaksinasi dosis kedua hari ini tembus 1.010.575 orang, sehingga totalnya menjadi 60.422.073 orang.

13 Oktober: 102.685.817 penduduk Indonesia telah divaksinasi

Sebanyak 1.322.923 orang dalam sehari terakhir terdata mendapatkan vaksin COVID-19 dosis pertama. Dengan demikian, sebanyak 102.685.817 penduduk Indonesia telah melakukan vaksinasi dosis pertama.

Vaksinasi COVID-19 dosis kedua juga menyentuh 1 juta orang hari ini, tepatnya 1.005.918 orang. Penambahan ini membuat jumlah masyarakat yang mendapatkan vaksin dosis kedua ada sebanyak 59.411.498 orang.

Sementara itu, hari ini juga ada 7.419 tenaga kesehatan (nakes) yang menerima vaksin dosis ketiga atau booster, sehingga totalnya 1.034.141.

12 Oktober: 1.040.519 orang mendapat vaksin dosis pertama, total 101.362.894

Capaian vaksinasi COVID-19 di Indonesia terus bertambah. Hari ini, sebanyak 1.040.519 orang mendapat vaksin dosis pertama, sehingga totalnya 101.362.894 orang. Lalu, ada 798.380 orang mendapat vaksin dosis kedua hari ini, sehingga totalnya 58.405.580 orang.

Kemudian, ada 7.351 tenaga kesehatan (nakes) menerima vaksinasi dosis ketiga atau booster hari ini, sehingga totalnya 1.026.772. Pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi dapat menembus angka 208.265.720 orang.

11 Oktober: 100.881.651 orang telah mendapat vaksin COVID-19 dosis pertama

Sebanyak 100.881.651 orang telah mendapat vaksin dosis pertama, Senin (11/10/2021). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), progresnya 48,44 persen dari target.

“Kita telah menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis pertama kepada lebih dari 100 juta masyarakat Indonesia. Pemerintah juga terus mengupayakan ketersediaan vaksin baik lewat skema multilateral maupun bilateral demi mencukupi stok yang ada saat ini dan menjaga laju vaksinasi sesuai dengan stok vaksin yang ada," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes, Widyawati dalam keterangan resminya.

Sementara itu, untuk vaksinasi dosis kedua baru mencapai 57.990.479 atau 27,84 persen dari target. Adapun sasaran vaksinasi pemerintah sebanyak 208.265.720 orang yang terdiri atas tenaga kesehatan (nakes), lanjut usia atau lansia, petugas publik, masyarakat rentan, masyarakat umum, dan anak usia 12-17 tahun.

Menurut Widyawati, capaian itu merupakan hasil gotong royong dengan semua pihak terutama TNI/Polri, pemerintah daerah, BUMN dan pihak swasta yang turut membantu.
Berdasarkan data Kemenkes, per hari ini sebanyak 1.021.761 vaksin dosis ketiga atau booster telah disuntikan kepada nakes. Dengan demikian, progresnya 69,57 persen dari target.

Secara keseluruhan, Widyawati mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar melakukan vaksinasi dan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat. Sehingga, akan semakin banyak dan semakin cepat masyarakat terlindungi dari COVID-19.

10 Oktober: 100 juta orang dapat vaksin dosis pertama

Sebanyak 100.059.481 orang dilaporkan telah mendapatkan vaksin COVID-19 dosis pertama per Minggu (10/10/2021). Jumlah tersebut, menurut data Satgas Penanganan COVID-19, tercatat setelah 686.187 orang divaksinasi dalam 24 jam terakhir.

Sedangkan, dalam sehari terakhir, tercatat ada 500.639 orang yang mendapat vaksin dosis kedua. Sehingga total yang sudah mengikuti vaksin dosis kedua ada sebanyak 57.409.303 orang.

Meski begitu, angka tersebut masih jauh dari target untuk menciptakan kekebalan komunal. Pemerintah menetapkan target 208.265.720 orang mendapatkan vaksin COVID-19.

Di sisi lain, Satgas COVID-19 hari ini juga melaporkan ada 5.197 orang mendapatkan vaksin dosis ketiga atau booster. Vaksin booster untuk saat ini hanya diprioritaskan untuk tenaga kesehatan.

Adapun, total jumlah yang telah mendapatkan vaksin dosis ketiga ada sebanyak 1.015.463 orang.

Vaksinasi COVID-19 Kota Depok masih di bawah 70 persen dari target

Vaksinasi di Kota Depok masih di bawah 70 persen dari jumlah target sasaran. Untuk mengejar target vaksinasi, Pemerintah Kota Depok gencar melaksanakan vaksinasi di sejumlah gerai vaksin maupun pusat kesehatan di Kota Depok.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Depok, Rani Martina mengatakan, sejumlah langkah telah dilakukan Pemerintah Kota Depok untuk mencapai sasaran target vaksinasi. Hingga kini, vaksinasi dosis pertama di Kota Depok baru mencapai 66,23 persen dari target sasaran sebanyak 1.613.557 orang.

"Pemberian dosis pertama mencapai 1.068.693 sasaran, dosis kedua 705.702 sasaran, dan dosis ketiga 10.306 sasaran," ujar Rani, Jumat (8/10/2021).

Rani menjelaskan, vaksinasi pelajar di Kota Depok dimasukkan dalam kategori remaja pada pendataan capaian vaksinasi Kota Depok. Untuk vaksinasi remaja pada pemberian dosis pertama mencapai 47.128 sasaran atau 23,04 persen dan dosis kedua 40.103 sasaran atau 19,61 persen.

"Sedangkan untuk masyarakat rentan dan umum pada dosis pertama sebanyak 555.709 sasaran atau 46,73 persen dan dosis kedua 297.372 sasaran atau 25,01 persen," ungkap Rani.

Penyuntikan vaksin pada petugas publik pada dosis pertama telah mencapai 365.272 sasaran atau 411,42 persen dan dosis kedua 289.636 sasaran atau 326,23 persen. Sedangkan vaksinasi kepada lansia pada dosis pertama mencapai 55,87 persen dan dosis kedua 39,87 persen.

"Atau dosis pertama pada lansia mencapai 67.012 sasaran dan dosis kedua 47.822 sasaran," tutur Rani.

Vaksinasi di Kota Depok juga menyasar ke ibu hamil dan disabilitas untuk terlindungi dari penyebaran COVID-19. Vaksinasi untuk ibu hamil di Kota Depok baru mencapai 229 pada dosis pertama dan 149 sasaran pada dosis kedua. Sedangkan untuk disabulitas pada dosis pertama sebanyak 235 sasaran dan dosis kedua 124 sasaran.

"Jadi pemberian vaksin pada ibu hamil dan disabilitas pada dosis pertama 0,02 persen dan dosis kedua 0,01 persen," tutur Rani.

Capaian vaksinasi kepada SDM kesehatan pada dosis pertama sebanyak 19.688 sasaran, dosis kedua 18.290 sasaran, dan dosis ketiga 10.306 sasaran. Apabila di prosentasekan pada dosis pertama sebanyak 176,94 persen, dosis kedua 164,37 persen, dan dosis ketiga 92,62 persen.

"Sedangkan vaksin gotong royong pada pemberian dosis pertama mencapai 13.884 sasaran atau 0,09 persen dan dosis kedua 12.497 sasaran atau 0,08 persen," kata Rani.

7 Oktober: BPOM beri izin penggunaan vaksin Zifivak buatan perusahaan China

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin virus corona (COVID-19) Zifivax. Vaksin tersebut dikembangkan perusahaan asal China, Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical.

"Hari ini Badan POM kembali memberikan persetujuan salah satu produk vaksin COVID-19 yang baru dengan nama dagang vaksin Zifivax. Vaksin ini diproduksi Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical dengan platform rekombinan," ujar Kepala BPOM Penny K Lukito dalam konferensi pers daring, Kamis (7/10/2021).

Penny mengatakan, vaksin Zifivax mempunyai tingkat efikasi atau keampuhan hingga 81,71 persen setelah 7 hari menerima vaksinasi lengkap, dan mencapai 81,4 persen setelah 14 hari mendapat vaksinasi lengkap.

Vaksin ini diberikan tiga kali suntikan dengan interval satu bulan, dosis vaksin diberikan 0,5 mili, dan disimpan dalam suhu dua sampai delapan derajat celcius. Vaksin Zifivax bisa diberikan untuk kelompok usia dewasa di atas 18 tahun dan lansia di atas 60 tahun.

6 Oktober: Lebih dari 150 juta dosis vaksin COVID-19 sudah disuntikkan di Indonesia

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, lebih dari 150 juta dosis vaksin COVID-19 sudah disuntikkan di Indonesia. Data tersebut tercatat per 5 Oktober 2021.

"Sebagai informasi, jumlah suntikan vaksinasi tanggal 5 Oktober sudah melampaui 150 juta dosis," ujar Budi dalam keterangannya, Rabu (6/10/2021).

Data tersebut merupakan gabungan dari dosis pertama dan kedua yang sudah disuntikkan.

Budi mengatakan, pemerintah menargetkan pada Desember 2021 jumlah dosis yang disuntikkan sebanyak 300-325 juta. Pada Januari 2022 jumlahnya ditargetkan meningkat.

"Insyaallah Januari (periode 12 bulan) bisa mencapai 350-400 juta dosis, dari target awal 363 juta dosis, yang di semester ke-2 (setelah vaksinasi anak diizinkan), naik ke 416 juta dosis," katanya.

5 Oktober: Akhirnya pemerintah berhasil menyuntikkan 2 juta dosis vaksin per hari

Pemerintah Indonesia telah berhasil menyuntikkan 2 juta dosis vaksin COVID-19 per hari. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Widyawati mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun Satgas COVID-19 pada 29 September 2021, sebanyak 2.049.125 dosis vaksin berhasil disuntikkan.

Secara rinci 1.291.850 vaksin dosis pertama dan 757.275 vaksin dosis kedua. Sehingga jumlah penduduk yang sudah divaksinasi COVID-19 dosis pertama  89.822.987 orang, dan 50.412.993 orang dosis kedua.

"Ini berarti vaksinasi dosis pertama sudah menjangkau 43,13 persen dan 24,21 persen untuk dosis kedua, dari target vaksinasi 208.265.720 orang," ujar Widyawati dalam siaran tertulis, Selasa (5/10/2021).

4 Oktober: 94 juta orang sudah terima vaksin dosis pertama

Per Senin (4/10/2021), sebanyak 443.244 orang sudah menerima vaksin dosis pertama. Sehingga, total warga Indonesia yang telah menerima vaksin dosis pertama mencapai 94.223.690 orang.

Satgas Penanganan COVID-19 juga melaporkan, dalam sehari terakhir, ada 330.871 orang menerima vaksin COVID-19 dosis kedua. Adapun total masyarakat yang menerima vaksinasi tahap kedua mencapai 53.006.923 orang.

Terkait vaksin dosis ketiga atau booster, diberikan kepada 2.239 tenaga kesehatan. Artinya, jumlah nakes yang menerima vaksin booster mencapai 962.619 orang.

2 Oktober: 52 juta orang dapat vaksin dosis lengkap

Satgas Penanangan COVID-19 melaporkan penambahan jumlah orang yang telah divaksinasi virus corona. Per Sabtu (2/10/2021), ada sebanyak 52.316.566 orang di Indonesia mendapat vaksin dosis kedua atau lengkap.

Angka itu didapatkan usai ada 565.869 orang divaksinasi dosis kedua dalam 24 jam terakhir. Sedangkan, untuk vaksin dosis pertama telah diterima 93.066.494 orang, bertambah 905.493 dari hari sebelumnya.

Pemerintah juga tengah memberikan vaksin dosis ketiga atau booster kepada tenaga kesehatan. Hingga hari ini, sebanyak 953.473 orang nakes telah mendapat vaksin booster, bertambah 12.998 orang dalam sehari.

1 Oktober: Lebih dari 92 juta orang dapat vaksin dosis pertama

Sebanyak 92.161.001 orang di Indonesia dilaporkan pada Jumat (1/10/2021) telah mendapatkan vaksin COVID-19 dosis pertama. Jumlah ini, kata Satgas Penanganan COVID-19, bertambah 1.082.000 orang dalam 24 jam terakhir.

Sedangkan, penambahan jumlah orang yang mendapatkan vaksin dosis kedua dalam sehari sebanyak 637.337 orang. Akumulasi orang yang sudah divaksinasi dosis kedua menjadi 51.750.697 orang.

Program vaksinasi COVID-19 ini terus digenjot oleh pemerintah. Sebab, target orang yang harus mendapat vaksin ada sebanyak 208.265.720 orang.

Di sisi lain, terkait vaksin dosis ketiga atau booster untuk tenaga kesehatan, hari ini diberikan kepada 7.993 orang. Sehingga jumlah nakes yang sudah mendapat vaksin booster sebanyak 940.475 orang.

30 September: 91.079.001 orang sudah vaksinasi tahap pertama di Indonesia

Satgas COVID-19 melaporkan ada 1.256.014 orang yang menjalani vaksinasi tahap pertama hari ini, sehingga total ada 91.079.001 orang yang sudah vaksinasi tahap pertama di Indonesia.

Sedangkan, orang yang menjalani vaksinasi tahap kedua hari ini ada 700.367 orang, sehingga total ada 51.113.360 orang yang sudah vaksinasi tahap kedua.

Sebanyak 7.654 orang juga menjalani vaksinasi tahap ketiga hari ini, sehingga secara keseluruhan sudah ada 932.482 tenaga kesehatan yang sudah menjalani booster vaksin ini.

Sementara, pemerintah menargetkan 208.265.720 orang mendapat vaksinasi untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.

29 September: Hampir 90 juta orang di Indonesia dapat vaksin dosis pertama

Satgas Penanganan COVID-19 mencatat hampir 90 juta orang di Indonesia mendapat vaksin virus corona dosis pertama. Pada Rabu (29/9/2021), tercatat ada 1.291.850 orang mengikuti vaksinasi dosis pertama.

Sehingga, total orang yang sudah vaksinasi COVID-19 dosis pertama ada sebanyak 89.822.987 orang.

Sedangkan, untuk orang yang sudah mendapatkan dosis kedua ada sebanyak 50.412.993, bertambah 757.275 orang dalam 24 jam terakhir.

Satgas COVID-19 juga melaporkan hari ini ada sebanyak 7.283 orang tenaga kesehatan (nakes) memperoleh vaksin dosis ketiga atau booster. Sehingga, sudah ada 924.828 orang tenaga kesehatan disuntik vaksin dosis ketiga.

28 September: 2,1 juta orang disuntik vaksin hari ini

Sebanyak 88.531.137 orang, per Selasa (28/9/2021), dilaporkan sudah memperoleh vaksin COVID-19 dosis pertama. Jumlah itu bertambah 1.368.611 orang dari hari sebelumnya.

Berdasarkan catatan Satgas Penanganan COVID-19, sebanyak 49.655.718 orang sudah mendapatkan dosis kedua vaksin. Angka itu setelah bertambah 740.242 orang pada hari ini.

Meski begitu, jumlah orang yang divaksinasi tersebut masih jauh dari target. Pemerintah menargetkan vaksinasi COVID-19 dapat menembus angka 208.265.720 orang.

Di sisi lain, Satgas juga melaporkan, untuk vaksinasi dosis ketiga atau booster hari ini diberikan ke 8.138 orang tenaga kesehatan. Adapun, total nakes yang mendapatkan vaksin dosis ketiga sebanyak 917.545 orang.

Satgas COVID-19 menyatakan, dari jumlah dosis pertama hingga ketiga, dalam 24 jam terakhir terdapat 2.116.991 orang mendapatkan vaksin virus corona.

27 September: Lebih dari 87 juta orang mendapat vaksin dosis pertama

Pemerintah terus menggenjot vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat. Pada Senin (27/9/2021), Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan ada 1.094.710 orang mendapatkan vaksin virus corona dalam 24 jam terakhir.

Jumlah tersebut terbagi menjadi 701.841 orang vaksinasi dosis pertama dan 388.828 orang vaksinasi dosis kedua. Sedangkan, 4.041 orang tenaga kesehatan mendapatkan dosis ketiga.

Penambahan ini membuat jumlah orang yang memperoleh vaksin dosis pertama menjadi 87.162.526 orang. Sementara sebanyak 48.915.476 orang mendapatkan vaksin dosis kedua.

Untuk vaksin dosis ketiga atau booster, Satgas COVID-19 melaporkan sudah diberikan untuk 909.407 orang nakes.

26 September: 1,5 juta orang dapat vaksin COVID-19 dalam sehari

Satgas Penanganan COVID-19 merilis, Minggu (26/9/2021), sebanyak 1,5 juta orang dalam sehari terakhir mendapatkan vaksin virus corona. Angka tersebut merupakan jumlah vaksinasi dosis pertama, kedua dan ketiga.

Untuk vaksinasi dosis pertama tercatat ada 1.027.167 orang. Sehingga, total orang yang sudah mendapat vaksin COVID-19 dosis pertama menjadi 86.460.685 orang.

Sedangkan, untuk vaksinasi dosis kedua ada sebanyak 530.543 orang. Penambahan ini membuat orang yang mendapatkan vaksin dosis lengkap ada 48.526.648 orang.

Dosis ketiga pada hari ini diberikan kepada 8.225 orang tenaga kesehatan. Sehingga, nakes yang memperoleh vaksin booster ada sebanyak 905.366 orang.

25 September: 85,4 juta warga Indonesia sudah terima vaksinasi COVID-19

Satgas COVID-19 melaporkan hingga saat ini sudah ada 85.433.518 orang yang mendapatkan vaksin dosis pertama atau bertambah 569.619 orang dari sehari sebelumnya.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 47.996.105 di antaranya sudah mendapat vaksin dosis kedua atau bertambah 287.964 orang dari sebelumnya. Pemerintah sendiri menargetkan ada 208.265.720 orang yang mendapatkan vaksin COVID-19.

24 September: 2.355.431 orang divaksinasi hari ini

Satgas mencatat ada sebanyak 2.355.431 orang yang divaksinasi, meliputi vaksinasi dosis pertama, kedua, dan ketiga.

Menurut data Satgas, pemerintah sudah melakukan vaksinasi COVID-19 dosis pertama kepada sebanyak 84.863.899 orang. Adapun, jumlah orang yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama pada hari ini mencapai 1.615.771 orang.

Di sisi lain, vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 47.708.141 orang yang sebanyak 727.794 di antaranya baru mendapatkan vaksinasi dosis kedua pada hari ini.

Sementara itu, vaksinasi dosis ketiga telah diberikan untuk 890.455 orang dengan pertambahan per hari ini sebanyak 11.866 orang.

23 September: Penerima vaksin tembus 1,6 juta

Satgas COVID-19 mencatat ada sebanyak 1.624.789 orang yang divaksinasi pada Kamis (23/9/2021). Jumlah tersebut masih ada di bawah target pada September 2021, mengingat pemerintah berharap ada dua juta orang yang divaksin setiap harinya.

Menurut data Satgas, pemerintah sudah melakukan vaksinasi COVID-19 dosis pertama sebanyak 83.248.128 orang. Terkait jumlah orang yang dapat vaksinasi dosis pertama pada hari ini mencapai 1.134.340 orang.

Sedangkan, vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 46.980.347 orang, dengan catatan hari ini ada 484.170 orang yang telah menerimanya.

Sementara, vaksinasi dosis ketiga sudah dilakukan kepada 878.589 tenaga kesehatan, dengan jumlah hari ini sebanyak 6.279 orang.

22 September: Ada 2.356.174 orang yang sudah divaksinasi di Indonesia

Untuk jumlah vaksinasi COVID-19 hari ini, Satgas mencatat ada 2.356.174 orang yang divaksinasi. Jumlah itu meliputi vaksinasi dosis pertama, kedua, dan ketiga.

Menurut data Satgas, pemerintah sudah melakukan vaksinasi COVID-19 dosis pertama kepada 82.113.788 orang. Adapun, jumlah orang yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama pada hari ini mencapai 1.705.044 orang.

Sedangkan, vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 46.496.177 orang. Sebanyak 643.144 di antaranya baru mendapatkan vaksinasi dosis kedua pada hari ini.

Sementara, vaksinasi dosis ketiga untuk tenaga kesehatan telah diberikan untuk 872.310 orang, dengan tambahan hari ini sebanyak 7.986 orang.

21 September: Sebanyak 750.982 orang menerima vaksinasi virus corona dosis pertama, 628.383 orang terima dosis kedua

Satgas Penanganan COVID-19 mencatat ada 750.982 orang yang menerima vaksinasi virus corona dosis pertama hari ini. Sehingga, total penerima vaksin dosis pertama mencapai 80.408.744 orang

Satgas juga melaporkan 628.383 orang menerima vaksinasi tahap dua hari ini. Adapun, total yang menerima vaksinasi tahap kedua mencapai 45.853.033 orang .

Meski begitu, jumlah tersebut masih jauh dari target pemerintah untuk mencapai kekebalan kelompok. Pemerintah menargetkan vaksinasi dapat diberikan kepada 208.265.720 orang.

Pada hari ini, Pemerintah Kota Bekasi mulai membuka gerai vaksin di mal atau pusat perbelanjaan, salah satunya di Mall Bekasi Cyber Park (BCP), setelah pemerintah melonggarkan aturan PPKM level yang salah satunya membolehkan anak di bawah usia 12 tahun boleh ke mal.

Aturan tersebut berdasarkan arahan Wali Kota Bekasi pada Surat Edaran Wali Kota Bekasi Nomor: 443.1/1406/SETDA.TU sebagai salah satu bentuk usaha untuk memacu program vaksinasi di Kota Bekasi.

"Gerai vaksin BCB ini akan mempersiapkan 100 dosis vaksin Pfizer per hari sampai dengan 30 September 2021," ujar koordinator Gerai Vaksin di Mall BCP Mela Sundari yang dikutip website resmi pemerintah Bekasi, bekasikota.go.id, Selasa (21/9/2021).

Selain itu, Pemkot Bekasi juga akan membuka tempat hiburan malam, dengan menyiapkan vaksin bagi pengunjung. Pemkot juga sebelumnya telah mengizinkan bioskop beroperasi.

20 September: Total penerima vaksinasi pertama 79.657.762 orang, dosis kedua 45.224.650 orang

Satgas Penanganan COVID-19 mencatat, ada 142.406 orang yang menerima vaksinasi pertama pada Senin, 20 September 2021. Dengan demikian, total penerima vaksinasi pertama telah mencapai 79.657.762 orang.

Sedangkan penerima vaksinasi tahap dua hari ini berjumlah 90.456 orang, sehingga total yang menerima vaksinasi tahap kedua mencapai 45.224.650 orang.

Pemerintah sendiri menargetkan sasaran vaksinasi dapat menembus angka 208.265.720 orang.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kasus COVID-19 di Indonesia saat ini sudah terkendali. Ini terlihat dari angka reproduksi virus corona di Indonesia pertama kalinya berada di bawah satu selama pandemik yaitu sebesar 0,98.

“Angka ini berarti setiap satu kasus COVID-19 secara rata-rata menularkan ke 0,98 orang, atau jumlah kasus akan terus berkurang. Angka ini juga dapat diartikan pandemik COVID-19 di Indonesia telah terkendali,” terang Luhut.

Dengan turunnya kasus COVID, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti berharap, pandemik COVID-19 bisa perlahan berubah menjadi endemik. Meski demikian, kata dia, penurunan status ini harus dipastikan dengan perlindungan untuk warga lewat vaksinasi dan protokol kesehatan yang baik.

19 September: 1,41 juta dosis vaksin COVID-19 di Indonesia telah disuntikkan

Satuan Penanganan COVID-19 mencatat 1.409.387 (1,41 juta) dosis vaksin COVID-19 telah disuntikkan pada Minggu (19/9/2021). Penyuntikan dilakukan kepada 974.837 warga penerima vaksinasi COVID-19 dosis pertama dan 417.624 orang penerima dosis kedua. Total penerima vaksinasi dosis lengkap sebanyak 45.134.194 (45,13 juta) orang.

Sementara 16.926 tenaga kesehatan telah disuntikkan vaksin COVID-19 "booster" atau dosis ketiga, sehingga sebanyak 855.804 tenaga kesehatan telah terlindungi vaksin.

Pemerintah menargetkan 208 juta warga negara Indonesia untuk vaksinasi COVID-19 guna membentuk kekebalan komunal.

16 September: 1.012.763 orang mendapat suntikan vaksin dosis pertama

Hari ini sebanyak 1.012.763 orang mendapat suntikan vaksin dosis pertama. Dengan demikian, total vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 76.153.487 orang.

Kemudian, sebanyak 522.331 orang mendapat suntikan vaksin dosis kedua hari ini, sehingga totalnya mencapai 43.484.971 orang. Dan sebanyak 10.763 orang mendapat suntikan vaksin dosis ketiga atau booster, sehingga totalnya mencapai 819.174 orang.

Perlu diketahui, target vaksinasi COVID-19 di Indonesia sebanyak 208.265.720 orang.

15 September: Sebanyak 883.209 orang vaksinasi dosis pertama, 397.309 orang dosis kedua

Satgas Penanganan COVID-19 hari ini melaporkan sebanyak 883.209 orang mendapat suntikan vaksin dosis pertama, sehingga totalnya sebanyak 75.140.724 orang.

Adapun penerima vaksin dosis kedua hari ini bertambah 397.309 orang, sehingga totalnya menjadi 42.962.640 orang.

Sedangkan, jumlah orang yang menerima vaksinasi tahap ketiga untuk tenaga kesehatan hari ini bertambah 10.837 orang, sehingga totalnya menjadi 808.411 orang.

Sementara target vaksinasi di Indonesia yakni 208.265.720 orang.

14 September: 946.952 orang terima vaksinasi COVID-19 dosis pertama

Hari ini, ada penambahan 946.952 orang yang memperoleh vaksin dosis pertama. Dengan demikian, sebanyak 74.257.515 orang sudah mendapat vaksin dosis pertama.

Kemudian, sebanyak 460.492 orang mendapat vaksin dosis kedua hari ini, sehingga totalnya menjadi 42.565.331 orang.

Vaksinasi tahap ketiga atau booster untuk tenaga kesehatan (nakes) juga terus digenjot. Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, jumlah penerima vaksin tahap ketiga hari ini bertambah 13.200 orang, sehingga totalnya menjadi 797.574 orang.

Baca Juga: RI Kembali Dapat Tambahan 1,8 Juta Vaksin Sinovac Hari Ini

13 September: 73,3 juta warga sudah divaksin dosis pertama dan 42,1 juta dosis kedua

Sampai saat ini, pemerintah terus menggenjot vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat Indonesia. Tercatat, ada penambahan 544.368 orang menerima vaksin dosis pertama. Dengan demikian, jumlah penerima vaksin COVID-19 dosis pertama sudah mencapai 73.310.563 orang.

Selain itu, dalam laporan satgas juga tercatat, 370.105 orang sudah menerima vaksin kedua sampai Senin ini. Tambahan itu membuat jumlah orang yang sudah menerima dua dosis vaksin mencapai 42.104.839 orang.

Sedangkan, jumlah orang yang menerima vaksinasi tahap ketiga hari ini bertambah 5.544 orang, sehingga total orang yang sudah menerima vaksinasi tahap ketiga sudah mencapai 784.374 orang.

Sementara target vaksinasi di Indonesia yakni 208.265.720 orang.

12 September: 2,5 juta warga ber-KTP DKI belum vaksinasi COVID-19

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan masih ada 2,5 juta warga ber-KTP DKI yang belum vaksinasi COVID-19. Jumlah itu diperbarui pada 11 September 2021.

"Per 11 September, warga DKI yang divaksin sebanyak 10,3 juta. Warga yang ber-KTP DKI belum vaksin itu sebanyak 2,5 juta," kata Anies di Masjid Al-Wiqoyah Jagakarsa, Jakarta Selatan, seperti dikutip dari ANTARA, Minggu (12/9/2021).

Berdasarkan data corona.jakarta.go.id, per 11 September 2021, vaksin dosis pertama di Jakarta telah diberikan ke 10.083.167 orang atau 112,8 persen dari target. Sedangkan, 6.871.342 orang atau 76,9 persen sudah mendapat dosis kedua vaksin COVID-19 di Jakarta.

Anies mengungkapkan ada sejumlah alasan 2,5 juta warga ber-KTP DKI belum ikut vaksinasi virus corona. Di antaranya, ada warga yang sudah pindah domisili namun belum berganti KTP.

Kemudian, kata dia, ada warga yang tidak ingin ikut vaksinasi. Untuk kategori ini, Pemprov DKI akan melakukan pendekatan secara persuasif.

"Ini sebagian adalah memang tidak mau vaksin, harus diajak. Sebagian lagi orangnya KTP Jakarta tapi pindah, tidak mencabut KTP. Tapi masih tercatat sebagai KTP Jakarta," kata Anies.

11 September: RI terima 500 ribu dosis vaksin Johnson & Johnson dari Belanda

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia telah menerima bantuan 500 ribu dosis vaksin Johnson & Johnson dari Belanda.

Dalam konferensi pers virtual untuk menyampaikan kedatangan vaksin tersebut pada Sabtu (11/9/2021), Retno mengatakan, ini merupakan vaksin bantuan hasil kerja sama yang ketiga kalinya antara RI dengan Belanda.

“Indonesia akan menerima untuk pertama kalinya vaksin Johnson sebanyak 500 ribu dosis dari pemerintah Belanda. Ini adalah kedatangan dukungan kerja sama Belanda yang ketiga kalinya,” ujar Retno.

Retno menjelaskan sebelumnya Indonesia telah menerima 657 ribu dosis vaksin AstraZeneca dari Belanda, sebagai bagian komitmen berbagi dosis (dose sharing) vaksin dari Belanda sebesar 3 juta dosis.

“Atas nama pemerintah Indonesia saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pemerintah Belanda atas solidaritas dan persahabatannya,” ujarnya.

Vaksin yang memiliki efikasi 67,2 persen itu telah mengantongi izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 7 September 2021.

Sementara, dilansir ANTARA, Duta Besar Belanda untuk Indonesia Lambert Grijns, mengatakan vaksin yang diproduksi perusahaan Jenssen itu hanya membutuhkan satu kali suntikan, sehingga akan efektif untuk menjangkau orang-orang di daerah terpencil.

“Penerima vaksin hanya perlu melakukan satu kali perjalanan,” tutur Dubes Grijns.

Pemerintah Belanda, kata Grijns, sangat senang dapat membantu Indonesia dalam upaya vaksinasi sebanyak dan secepat mungkin warga negaranya, dengan sumbangan vaksin yang diberikan.

Selain vaksin, pemerintah Belanda juga akan menyumbangkan alat pelindung diri (APD). Grijns menyebut sebuah kapal berisi APD telah meninggalkan pelabuhan Rotterdam pekan lalu, dan akan tiba di Jakarta dalam beberapa minggu mendatang.

“Saya berharap donasi yang kami berikan akan membantu rakyat Indonesia. Indonesia memiliki tempat berarti di hati kami,” ujar dia.

10 September: Jokowi ajak masyarakat vaksinasi karena COVID-19 tak akan hilang

Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan virus corona tidak akan hilang total dari Indonesia, karena itu dia mengajak masyarakat agar segera vaksinasi. Sebab vaksinasi bisa memberikan perlindungan kepada masyarakat dari COVID-19. 

"Ini akan memberikan proteksi, memberikan perlindungan kepada kita semuanya karena COVID-19, karena virus corona ini tidak mungkin hilang secara total dan cara yang terbaik adalah melindungi diri dengan vaksinasi dan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat," kata Jokowi saat meninjau vaksinasi di Jogja Expo Center, yang diunggah di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (10/9/2021).

Jokowi lalu meminta agar 70 persen masyarakat Indonesia sudah divaksinasi COVID-19 akhir tahun ini.

"Perluasan vaksinasi ini sangat-sangat diperlukan dan kita melihat semakin banyak yang divaksinasi di seluruh Tanah Air Indonesia, sehingga kita harapkan di akhir tahun nanti, lebih dari 70 persen masyarakat sudah divaksinasi," ujarnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan hari ini sebanyak 8 ribu orang mengikuti vaksinasi di Jogja Expo Center. Dia berharap vaksinasi bisa memberikan perlindungan kepada masyarakat dari virus corona.

"Pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan untuk 8 ribu orang. Baik itu penyandang disabilitas, para abdi dalam, lansia dan juga mitra Grab, serta masyarakat umum lainnya, yang kita harapkan dengan vaksinasi ini dapat memberikan perlindungan, memberikan proteksi yang maksimal kepada masyarakat, sehingga kita semuanya bisa beraktivitas seperti biasa," tutur Jokowi.

Sementara, sumbangan 358.700 dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca dari Prancis tiba di Indonesia pada hari ini, Jumat (10/9/2021). Kiriman ini ditujukan untuk membantu Indonesia menanggulangi pandemik virus corona. 

Dikutip dari ANTARA, Kedutaan Besar Prancis di Jakarta menjelaskan, kedatangan vaksin ini merupakan pengiriman pertama dari total 3 juta dosis vaksin COVID-19 yang akan disumbangkan ke Indonesia melalui mekanisme COVAX.

“Prancis berdiri bersama mitra dekatnya Indonesia, dalam melanjutkan perjuangannya memerangi COVID-19,” demikian pernyataan Kedutaan Prancis.

Februari 2021 lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta negara sahabatnya di G7, G20, dan Uni Eropa untuk mendonasikan vaksin kepada negara-negara yang membutuhkan.

Setidaknya 92 negara berpendapatan rendah dan menengah telah menerima bantuan, berupa sumbangan vaksin dari Prancis yang menjadi bagian dari program COVAX AMC.

9 September: 70 juta orang sudah dapat vaksin dosis pertama

Jumlah orang yang mendapatkan vaksin COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Satgas COVID-19 melaporkan, Kamis (9/9/2021), terdapat 1.128.021 orang mendapatkan vaksin dosis pertama.

Dengan begitu, jumlah orang di Tanah Air yang sudah mengikuti vaksinasi dosis pertama ada sebanyak 70.322.560 orang.

Sedangkan, jumlah orang yang mendapatkan vaksin dosis kedua bertamabah 641.249 orang, sehingga totalnya menjadi 40.362.820 orang.

Satgas juga melaporkan ada sebanyak 8.931 orang memperoleh vaksin COVID-19 dosis ketiga atau booster. Sehingga total penerima vaksin dosis ketiga ini berjumlah 746.268 orang. Vaksin booster saat ini hanya untuk tenaga kesehatan.

8 September: 1.552.290 orang divaksinasi dosis pertama, kedua dan ketiga

Jumlah vaksinasi COVID-19 hari ini, Satgas mencatat ada sebanyak 1.552.290 orang yang divaksinasi, meliputi vaksinasi dosis pertama, kedua, dan ketiga.

Menurut data Satgas, pemerintah sudah melakukan vaksinasi COVID-19 dosis pertama kepada sebanyak 69.194.539 orang. Adapun, jumlah orang yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama pada hari ini mencapai 985.951 orang.

Di sisi lain, vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 39.721.571 orang yang sebanyak 555.591 di antaranya baru mendapatkan vaksinasi dosis kedua pada hari ini.

Sementara itu, vaksinasi dosis ketiga telah diberikan untuk 737.337 orang dengan pertambahan per hari ini sebanyak 10.748 orang.

7 September: 726.589 orang telah menerima vaksinasi dosis ketiga

Satgas penanganan COVID-19 mengumumkan jumlah orang yang sudah menerima vaksin COVID-19 dosis pertama ada sebanyak 68.208.588 orang. Kemudian, yang menerima vaksin dosis kedua ada 39.165.980 orang.

Sedangkan yang sudah menerima dosis ketiga ada 726.589 orang. Dosis ketiga vaksin COVID-19 ini hanya diberikan kepada tenaga kesehatan. Pemerintah menargetkan 208.256.720 warga mendapat vaksin COVID-19.

6 September: Pemerintah kebut vaksinasi di 5 kabupaten/kota lokasi venue PON XX Papua

Menteri bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pihaknya akan mengakselerasi vaksinasi COVID-19 di lima kabupaten/kota yang menjadi tempat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 di Papua.

Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo dalam rapat terbatas bersama sejumlah menteri.

"Akselerasi vaksinasi jadi fokus utama untuk diberikan prioritas di lima kabupaten/kota yang menjadi venue PON. Maka dari itu, dinas kesehatan, TNI, dan Polri perlu dikerahkan," kata Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dalam konferensi pers perpanjangan masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin (6/9/2021) malam.

Adapun, kelima kabupaten/kota tersebut adalah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, Merauke, dan Kabupaten Kerom.

Airlangga menambahkan, vaksinasi di lima kabupaten/kota tersebut lebih baik dan lebih tinggi sedikit dari rata-rata nasional.

"Kota Jayapura vaksinasi dosis pertama sudah 51 persen, Kabupaten Jayapura 48,39 persen, Mimika 50,60 persen, Merauke 55,58 persen, dan Kabupaten Kerom di 33,73 persen," ujar dia.

5 September: 429.004 orang divaksinasi COVID-19 dosis pertama hari ini

Pemerintah terus menggenjot vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat. Hingga saat ini sudah ada 66.782.673 orang yang mendapatkan vaksin dosis pertama atau bertambah 429.004 orang dari sehari sebelumnya.

Lalu sebanyak 38.223.153 orang sudah mendapat vaksin dosis kedua atau bertambah 192.501 orang dari sebelumnya. Pemerintah sendiri menargetkan ada 208.264.720 orang yang mendapatkan vaksin COVID-19.

4 September: Kurang dari 1 juta orang divaksinasi hari ini

Satgas COVID-19 mencatat, ada penambahan 458.996 orang yang menerima vaksin COVID-19 dosis pertama hari ini. Dengan demikian, total penerima vaksinasi COVID-19 dosis pertama per Sabtu (4/9/2021) sebanyak 66.353.669 orang.

Satgas COVID-19 juga melaporkan, 382.619 orang menerima vaksinasi tahap dua hari ini, sehingga totalnya menjadi 38.030.652 orang. Alhasil, total orang yang menerima vaksin COVID-19 di Indonesia hari ini sebanyak 841.615 orang.

3 September: Data NIK dan sertifikat vaksinasi bocor dari Aplikasi PeduliLindungi

Polda Metro Jaya menangkap dua tersangka pembobol data Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan sertifikat vaksinasi COVID-19 di aplikasi PeduliLindungi. Peristiwa ini terungkap ketika NIK dan sertifikat vaksin Presiden Joko "Jokowi" Widodo tersebar luas di media sosial. 

Dua tersangka itu adalah FH (23) karyawan swasta dengan pendidikan SLTA, dan HH (30) yang merupakan staf tata usaha di Kelurahan Muara Karang, Jakarta Utara, dengan pendidikan SD.

“Pelaku dua orang, yang satu bertugas jadi marketing yang jual akun ke masyarakat lewat akun Facebook dan setelah mendapatkan pesanan pelaku berikutnya membuatkan,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran di Polda Metro, Jumat (3/9/2021).

Merespons kejadian ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin langsung menutup data pejabat di aplikasi PeduliLindungi agar tak terjadi hal serupa.

“Tadi malam kami terinfo masalah ini, sekarang sudah dirapikan sehingga data para pejabat ditutup,” kata Budi di Polda Metro Jaya, Jumat (3/9/2021).

Menurut Budi, banyak data pejabat yang telah tersebar luas di masyarakat. “Banyak pejabat, NIK tersebar keluar, kami sadari itu. Maka kami tutup untuk beberapa pejabat sensitif, yang beberapa data pribadi sudah terbuka akan kami tutup,” ujar Budi.

2 September: 64 juta warga sudah terima vaksinasi COVID-19 dosis pertama

Pemerintah terus menggenjot vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat. Hingga saat ini sudah ada 64.742.601 orang yang mendapatkan vaksin dosis pertama atau bertambah 797.646 orang dari sehari sebelumnya.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 36.859.401 diantaranya sudah mendapat vaksin dosis kedua atau bertambah 516.181 orang dari sebelumnya. Pemerintah sendiri menargetkan ada 208.264.720 orang yang mendapatkan vaksin COVID-19.

1 September: 100 juta dosis vaksin sudah disuntikkan

Kabar baik datang dari program vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan sudah 100 juta dosis vaksin disuntikkan hingga 31 Agustus 2021.

"Sesuai dengan peta jalan kita tanggal 31 Agustus pukul 19.00 WIB, kita telah menyuntikkan lebih dari 100 juta dosis vaksin COVID-19," ujar Nadia dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/9/2021).

Ia menjelaskan 100 juta dosis vaksin COVID-19 tersebut merupakan total dari penyuntikan vaksin dosis pertama, kedua, dan dosis ketiga atau booster bagi tenaga kesehatan.

"Kita tahu vaksinasi merupakan salah satu upaya penting dalam menurunkan laju penyebaran virus COVID-19, semoga akan terus mencapai target kekebalan kelompok dalam waktu yang telah kita tetapkan," ucapnya.

Nadia pun merinci vaksinasi dosis pertama telah diberikan kepada 63,49 juta orang. Sementara total vaksinasi dosis kedua untuk 36,05 juta orang dan total vaksin dosis booster atau ketiga 640.532 orang nakes.

Sementara, sebanyak 583.400 dosis vaksin COVID-19 dari produsen Astrazeneca tiba di Indonesia, dalam bentuk produk jadi.

"Ketersediaan vaksin COVID-19 di Indonesia dapat dikatakan aman. Selama bulan Agustus jumlah vaksin yang sudah diterima 43 juta dosis baik dalam bentuk bulk dan jadi, kemudian pada bulan September diperkirakan jumlah vaksin yang akan kita terima 60 juta dosis" ujar Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Menurut Nadia kedatangan vaksin kali ini merupakan bagian dari tahap pengiriman ke-46 sejumlah 583.400 dosis vaksin jadi dari Astrazeneca. Dengan kedatangan ini, jumlah dosis vaksin yang sudah datang ke Indonesia, baik dalam bentuk bulk atau bahan baku maupun vaksin jadi sudah lebih dari 218,5 juta dosis.

Data dari Kementerian Kesehatan melaporkan dari 34 provinsi di Indonesia hanya ada satu provinsi yang stok vaksinnya di bawah 10 hari. "Tentunya kondisi tersebut sudah diketahui dan akan segera dilakukan pengiriman dosis vaksin COVID-19," katanya.

31 Agustus: 63 orang di Indonesia sudah dapat vaksin dosis pertama

Satgas COVID-19 melaporkan pada Selasa (31/8/2021) vaksin dosis pertama di Indonesia sudah diberikan 63.111.288 orang. Jumlah ini bertambah dari sebelumnya, setelah 816.392 orang hari ini mengikuti vaksinasi dosis pertama.

Sementara, jumlah orang yang mendapatkan vaksin virus corona dosis kedua pada hari ini dilaporkan sebanyak 540.751 orang. Sehingga, total orang yang mendapatkan vaksinasi dosis lengkap ada sebanyak 35.855.211 orang.

Jumlah tersebut masih jauh dari target pemerintah untuk menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity. Sebab, targetnya adalah 208.264.720 orang mendapatkan vaksin COVID-19.

30 Agustus: Indonesia kembali terima vaksin Sinovac dan AstraZeneca

Indonesia kembali menerima kiriman vaksin COVID-19, yaitu vaksin Sinovac dari Tiongkok dan AstraZeneca dari Inggris. Kedua jenis vaksin tersebut tiba di Indonesia pada Senin (30/8/2021), di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia telah menerima 1.086.000 dosis vaksin AstraZeneca dan 5 juta dosis vaksin Sinovac.

“Keduanya berupa vaksin jadi, sedangkan dari vaksin Sinovac masih ada tambahan lagi yaitu 9.200.000 dosis berupa bakalan vaksin atau bulk vaksin,” kata Muhadjir dalam keterangan persnya yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (30/8/2021).

Penyuntikan vaksin Pfizer yang berbasis messenger RNA (mRNA) ini sudah dimulai sejak Senin (23/8/2021) lalu.

Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari mengatakan, efek samping yang dilaporkan masyarakat ke Komnas KIPI sebagian besar hanya ringan dan singkat, artinya sembuh tanpa pengobatan.

"Seperti nyeri di tempat suntikan, demam, pegal, mual muntah dan berlangsung 1 sampai 2 hari," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Senin (30/8/2021).

29 Agustus: 61,6 juta orang sudah mendapatkan vaksin dosis pertama

Per Minggu (29/8/2021), sebayak 61.654.676 orang di Indonesia sudah mendapatkan vaksin COVID-19 dosis pertama. Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, dalam 24 jam terakhir, ada 423.418 orang yang menerima dosis pertama vaksin COVID-19.

Sementara itu, jumlah warga yang mendapatkan vaksin dosis kedua bertambah 155.179 orang. Dengan demikian, 34.858.000 orang di Indonesia sudah mendapatkan vaksin COVID-19 dosis kedua.

Meski begitu, jumlah vaksinasi ini masih jauh dari target pemerintah untuk menciptakan kekebalan kelompok. Target pemerintah yakni sebanyak 208.265.720 orang divaksinasi.

Di sisi lain, data dari dashboard vaksin di laman Kementerian Kesehatan, baru 41,13 persen tenaga kesehatan menerima vaksin dosis ketiga. Padahal, jumlah tenaga kesehatan yang harus diberi vaksin booster itu ada sebanyak 1.468.764 orang.

28 Agustus: Sebanyak 16.279 pelajar di seluruh Indonesia ikuti program vaksinasi Kolaborasi Kebangsaan secara serentak

Belasan ribu pelajar dari berbagai daerah serentak mengikuti vaksinasi Kolaborasi Kebangsaan, hari ini, Sabtu (28/8/2021). Presiden Joko "Jokowi" Widodo mendatangi salah satu lokasi vaksinasi ini di Taman Cappelen, Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. Dalam kunjungan itu, Jokowi menanyakan kepada sejumlah daerah mengenai jumlah peserta yang mengikut vaksinasi.

Jokowi meminta kepada para stakeholder untuk segera menggenjot vaksinasi. Dia juga meminta jajaran pemerintah daerah agar segera melapor apabila stok vaksin mengalami kekurangan.

"Segera diselesaikan agar bisa segera dicapai kekebalan komunal dan kalau ada kekurangan vaksin segera sampaikan ke gubernur atau langsung ke menteri, sehingga semuanya bisa segera cepat rampung, cepat selesai vaksinasinya," ujar Jokowi dalam keterangannya, Sabtu (208/2021).

Dalam acara vaksinasi kolaborasi kebangsaan ini, ada ribuan pelajar yang mengikuti. 
Total pelajar yang mengikuti vaksinasi massal ini 16.279 orang. Rinciannya yakni Jawa Barat sebanyak 14.429 pelajar, termasuk Bogor 1.250 pelajar. Banten 1.850 peserta.

27 Agustus: Indonesia kembali kedatangan vaksin COVID-19 sebanyak 6,08 juta dosis dari Sinovac dan Astrazeneca

Indonesia kembali kedatangan vaksin COVID-19 sebanyak 6,08 juta dosis dari Sinovac dan Astrazeneca di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Banten, Jumat (27/8/2021).

Rinciannya, sebanyak 5 juta dosis dalam bentuk jadi dengan merek Coronavac dan Astrazeneca sebanyak 1.086.000 dosis melalui mekanisme skema pembelian langsung.

"Dengan hadirnya kedua vaksin tersebut, berarti Indonesia sudah kedatangan vaksin COVID-19 sebanyak 208,7 juta dosis," ujar Sekretaris Perusahaan sekaligus Juru Bicara COVID-19 Bio Farma Bambang Heriyanto dilansir ANTARA, Jumat (27/8/2021).

Bambang menjelaskan, vaksin yang telah didistribusikan sebanyak 123.256.044. Dari jumlah tersebut, Coronavac 1 dosis sebanyak 3 juta dosis, vaksin COVID-19 Bio Farma sebanyak 89.366.140 dosis, AstraZeneca sebanyak 15.982.584 dosis.

Moderna sebanyak 7.558.810, CoronaVac 2 dosis sebanyak 6.848.644 dosis, dan Sinopharm dari hibah 499.866 dosis.

Adapun total vaksin yang didistribusikan selama 1-26 Agustus 2021 mencapai 36.631.654 dosis. "Bio Farma senantiasa akan terus mendistribusikan vaksin COVID-19 ke lokasi yang membutuhkan sesuai dengan arahan dari Kementerian Kesehatan," ujar Bambang.

Menurut Bambang, pemerintah terus berupaya mendatangkan vaksin untuk mengamankan persediaan vaksin COVID-19. Menurut data Kementerian Kesehatan per 26 Agustus 2021 pukul 17.00 WIB, dari 34 provinsi hanya satu provinsi yang stok vaksinnya di bawah 14 hari.

26 Agustus: Mulai Januari 2022, warga bisa mendapatkan vaksin booster berbayar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan rencana vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau booster berbayar. Rencananya, vaksinasi berbayar itu akan dilakukan mulai Januari 2022.

Dia memperkirakan harga vaksin booster sekitar Rp100 ribuan. Bahkan, masyarakat bisa memilih jenis vaksin booster.

"Harga bisa 7 dolar atau 8 dolar (AS) satu kali suntik atau sekitar Rp100 ribuan bisa langsung dilakukan. Kita juga terbuka vaksin-vaksin yang ingin masuk sehingga bagi yang mendapatkan booster bisa memilih mau nyuntik Rp100 ribu sampai Rp150 ribu bisa," kata Budi dikutip dari kanal YouTube DPR RI, Kamis (26/8/2021).

Namun Budi menegaskan, vaksinasi dosis ketiga bisa dilakukan jika semua rakyat Indonesia sudah selesai mendapatkan vaksinasi lengkap atau vaksin COVID-19 dosis kedua.

Berdasarkan data yang disampaikan Satgas Penanganan COVID-19, hingga saat ini ada penambahan 415.601 orang yang menerima vaksinasi dosis pertama. Dengan demikian, total penerima vaksinasi COVID-19 dosis pertama sebanyak 59.426.934 orang.

Satgas juga melaporkan 262.744 orang menerima vaksinasi tahap dua hari ini, sehingga total yang menerima vaksinasi dosis kedua mencapai 33.357.249 orang. Sementara target vaksinasi di Indonesia mencapai 208.265.720 orang.

25 Agustus: 59.381.203 masyarakat Indonesia sudah mendapat vaksinasi dosis pertama

Pemerintah terus menggenjot vaksinasi di Tanah Air. Berdasarkan data yang dipantau dari laman vaksin.kemkes.go.id, hingga Rabu (25/8/2021) pukul 18.00 WIB, tercatat sudah 59.381.203 atau 28,51 persen yang mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19. Sedangkan yang sudah mendapatkan dosis kedua sebanyak 33.344.151 atau 16,01 persen.

Sementara sasaran vaksinasi COVID-19 yakni 208.263.720 jiwa yang terdiri dari tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas pelayanan publik, masyarakat rentan, masyarakat umum, dan anak usia 12-17 tahun.

Hingga saat ini, tercatat sudah 1.468.764 orang tenaga kesehatan yang mendapat vaksinasi COVID-19. Dari jumlah itu, 111,37 persen atau 1.635.703 telah mendapat dosis pertama. Sedangkan 103, 27 persen atau 1.516.815 sudah mendapat dosis kedua, dan 34,17 persen atau 501.930 sudah mendapat dosis ketiga atau booster.

24 Agustus: Dari 130 juta dosis vaksin COVID-19 yang diterima RI, 116 juta dosis sudah di daerah

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan sebanyak 130 juta dosis vaksin COVID-19 sudah diterima. Dari jumlah tersebut, 116 juta dosis sudah berada di daerah.

Sementara 8,1 juta dosis sedang dalam perjalanan dan 5,3 jutaan masih di pusat dalam proses repacking.

"Dari 116 juta dosis yang ada di daerah, kemarin sudah disuntikkan sekitar 91 juta. Jadi masih ada stok di daerah maupun kabupaten/kota itu ada sekitar 25 jutaan," ujarnya dalam konferensi pers dipantau virtual, Selasa (24/8/2021).

Budi mengestimasi stok vaksin COVID-19 sebanyak 25 juta dosis yang berada di daerah cukup untuk melakukan vaksinasi selama 25 hari. Asalkan, vaksin disuntikkan satu juta dosis per hari.

Ia juga meminta pemda tidak perlu khawatir karena stok vaksin cukup banyak. Sebab di bulan Agustus, Indonesia kedatangan 67 juta dosis.

Di minggu pertama Agustus, Indonesia sudah kedatangan 12 juta dosis vaksin COVID-19, disusul 9 juta pada minggu ketiga. Sementara pada minggu keempat 19,5 juta dosis akan datang, berikutnya minggu kelima sekitar 13 juta dosis.

23 Agustus: Lagi, 5 juta vaksin Sinovac tiba di Indonesia

Indonesia kembali kedatangan vaksin COVID-19 buatan Sinovac, Tiongkok, Senin (23/8/2021). Hari ini tercatat 5 juta vaksin Sinovac tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengatakan, 5 juta dosis vaksin yang datang hari ini adalah vaksin jadi. Sehingga, saat ini total vaksin COVID-19 yang diterima Indonesia mencapai 200 juta dosis, baik vaksin jadi maupun dalam bentuk bulk atau bahan baku.

Sementara untuk vaksin COVID-19 produksi Pfizer dengan merek COMIRNATY, Kementerian Kesehatan memastikan akan mendistribusikannya ke 34 provinsi di Indonesia.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes),Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini Kementerian Kesehatan masih mempersiapkan rantai dingin untuk penyimpanan vaksin Pfizer.

"Ini terkait rantai dingin Pfizer yang berbeda dengan (vaksin) yang lain ya karena disimpan suhu -70 celcius, dan sedang kita siapkan sarananya di daerah lain," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Senin (23/8/2021).

22 Agustus: Kota Bekasi terima 181 ribu dosis vaksin Pfizer

Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, menerima vaksin COVID-19 merek Pfizer sebanyak 181.350 dosis dari Kementerian Kesehatan.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, vaksin buatan Amerika Serikat itu diharapkan bisa kembali dialokasikan dengan jumlah yang sama atau lebih, karena membutuhkan dua kali penyuntikan.

"Kita juga baru terima vaksin Pfizer, makanya kemarin baru 181.350 dosis, dikali dua kan mungkin jumlahnya 360.000-an dosis," katanya dikutip dari ANTARA, Minggu (22/8/2021).

Rahmat mengatakan vaksin Pfizer merupakan merek dagang ketiga yang dipergunakan di wilayah Kota Bekasi, setelah Sinovac dan AstraZeneca.

Rahmat mengaku masih akan terus mengejar alokasi vaksin Sinovac, lantaran telah cukup banyak dipergunakan di wilayahnya untuk penyuntikan dosis pertama.

"Jadi kalau kita dapat Sinovac, ya oke, cuma dosis keduanya harus Sinovac juga. Pfizer juga berarti kalau sudah disiapkan kali dua, kita tidak bisa lagi membagi-bagi, jadi 181 ribu itu, ya sudah segera untuk diselesaikan untuk dua kali alokasi," katanya.

21 Agustus: Kapolri lepas 34 bus vaksinasi keliling untuk masyarakat, dan alasan Kemenkes Jabodetabek menjadi prioritas distribusi vaksin Pfizer

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo melepas 34 bus vaksinasi keliling. Bus ini nantinya akan digunakan untuk vaksinasi masyarakat di daerah tak terjangkau dan belum terpantau oleh program vaksinasi pemerintah pusat.

"Ini merupakan bentuk layanan terhadap kegiatan vaksinasi dengan secara mobile dan menyentuh masyarakat," kata Sigit di Gedung JCC, Jakarta Pusat, dalam keterangan resminya, Sabtu (21/8/2021).

Dengan adanya bus vaksinasi keliling tersebut, Listyo yang juga merupakan mantan Kapolda Banten ini berharap, target Presiden Joko "Jokowi" Widodo untuk mewujudkan kekebalan kelompok (herd immunity) terhadap COVID-19 segera tercipta. Polri juga meminta dukungan dari semua pihak.

"Harapan kami ke depan, sinergi antara seluruh stakeholder dalam membantu akselerasi vaksinasi massal bagi masyarakat sehingga herd immunity tercipta, betul-betul bisa kami lakukan secara baik dengan melibatkan seluruh pihak, sehingga hal tersebut bisa tercapai dengan cepat," ujar Listyo.

Sementara, Kementerian Kesehatan menyebutkan alasan Jabodetabek menjadi prioritas distribusi vaksin Pfizer karena vaksin ini membutuhkan sistem logistik yang kompleks dibandingkan vaksin jenis lainnya. Vaksin produksi Amerika Serikat (AS) itu membutuhkan tempat penyimpanan khusus dan harus segera digunakan.

Secara spesifik, vaksin Pfizer membutuhkan mesin pendingin dengan suhu antara minus 90 derajat hingga minus 60 derajat celcius. 

“Vaksin ini harus disiapkan oleh petugas kesehatan yang sudah dilatih menggunakan teknik tertentu dalam menangani rantai dingin, termasuk cara mencairkan dan mengencerkan vaksin sebelum disuntikan,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Widyawati.

20 Agustus: Jakpus sediakan vaksin Moderna di 7 rumah sakit, khusus komorbid dan autoimun

Vaksin COVID-19 buatan Moderna mulai diberikan kepada masyarakat umum. Bagi warga Jakarta Pusat, ada tujuh rumah sakit yang bisa dituju untuk mendapatkan vaksinasi dengan Moderna.

Kasudin Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat, Erizon Safari, mengatakan vaksin COVID-19 Moderna diberikan bagi warga yang selama ini tidak bisa mendapatkan vaksin Sinovac dan AstraZeneca karena alasan kesehatan.

"Kelompok warga memiliki komorbid berat di antaranya autoimun, gagal ginjal, kanker, dan sebagainya," ujar Erizon dikutip dari laman resmi Pemkot Jakarta Pusat, Jumat (20/8/2021).

Dia menjelaskan pelayanan vaksinasi Moderna ini telah tersedia di tujuh rumah sakit. Daftarnya adalah RSCM, RSPAD Gatot Subroto, RS St Carolus, RS Abdi Waluyo, Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai Balai Kota DKI Jakarta, RSUD Tarakan, dan Puskesmas Menteng.

"Warga yang memiliki komorbid berat dapat menyertakan surat keterangan dokter terkait persetujuan vaksin Moderna," ujar Erizon.

Selain warga dengan komorbid berat, vaksin COVID-19 Moderna juga diberikan pada tenaga kesehatan (nakes) yang tercatat telah menerima dua dosis vaksin. Tambahan penyuntikan vaksin Moderna bagi nakes dilakukan sebagai booster.

"Tim nakes mendapatkan satu dosis, sedangkan warga yang memiliki komorbid disuntik dua dosis secara bertahap," ujarnya.

19 Agustus: Jakarta mulai vaksinasi COVID-19 ibu hamil

Pelaksanaan vaksinasi bagi ibu hamil mulai dilaksanakan di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk DKI Jakarta pada Kamis (19/8/2021). Program tersebut berlaku usai keluarnya Surat Edaran Kemenkes Nomor HK.02.01/I/2007/2021, tentang Vaksinasi COVID-19 Bagi Ibu Hamil dan Penyesuaian Skrining dalam Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19. 

Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan kegiatan pencanangan vaksinasi bagi ibu hamil ini terasa spesial, karena berlangsung pada Agustus.

"Agustus adalah momen kita merayakan kemerdekaan, tapi ini juga membahagiakan bagi semua ibu hamil yang ada di Indonesia. Dengan keluarnya Peraturan Menteri Kesehatan pada 2 Agustus kemarin, menjawab kegelisahan yang ada berbulan-bulan di setiap ibu hamil di semua rumah tangga di Indonesia," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Kamis.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengatakan, tantangan yang dihadapi Jakarta tidak sederhana. Sejauh ini sudah ada 1.754 ibu hamil yang mendapat vaksinasi dosis pertama. DKI Jakarta, kata dia, berkolaborasi bersama pihak terkait agar vaksinasi bisa dicapai semua kalangan.

18 Agustus: Lebih dari 2 juta anak usia 12-17 tahun sudah vaksinasi COVID-19

Pemerintah terus mendorong masyarakat melakukan vaksinasi COVID-19, untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok. Termasuk anak usia 12-17 tahun.

Berdasarkan data dari laman vaksin.kemenkes.go.id, sudah ada 2.399.090 anak usia 12-17 menerima vaksin COVID-19 dosis pertama. Sedangkan yang sudah menerima dosis kedua sebanyak 888.547 orang.

Pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi 208.265.720 orang. Mereka berasal dari kelompok tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas publik, masyarakat rentan dan umum, serta anak usia 12-17 tahun.

Berdasarkan data yang ada, sebanyak 26 per 100 penduduk sasaran vaksinasi sudah menerima dosis 1. Tercatat sudah ada 55.100.253 orang menerima dosis pertama, sedangkan dosis kedua sudah ada 29.193.7171 orang.

Sebanyak 5.044.492 warga lanjut usia atau lansia juga tercatat sudah menerima vaksin COVID-19 dosis pertama. Kemudian ada 3.499.461 lansia telah menerima vaksin dosis kedua.

Kemudian ada petugas publik yang sudah menerima vaksin dosis pertama sebanyak 26.988.708 orang. Dosis kedua sebanyak 16.391.434 orang.

Selain itu, ada masyarakat rentan dan umum yang sudah menerima vaksin sebanyak 18.397.908 orang. Yang sudah menerima dosis kedua sebanyak 6.579.046 orang.

Saat ini, baru tenaga kesehatan yang mendapat dosis ketiga vaksin COVID-19. Namun, belum ada data yang tercatat di laman vaksin.kemenkes.go.id terkait jumlah tenaga kesehatan yang sudah menerima dosis penguat itu.

Sementara, tenaga kesehatan yang sudah menerima vaksin dosis pertama ada 1.616.049 orang. Sedangkan yang sudah menerima vaksin kedua ada 1.494.565 nakes.

Kemudian untuk tenaga pendidik yang sudah menerima vaksin COVID-19 dosis pertama ada 2.267.402 orang. Untuk vaksin dosis kedua, sebanyak 1849.662 tenaga pendidik.

17 Agustus: 35 Faskes DKI sediakan vaksin Moderna buat masyarakat umum

Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengizinkan vaksinasi menggunakan vaksin buatan Moderna untuk masyarakat umum. Ada 35 fasilitas kesehatan (faskes) di DKI yang menyediakan vaksin buatan perusahaan Amerika Serikat (AS) tersebut.

Berdasarkan Surat Keputusan Nomor 8561/-1.772.1 yang diteken Kepala Dinkes DKI Widyastuti, vaksin Moderna hanya diperuntukkan bagi warga DKI yang tidak bisa menggunakan vaksi AstraZenecca dan Sinovac karena alasan medis.

Berdasarkan surat tersebut, ada 35 faskes di DKI Jakarta yang menyediakan vaksin Moderna untuk masyarakat umum.

Masyarakat yang ingin memperoleh vaksin Moderna harus memiliki KTP DKI Jakarta, atau berdomisili di DKI Jakarta. "Surat domisili adalah surat resmi yang dikeluarkan minimal oleh RT setempat dan surat tersebut diarsipkan oleh fasilitas kesehatan penyuntik," kata Widyastutui seperti yang dikutip IDN Times, Selasa (17/8/2021).

Selain itu, masyarakat harus menunjukkan surat keterangan dokter yang berpraktik di faskes (FKTP/FKRTL) sesuai format terlampir, dan surat tersebut diarsipkan oleh faskes penyuntik. Vaksin Moderna untuk umum hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang belum pernah mendapatkan vaksin dosis 1 dan 2.

"Vaksin COVID-19 Moderna diberikan kepada masyarakat umum yang belum pernah mendapat vaksinasi COVID-19 dosis 1 dan 2," bunyi surat itu.

Vaksin COVID-19 buatan Moderna diberikan sebanyak dua dosis. Interval atau jarak waktu penyuntikkan vaksin yaitu selama 28 hari, dari dosis pertama ke dosis kedua.

Dalam surat itu dijelaskan penyuntikkan vaksin Moderna dosis pertama harus selesai paling lambat 3 Oktober 2021. Sehingga, pemberian dosis dua diharapkan selesai pada 31 Oktober 2021.

Vaksin Moderna ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal yaitu 14 dosis per vial. Vaksin dan logistik lainnya didistribusikan sesuai alur distribusi vaksin.

Berikut 35 faskes di DKI Jakarta yang menyediakan vaksin Moderna untuk masyarakat umum:

Jakarta Pusat

RSUP Cipto Mangunkusumo
RSPAD Gatot Subroto
RSUD Tarakan
RS ST. Carolus
RS Abdi Waluyo
Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai
Puskesmas Kecamatan Menteng

Jakarta Utara

RSUD Koja
RSUD Cilincing
RSUD Pademangan
RS Mitra Keluarga Kepala Gading.
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok

Jakarta Barat

RS Dharmais
RSUD Cengkareng
RSUD Tamansari
RSUD Kalideres
RS Pelni
Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan

Jakarta Selatan

RSUP Fatmawati
RSUD Pasar Minggu
RSUD Pesanggrahan
RSUD Mampang Prapatan
RS Mayapada Lebak Bulus
RS Pondok Indah
RS Medistra
RS MMC
RSIA Brawijaya
Puskesmas Kecamatan Setiabudi

Jakarta Timur

RS Polri Said Sukamto
RSUD Budhi Asih
RSUD Pasar Rebo
RSU Adhyaksa
RSUD Kramat Jati
RS Antam Medika
Puskesmas Kecamatan Kramat Jati.

16 Agustus: 694.558 orang terima vaksinasi dosis pertama hari ini

Satgas Penanganan COVID-19 mencatat ada 694.558 orang yang menerima vaksinasi pertama hari ini, Senin (16/8/2021). Total penerima vaksinasi pertama mencapai 54.382.680 orang.

Satgas juga melaporkan 412.701 orang menerima vaksinasi tahap dua hari ini sehingga total yang menerima vaksinasi tahap kedua mencapai 28.524.986 orang.

Secara total, Satgas menargetkan sasaran vaksinasi dapat menembus angka 208.265.720 orang.

15 Agustus: 28 juta orang telah mendapat vaksin dosis kedua

Program vaksinasi COVID-19 yang dicanangkan pemerintah terus berjalan. Dilaporkan Satgas Penanganan COVID-19 pada Minggu (15/8/2021), sudah ada 28.112.285 orang mendapatkan vaksin dosis kedua.

Sebab, dalam sehari terakhir, terdapat 318.729 orang mengikuti vaksinasi COVID-19 dosis kedua mereka.

Sementara itu, sebanyak 69.252 orang mendapatkan vaksin dosis pertama. Sehingga, total penduduk di Indonesia yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama ada 53.688.122 orang.

Meski begitu, jumlah ini tentu belum mendekati target pemerintah untuk menciptakan herd immunity. Pemerintah menargetkan vaksin COVID-19 diberikan kepada 208.265.720 orang.

14 Agustus: 53.618.870 orang telah divaksinasi dosis pertama hingga hari ini

Berdasarkan data Satgas, pemerintah sudah melakukan vaksinasi COVID-19 dosis pertama kepada 53.618.870 orang. Sedangkan vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 27.793.556 orang. 

Pemerintah terus mengimbau masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19 dengan 5M, yakni menjaga jarak, menggunakan masker, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, dan mencuci tangan menggunakan sabun serta air mengalir demi mencegah penularan virus tersebut.

13 Agustus: Naik drastis, 2.801.857 orang yang divaksinasi hari ini

Satgas COVID-19 menyebut jumlah vaksinasi COVID-19 hari ini sebanyak 2.801.857 orang yang divaksinasi. Jumlah tersebut meningkat drastis dibandingkan Kamis (12/8/2021), yang hanya mencapai 494.192 orang, sekaligus melebihi target dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo, yakni satu juta orang per hari.

Menurut data Satgas, pemerintah sudah melakukan vaksinasi COVID-19 dosis pertama kepada 53.212.350 orang. Adapun, jumlah orang yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama pada hari ini mencapai 1.317.784 orang.

Di sisi lain, vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 27.228.923 orang. Sebanyak 1.484.073 orang di antaranya baru mendapatkan vaksinasi dosis kedua COVID-19 pada hari ini.

12 Agustus: Angka vaksinasi turun drastis

Angka vaksinasi per Kamis (12/8/2021) turun drastis. Satgas COVID-19 mencatat, hanya 494.192 orang yang divaksinasi hari ini.

Jumlah itu tak mencapai setengah dari target yang dicanangkan pemerintah, satu juta orang per hari.

Dari data Satgas, jumlah orang yang divaksinasi hari ini, lebih banyak menerima dosis kedua, yakni sekitar 305.550. Sementara, penerima dosis pertama cuma 188.642 orang.

Dengan catatan itu, penerima vaksin COVID-19 dosis pertama sudah mencapai 51.894.566 orang. Lalu, penerima vaksin dosis kedua, sudah 25.744.850 orang.

11 Agustus: Vaksinasi lampaui target Presiden Jokowi

Per 11 Agustus 2021, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mencatat sebanyak 1.052.093 orang telah divaksinasi. Catatan ini telah melampaui target yang diinginkan Presiden Joko Widodo.

Tercatat, jumlah yang terima vaksinasi dosis pertama mencapai 510.373 orang. Sedangkan, 541.720 orang lainnya telah menerima vaksinasi dosis kedua.

Dengan demikian, jumlah penduduk yang menerima vaksin dosis pertama sudah mencapai 51.705.924. Sementara, sebanyak 25.439.300 orang telah menerima vaksinasi dosis kedua.

10 Agustus: 51 juta penduduk Indonesia telah menerima vaksin COVID-19 dosis pertama

Satgas COVID-19 melaporka total sebanyak 565.236 orang mendapatkan dosis vaksin pertama pada Selasa (10/8/2021) ini. Dengan demikian, total sudah ada 51.195.551 orang yang memperoleh dosis vaksin pertama per hari ini.

Untuk dosis vaksin kedua, hari ini terjadi penambahan sebanyak 685.556 orang. Total, orang yang sudah mendapatkan vaksin kedua bertambah menjadi 24.897.580 orang hari ini. Pemerintah sendiri menargetkan vaksinasi COVID-19 di Indonesia mencapai 208.265.720 orang.

9 Agustus: 567.076 penduduk Indonesia divaksinasi COVID-19 hari ini

Satgas COVID-19 mencatat ada sebanyak 567.076 orang yang divaksinasi hari ini. Jumlah tersebut masih kurang dari target satu juta vaksinasi per hari yang diinginkan oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

Menurut data Satgas, pemerintah sudah melakukan vaksinasi COVID-19 dosis pertama sebanyak 50.630.315 orang. Adapun, jumlah vaksinasi dosis pertama pada hari ini yaitu 132.375 orang.

Di sisi lain, vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 24.212.024 orang yang sebanyak 434.701 di antaranya mendapatkan vaksinasi dosis kedua pada hari ini.

7 Agustus: Penerima vaksin dosis pertama mendekati 50 juta orang

Jumlah orang yang mengikuti vaksinasi virus corona bertambah. Pada Sabtu (7/8/2021), Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan sebanyak 410.765 orang yang mendapat suntikan dosis pertama vaksin virus corona.

Kemudian, sebanyak 453.440 orang mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 dosis kedua.

Penambahan tersebut membuat akumulasi orang yang telah mendapat vaksinasi dosis pertama mendekati 50 juta orang, tepatnya 49.801.823 orang. Sementara, jumlah total penduduk yang menerima vaksin dosis kedua adalah 23.345.264 orang.

6 Agustus: 49 juta penduduk sudah divaksinasi dosis pertama

Satgas Penanganan COVID-19 menyatakan sudah ada 49.391.058 orang yang mendapatkan vaksin virus corona dosis pertama. Jumlah itu merupakan total, setelah pada Jumat (6/8/20210) dilaporkan ada 556.935 orang mendapatkan vaksin.

Sedangkan, jumlah penduduk yang telah memperoleh vaksinasi COVID-19 dosis kedua mencapai 22.891.824 orang. Sebab, dalam sehari terakhir vaksin dosis kedua diberikan kepada 681.445 orang.

Meski begitu, jumlah tersebut masih jauh dari target pemerintah untuk menciptakan kekebalan komunal atau herd immunity. Pemerintah sebelumnya menargetkan 208.265.720 penduduk mendapatkan vaksin.

Selain itu, angka vaksinasi harian COVID-19 masih jauh dari target yang ditetapkan oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo, yakni dua juta dosis per hari pada bulan Agustus. 

5 Agustus: Kemenkes pastikan stok vaksin COVID-19 cukup untuk penuhi permintaan daerah

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi memastikan stok vaksin di pemerintah pusat cukup untuk memenuhi permintaan daerah.

"Kita punya stok cukup vaksin. Tapi harus dipahami bahwa vaksin itu tidak bisa sekaligus vaksinasi semua sasarannya, karena dosis vaksin juga datang bertahap," kata Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, dikutip dari ANTARA, Kamis (5/8/2021).

Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), total kedatangan vaksin di Indonesia berjumlah 179,4 juta dosis vaksin, terdiri atas 144,7 juta dosis berbentuk bahan baku dan 34,7 juta dosis dalam bentuk vaksin jadi per Selasa ( 3/8/2021).

Sedangkan total vaksin jadi produksi PT Bio Farma berjumlah 152 juta dosis vaksin. Sebanyak 117,3 juta berupa bahan baku dan 34,7 juta berupa vaksin jadi. Bahan baku vaksin tersebut berjenis Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm dan Moderna.

Sementara, Direktorat Jenderal (Ditjen) Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes melaporkan sampai Senin (2/8/2021), vaksin yang telah didistribusikan menuju 34 provinsi berjumlah 90.988.817 dosis. Sebanyak 68.641.750 dosis di antaranya telah digunakan.

Menurut Nadia Indonesia tidak ada masalah dengan stok vaksin. Tapi, masyarakat harus paham bahwa vaksin didistribusikan secara bertahap.

Menurut Nadia penyebab kekosongan vaksin di beberapa daerah karena data stok vaksin tidak diperbarui, sehingga Kemenkes melihat stok vaksin di daerah masih aman. Nadia mengatakan masalah ini sudah diperbaiki dan saat ini jutaan dosis vaksin sudah dan akan didistribusikan ke daerah.

Nadia mengatakan antusiasme masyarakat yang tinggi untuk mengikuti vaksinasi juga mempengaruhi persediaan vaksin di Tanah Air. Apalagi, sekarang usia sasaran vaksinasi semakin luas.

4 Agustus: Warga tak punya NIK tetap bisa vaksinasi dan ibu hamil segera divaksin

Kementerian Kesehatan memutuskan warga yang belum memiliki nomor induk kependudukan (NIK) tetap dapat divaksinasi.

Dalam teknis pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tersebut dibutuhkan pendataan sasaran yang akan dimasukkan dalam Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19 yang memuat nama dan alamat serta nomor induk kependudukan.

Untuk itu dalam rangka percepatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dengan target kelompok masyarakat rentan dan masyarakat lainnya yang belum memiliki NIK, diperlukan optimalisasi dukungan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dari pemerintah daerah.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Widyawati, mengatakan Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Surat Edaran nomor HK.02.02/III/15242/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 bagi Masyarakat Rentan dan Masyarakat Lainnya yang Belum Memiliki Nomor Induk Kependudukan.

Surat Edaran itu ditujukan kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten, dan Kota.

“Surat edaran itu dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan dan kerja sama pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan para pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bagi masyarakat rentan dan masyarakat lainnya yang belum memiliki NIK,” katanya dikutip laman kemkes.go.id, Rabu (4/8/2021).

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga memastikan akan segera memberikan vaksin COVID-19 kepada ibu hamil. Upaya pemberian vaksinasi COVID-19 dengan sasaran ibu hamil juga telah direkomendasikan oleh Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).

Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran HK.02.01/I/2007/2021 tentang Vaksinasi COVID-19 Bagi Ibu Hamil dan Penyesuain Skrining Dalam Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19, yang ditandatangani oleh Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu pada tanggal 2 Agustus 2021.

"Dengan terbitnya aturan ini, Kemenkes menginstruksikan kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan yang melaksanakan vaksinasi COVID-19, agar segera memulai pemberian vaksinasi bagi ibu hamil terutama di daerah dengan tingkat penularan kasus COVID-19 tinggi," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Widyawati, dikutip laman kemkes.go.id, Rabu (4/8/2021).

3 Agustus: Vaksin terbaik menurut Dirut Bio Farma dan menjadi syarat perjalanan selama PPKM

Direktur Utama (Dirut) PT Bio Farma Honesti Basyir mengungkap vaksin terbaik COVID-19. Hal itu disampaikan Honesti saat menghadiri peluncuran program Gerakan Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) Penanggulangan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi.

Lalu, apa vaksin terbaik itu? "Kalau boleh kami sampaikan, vaksin terbaik itu Anda cepat divaksin," ujar Honesti, Selasa (3/8/2021).

Honesti mengatakan tujuan vaksinasi bukan untuk proteksi virus. Namun, untuk mengurangi kematian akibat COVID-19.

"Karena tujuan awal vaksin itu gak buat proteksi 100 persen. Tapi mengurangi angka kematian, mengurangi angka tingginya perawatan di rumah sakit," ucapnya.

Sejalan dengan kebijakan Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang memperpanjang PPKM level 4 hingga 9 Agustus 2021, maka aturan perjalanan jarak jauh tidak mengalami perubahan, salah satunya wajib vaksin minimal dosis pertama.

Aturan mengenai syarat perjalanan transportasi masih merujuk pada Surat Edaran Satgas Penanganan COVID-19 Nomor 16 Tahun 2021 Tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Pada Masa Pandemi Covid-19 yang terbit pada 26 Juli 2021.

2 Agustus: Cara dapat sertifikat vaksinasi COVID-19 yang akan jadi syarat berkegiatan di DKI Jakarta

Vaksinasi COVID-19 akan jadi syarat berkegiatan di DKI Jakarta. Status vaksinasi perlu ditunjukkan untuk bisa melakukan atau memasuki sejumlah tempat di Ibu kota.

Pemprov DKI Jakarta mengarahkan agar masyarakat bisa menunjukkan status vaksinasi lewat layar telepon genggam. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam akun Instagramnya mengunggah sejumlah informasi bahwa aplikasi besutan DKI yaitu JAKI, menyediakan tautan untuk mengunduh sertifikat vaksinasi.

Berikut cara dapat sertifikat vaksin lewat aplikasi JAKI:

  • Buka aplikasi JAKI
  • Ketuk banner pendaftaran vaksinasi COVID-19
  • Isi NIK dan nama lengkap (pendaftar usia 12-17 tahun dapat melihat NIK pada kartu keluarga)
  • Klik lihat sertifikat vaksinasi (data langsung terkonfirmasi dengan aplikasi PeduliLindungi)
  • Simpan atau cetak sertifikat vaksin sebagai bukti sudah vaksinasi

1 Agustus: herd immunity di Jawa-Bali sulit tercapai

Presiden Joko "Jokowi" Widodo pernah menargetkan pada Agustus 2021 kekebalan komunal (herd immunity) akan tercapai di wilayah Jawa-Bali. Namun, data yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan justru menunjukkan target itu masih jauh dari harapan. 

Data dari Pusat Data dan Informasi Kemenkes per Sabtu, 31 Juli 2021, menunjukkan hanya DKI Jakarta dan Bali saja yang vaksinasi dosis pertamanya telah menembus lebih dari 90 persen. Sedangkan, provinsi lain di Pulau Jawa masih berada di bawah 50 persen. 

Provinsi Jateng cakupan vaksinasinya masih di bawah 20 persen. Kondisi serupa juga dialami oleh Jabar dan Banten. Sedangkan, Jatim masih berada di bawah 30 persen. Cakupan vaksinasi Yogyakarta masih berada di bawah 50 persen. 

Sementara, angka vaksinasi dosis pertama di tingkat nasional baru mencapai 22,68 persen atau setara 47.2266.514. Sedangkan, dosis kedua vaksin baru mencapai 9,86 persen atau setara 20.534.823. Kondisi ini sangat ironis lantaran antusiasme warga untuk vaksinasi tergolong tinggi. 

Mandeknya pemberian vaksin COVID-19 di daerah sudah disampaikan oleh sejumlah kepala daerah. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil per 25 Juli 2021 lalu mengatakan pihaknya baru diberi jatah 9 juta vaksin untuk dua dosis. 

"Berarti, hanya dapat jatah sementara, 4,5 juta jiwa. Kira-kira begitu," ungkap pria yang akrab disapa Kang Emil itu kepada media. 

Sementara, capaian vaksin di Jabar paling besar. Ridwan mencatat bila 70 persen penduduk Jabar yang divaksinasi maka harus ada 35 juta jiwa yang menerima vaksin. 

31 Juli: Sebanyak 803.923 orang divaksin COVID-19 hari ini

Satgas Penanganan COVID-19 hari ini, Sabtu (31/7/2021) melaporkan sebanyak 420.521 orang di Indonesia divaksinasi tahap pertama, sehingga total sudah ada 47.226.514 jiwa yang sudah divaksin tahap pertama.

Sementara, warga Indonesia yang divaksinasi tahap kedua hari ini ada 383.402 orang, sehingga total ada 20.534.823 orang sudah menjalani vaksin kedua hingga hari ini.

Dengan demikian, ada 803.923 orang yang divaksin COVID-19 hari ini, baik dosis pertama maupun kedua.

Sedangkan target keseluruhan vaksinasi di Indonesia adalah 208.265.720 jiwa. Padahal, Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah menargetkan vaksinasi di Indonesia mencapai 1 juta per hari selama Juli.

30 Juli: Ada 993.250 orang yang divaksinasi COVID-19 hari ini

Jumlah vaksinasi COVID-19 hari ini, Satgas mencatat ada sebanyak 993.250 orang yang divaksinasi. Jumlah tersebut masih kurang sedikit dari target satu juta vaksinasi yang diberikan oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo untuk Juli ini.

Menurut data Satgas, pemerintah sudah melakukan vaksinasi COVID-19 dosis pertama sebanyak 46.805.993 orang, vaksinasi dosis pertama pada hari ini yaitu 516.051 orang.

Di sisi lain, vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 20.146.421 orang, dengan sebanyak 477.199 orang di antaranya mendapatkan vaksinasi dosis kedua.

29 Juli: Hampir 20 juta orang di Indonesia dapat vaksin dosis kedua

Vaksinasi COVID-19 untuk menciptakan kekebalan kelompok terus digencarkan. Kabar baiknya, pada Kamis (29/7/2021), Satgas COVID-19 melaporkan hampir 20 juta orang di Indonesia sudah mendapatkan vaksin dosis kedua.

Angka tepatnya adalah 19.669.222 orang. Jumlah itu naik setelah dalam sehari terakhir ada 566.060 orang disuntik vaksin virus corona dosis kedua.

Sedangkan, jumlah orang yang mendapatkan vaksin dosis pertama bertambah 555.030 orang. Sehingga, total orang yang mendapatkan vaksin dosis pertama ada 46.289.942 orang.

Meski begitu, jumlah vaksinasi COVID-19 tersebut masih jauh dari target. Pemerintah diketahui menetapkan vaksin diberikan kepada 208.265.720 orang.

28 Juli: Penyandang disabilitas yang tidak punya KTP bisa vaksinasi

Salah satu syarat vaksinasi bagi warga adalah memiliki KTP, namun tak sedikit di antara penyandang disabilitas tidak memiliki KTP atau NIK. Namun, pemerintah tetap memfasilitasi mereka.

Direktur Jenderal Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh mengatakan penyandang disabilitas harus diketahui terlebih dahulu tinggal di mana. Bila tinggal di panti asuhan, bisa dibuatkan surat pernyataan tanggung jawab mutlak (SPTJM) yang ditandatangani kepala panti asuhan.

"Dengan demikian, Dinas Dukcapil setempat dapat menerbitkan Kartu Keluarga yang isinya adalah nama-nama penghuni panti asuhan beserta NIK-nya,” kata Zudan, dalam keterangan tertulis, Rabu (28/7/2021).

Zudan meminta kepada pemerintah daerah aktif mendata kelompok disabilitas. Pemda diharapkan melakukan jemput bola untuk memenuhi identitas penduduk.

“Guna memenuhi identitas penyandang disabilitas di tengah pandemik, kami memberi saran agar Dinas Dukcapil daerah pro-aktif memberikan berkas F-1.01 kepada tiap-tiap panti asuhan, untuk dilakukan pengisian biodata, sehingga dokumen kependudukan lainnya dapat diterbitkan secara bertahap tanpa khawatir terjadi tatap muka yang menyebabkan penularan virus COVID-19," katanya.

 

27 Juli: Indonesia kedatangan 21,2 juta bahan baku vaksin Sinovac

Indonesia kembali kedatangan 21,2 juta bahan baku Vaksin Sinovac, yang tiba hari ini, Selasa (27/7/2021), di Bandara Soekarno Hatta. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia.

"Pemerintah masih akan terus berupaya mendatangkan vaksin melalui seluruh jalur yang ada guna memastikan ketersediaan stok vaksin untuk mencapai target sasaran vaksinasi," kata Airlangga seperti yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (27/7/2021).

Airlangga menuturkan pemerintah selalu memastikan keamanan, kualitas, dan efikasi dari vaksin COVID-19. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat tak perlu khawatir dengan vaksin yang disediakan pemerintah.

Guna mencapai kekebalan komunal, Airlangga mengatakan sebanyak 208 juta penduduk Indonesia perlu divaksin. Lalu, ia menerangkan saat ini juga sudah sebanyak 718 ribu anak mendapatkan vaksinasi dosis pertama.

25 Juli: Penerima vaksin COVID-19 dosis pertama capai 44,4 juta orang

Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mencatat ada 44.469.974 orang yang telah menerima vaksin COVID-19 dosis pertama hingga Minggu (25/7/2021) siang.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 17.906.504 di antaranya telah menjadi penerima vaksin COVID-19 dosis lengkap. Pemerintah menargetkan 208.265.720 orang di Indonesia menjalani vaksinasi guna membentuk “herd immunity” atau kekebalan kelompok.

24 Juli: Mahfud MD ungkap asal muasal munculnya ide vaksin berbayar

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkap asal muasal ide vaksin mandiri berbayar. Menurutnya, ide itu berawal dari ledakan varian delta COVID-19 yang terjadi di Indonesia. Sejak ledakan kasus terjadi, Mahfud menyebut Indonesia memang kekurangan vaksinator untuk memenuhi antusiasme masyarakat untuk divaksinasi.

Akhirnya, pemerintah mulai mengolah usulan tentang adanya vaksin mandiri berbayar. Namun, setelah adanya keputusan tersebut, ternyata mendapatkan gelombang penolakan dari masyarakat. Sehingga, Presiden Joko "Jokowi" Widodo mencabut keputusan itu.

“Itu muncul usul kalau gitu kami mau bayar sendiri dengan vaksin berbayar, diolah usul itu oleh pemerintah, kemudian timbul penolakan dari masyarakat karena katanya itu melanggar prinsip keadilan. Nanti ada kelas sosial yang mampu bayar dan ada kelas sosial yang tidak mampu bayar,” kata Mahfud dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di kanal YouTube Kemenko Polhukam, Sabtu (24/7/2021).

“Pemerintah langsung putuskan tidak ada vaksin berbayar, itu aspirasi. Nanti ada yang marah lagi 'kenapa kami kan bisa bayar', rakyat tidak setuju, kan gitu,” ujarnya lagi.

Mahfud mengakui pemerintah tengah kewalahan menghadapi COVID-19 varian Delta. Hal itu juga yang memicu adanya usulan vaksin mandiri berbayar.

23 Juli: 2.795 anak usia 12-17 tahun di Jakarta terima dosis vaksin pertama

Pelayanan vaksinasi kantor Wali Kota Jakarta Selatan mengatakan, sebanyak 2.795 siswa berusia 12-17 tahun telah menerima dosis vaksin pertama. Jumlah tersebut merupakan akumulasi sejak 6 hingga 19 Juli 2021.

“Jadi kantor wali kota mengadakan sentra vaksinasi untuk anak berusia 12-17 tahun yang dimulai sejak 6 Juli, dan sampai sekarang yang sudah divaksin ada 2.795 dari 2.846 orang yang mendaftar," kata Kepala Sub Bagian Kesehatan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan Pemerintah Kota Jakarta Selatan Budi Sulistyo dikutip ANTARA, Jumat (23/7/2021).

Budi menuturkan, sentra vaksinasi ini merupakan realisasi dari arahan Gubernur DKI Jakarta yang mengharuskan adanya sentra vaksinasi untuk anak di atas umur 12 tahun di setiap kantor wali kota. Dari jumlah yang mendaftar, kata dia, terdapat 50 anak ditunda menjalani vaksinasi karena sebelumnya pernah terpapar COVID-19. 

“Jadi mereka ini ditunda dulu hingga 3 bulan ke depan agar kondisinya layak menerima vaksin," kata Budi.

Menurut Budi, hingga hari ini belum ditemukan kejadian efek samping yang fatal setelah vaksinasi pada penerima vaksin.

22 Juli: Indonesia kembali terima 8 juta dosis Vaksin Sinovac tahap ke-29

Indonesia kembali kedatangan vaksin COVID-19 Sinovac, sebanyak 8 juta dosis di Bandara Soekarno Hatta, Kamis (22/7/2021) pukul 10.55 WIB. 

Jutaan dosis vaksin itu dibawa dalam beberapa envirotainer atau fasilitas pendingin setelah diturunkan dari Pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA891.

“Kita kedatangan Vaksin Sinovac tahap ke-29 sebanyak 8 juta dosis, ini merupakan komitmen pemerintah menjaga seluruh rakyat Indonesia dari bahaya COVID-19,” kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam jumpa persnya secara virtual di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (22/7/2021).

Selain itu, Yaqut menjelaskan, program vaksinasi ini merupakan penjabaran dari ajaran agama. Di mana, setiap warga beragama wajib menjaga keberlangsungan hidup sebagai karunia terbesar dari Tuhan.

“Menjaga kehidupan adalah langkah paling mulia. Sehingga program vaksinasi ini sejalan dengan spirit kita dengan ajaran agama untuk keberlanjutan kehidupan,” kata Yaqut.

 

21 Juli: Capaian vaksinasi masih jauh dari target 208 juta jiwa

Berdasarkan data yang dikutip dari vaksin.kemkes.go.id per 21 Juli 2020 pukul 12.00 WIB, target vaksinasi Indonesia sebesar 208.265.720 jiwa. Sasarannya adalah tenaga kesehatan, lansia, petugas publik, masyarakat rentan dan masyarakat umum, serta kelompok usia 12-17 tahun.

Dari data yang ada, total yang sudah divaksin untuk dosis pertama sebanyak 42.611.602, atau 20,46 persen dari target vaksinasi nasional. Sedangkan untuk dosis kedua, baru menyasar 16.606.675 atau 7,97 persen dari target 208.265.720.

Berikut rincian pemberian vaksin kepada tenaga kesehatan, lansia, petugas publik, masyarakat rentan dan masyarakat umum, serta kelompok usia 12-17 tahun:

Tenaga kesehatan, target 1.468.764 pemberian vaksin
1. Vaksinasi dosis 1 = 108,04 persen (1.586.824)
2. Vaksinasi dosis 2 = 98,05 persen (1.440.154)

Lanjut usia, target 21.553.118 pemberian vaksin
1. Vaksinasi dosis 1 = 21,87 persen (4.713.435)
2. Vaksinasi dosis 2 = 13,83 persen (2.981.394)

Lanjut usia, target 21.553.118 pemberian vaksin
1. Vaksinasi dosis 1 = 21,87 persen (4.713.435)
2. Vaksinasi dosis 2 = 13,83 persen (2.981.394)

Petugas publik, target 17.327.167 pemberian vaksin
1. Vaksinasi dosis 1 = 138,84 persen (24.057.689)
2. Vaksinasi dosis 2 = 56,99 persen (9.875.525)

Masyarakat rentan dan umum, target 141.211.181 pemberian vaksin
1. Vaksinasi dosis 1 = 8,32 persen (11.741.941)
2. Vaksinasi dosis 2 = 1,64 persen (2.309.567)

Kelompok usia 12-17 tahun, target 26.705.490 pemberian vaksin
1. Vaksinasi dosis 1 = 21,87 persen (4.713.435)
2. Vaksinasi dosis 2 = 13,83 persen (2.981.394)

Baca Juga: Data Lengkap Pencapaian Target Vaksinasi Indonesia hingga 21 Juli 2021

20 Juli: Indonesia akan kedatangan 30 juta vaksin akhir Agustus

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Profesor Wiku Adisasmito mengatakan, Indonesia akan menerima 30 juta dosis vaksin pada akhir Agustus 2021.

"Selain itu untuk memastikan ketersediaan vaksin, pemerintah menyatakan bahwa akan menerima tambahan kedatangan vaksin sebanyak lebih dari 30 juta dosis pada akhir Agustus," ujar Wiku saat konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (20/7/2021).

Namun, Wiku tak merinci vaksin jenis apa yang dipesan pemerintah tersebut. Dia hanya mengatakan Presiden Joko "Jokowi" Widodo menginstruksikan jajarannya agar program vaksinasi lebih cepat dilakukan.

19 Juli: 1,1 Juta Vaksin Sinopharm untuk Vaksinasi Gotong Royong tiba di Indonesia

Indonesia kembali kedatangan vaksin COVID-19 produksi perusahaan asal Tiongkok, Sinopharm, Senin (19/7/2021). Sebanyak 1.184.000 dosis tiba di Bandara Soekarno Hatta pada pukul 12.30 WIB. Jutaan dosis vaksin itu dibawa dalam beberapa envirotainer atau fasilitas pendingin setelah diturunkan dari Pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA891.

"Pada siang hari ini Indonesia kembali kedatangan vaksin COVID-19 sejumlah 1.184.000 dosis atau setara 592 ribu vial. Vaksin COVID-19 produksi Sinopharm," kata Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Verdi mengatakan, kedatangan vaksin Sinopharm hari ini merupakan tahapan kelima untuk program Vaksin Gotong Royong. Dia menyebut saat ini sudah ada sekitar 5,5 juta dosis vaksin Sinopharm yang tiba di Indonesia.

"Ini adalah bagian dari kontrak pasokan vaksin antara Kimia Farma dengan Zinopharm sebesar 15 juta dosis vaksin untuk kebutuhan vaksinasi Gotong Royong, dan merupakan bagian dari target mengamankan dan menyuntikkan 20 juta dosis lewat opsi vaksin Gotong Royong pada tahun 2021 ini," jelas Verdi.

Verdi menerangkan, Vaksin Gotong Royong merupakan opsi bagi perusahaan agar dapat mengakses fasilitas vaksinasi COVID-19 bagi karyawannya secara gratis. Dia juga menuturkan, Vaksin Gotong Royong juga sebuah upaya membantu pemerintah dalam mewujudkan percepatan herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap virus corona di Tanah Air.

"Ada semangat kolaborasi gotong royong di sini. Apalagi ini juga untuk meringankan beban pendanaan pemerintah Indonesia. Pendanaannya mandiri dari Kimia Farma sebagai anggota BUMN holding farmasi, tanpa menggunakan APBN, baik untuk pemberian vaksin maupun pengiriman dan pelaksanaan vaksinasinya," jelas Verdi.

18 Juli: 461.762 orang mendapat suntikan vaksin hari ini

Jumlah orang yang mendapat suntikan vaksin COVID-19 pada hari ini, Minggu (18/7/2021), mengalami penurunan dibanding hari kerja. Dalam sehari, hanya 461.762 orang divaksinasi, baik suntikan pertama maupun kedua.

Satgas Penanganan COVID-19 menyatakan, pada hari ini, ada 404.837 warga yang menerima dosis pertama COVID-19. Dengan demikian, sudah ada 41.673.464 warga Indonesia yang telah divaksinasi dosis pertama. 

Sedangkan, dosis kedua pada hari ini diberikan kepada 56.295 warga. Dengan demikian, akumulasi warga yang telah menerima dosis kedua vaksin mencapai 16.274.150.

Angka tersebut sangat jauh dengan target yang disampaikan pemerintah untuk memberikan satu juta vaksin per hari. Selain itu, total vaksinasi COVID-19 pun masih jauh dari target untuk herd immunity sebanyak 208.265.720 orang.

17 Juli: Vaksinasi digejot di tiga provinsi, Agustus masuk herd immunity

Presiden Joko "Jokowi" Widodo memprioritaskan tiga provinsi untuk percepatan vaksinasi. Ketiga provinsi tersebut yakni Jawa Barat, Jawa Tengah dan Banten. Sebelumnya presiden memprioritaskan wilayah Jakarta dan Bali.

"Kemudian provinsi mana yang sekarang harus kita fokuskan, menurut saya tiga provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten. Karena ini baru 12 persen. Jawa Barat 12 persen, Jawa Tengah 14 persen dan Banten 14 persen," ujar Jokowi melalui channel YouTube Sekretariat Presiden pada Sabtu (17/7/2021).

Saat ini Bali sudah mencapai 81 persen dosis vaksin yang sudah disuntikkan dan DKI Jakarta sebesar 72 persen. Jokowi juga mengatakan sudah terbukti bahwa 2 atau 3 hari yang lalu Indonesia berhasil menyuntikkan 2,3 juta dan yakin bisa mencapai 5 juta dosis.

"Ini saya kira Agustus sudah akan selesai masuk ke herd immunity," ujar Jokowi.

16 Juli: Jokowi cabut aturan vaksin berbayar dan kedatangan 1 juta lebih vaksin AstraZeneca

Presiden Joko "Jokowi" Widodo memutuskan mencabut Vaksin Gotong Royong berbayar untuk individu. Hal itu disampaikan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (16/7/2021).

"Setelah mendapatkan masukan dan juga respons dari masyarakat, presiden telah memberikan arahan dengan tegas untuk vaksin berbayar yang rencananya disalurkan melalui Kimia Farma semuanya dibatalkan dan dicabut," kata Pramono.

Menurut Pramono, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, semua vaksin harus diberikan secara gratis kepada masyarakat.

"Sehingga semua vaksin tetap dengan mekanisme yang digratiskan seperti yang disampaikan oleh Bapak Presiden sebelumnya," jelas Pramono.

Untuk Vaksin Gotong Royong sendiri, Pramono menegaskan, mekanismenya tetap melalui perusahaan dan dibagikan secara gratis kepada karyawannya.

"Hal yang berkaitan dengan Vaksin Gotong Royong, mekanismenya tetap melalui perusahaan dan perusahaan yang akan membayar kepada seluruh karyawannya, sehingga dengan demikian mekanisme untuk seluruh vaksin, baik itu yang Gotong Royong maupun yang sekarang, mekanisme sudah berjalan digratiskan oleh pemerintah," ujar Pramono.

Sementara, Indonesia kembali menerima kedatangan vaksin COVID-19 jenis AstraZeneca sebanyak 1.041.400 dosis di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jumat pagi.

"Vaksin yang pagi ini kita terima merupakan bagian dari perjanjian bilateral antara AstraZeneca dan Pemerintah Indonesia dalam pengiriman 50 juta dosis vaksin ke Tanah Air," kata Sekjen Kementerian Kesehatan Oscar Primadi melalui channel YouTube Sekretariat Presiden.

Ini merupakan kedatangan vaksin COVID-19 tahap ke 26. Dengan penambahan 1.041.400 dosis vaksin ini, Indonesia kini telah menerima 141.315.880 vaksin.

"Kami ucapkan terima kasih kepada pihak AstraZeneca yang telah membantu masyarakat untuk memperoleh vaksinasi dan semua pihak yang membantu dan memperlancar pendistribusian ke seluruh pelosok Indonesia," kata Oscar.

Oscar berharap dengan penambahan vaksin ini maka target pemerintah untuk menyuntikkan 2 juta dosis per hari bisa terwujud pada Agustus 2021.

"Percepatan vaksin penting untuk menurunkan penyabaran virus yang tengah meningkat. Kami ingatkan masyarakat Indonesia akan pentingnya vaksin. Setelah terima vaksin tubuh kita akan lebih terjaga dan kasus kefatalan akan terminimalisir," ujarnya.

15 Juli: AS kirim 1,5 juta dosis vaksin Moderna untuk Indonesia

Amerika Serikat (AS) mengirimkan 1.500.100 dosis juta vaksin COVID-19 untuk Indonesia melalui skema COVAX. Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Y Kim, mengumumkan vaksin buatan Moderna tersebut tiba hari ini, Kamis (15/7/2021).

Sebelumnya, Indonesia pada 11 Juli 2021 telah menerima 3 juta dosis vaksin dari AS. Artinya, donasi vaksin dari AS untuk Indonesia mencapai 4,5 juta dosis.

“Kami berupaya untuk memberikan sebanyak mungkin vaksin yang aman dan efektif, sehingga sebanyak mungkin orang Indonesia dapat divaksinasi dengan mungkin,” kata Kim melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Kamis (15/7/2021).

Di sisi lain, Satgas Penanganan COVID-19 mencatat pada hari ini sebanyak 718.716 orang mendapatkan vaksin virus corona dosis pertama. Sehingga, jumlah orang yang telah mendapatkan vaksin tahap pertama ada 39.628.149 orang.

Sementara itu, jumlah orang yang mendapatkan vaksin COVID-19 dosis kedua hari ini juga bertambah sebanyak 198.545 orang. Tercatat, sebanyak 15.810.099 orang sudah mendapat vaksinasi dosis kedua.

14 Juli: Indonesia telah menerima 137,6 juta dosis vaksin dari empat produsen vaksin

Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi mengatakan hingga Selasa (13/7/2021), Indonesia telah menerima sebanyak 137,6 juta dosis vaksin dari empat produsen vaksin, yakni Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca dan Moderna.

"Per 13 Juli kemarin, Indonesia telah menerima sekitar 137,6 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku dan dosis jadi dari Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca dan Moderna," ujar Dedy dalam keterangan pers harian PPKM Darurat, Rabu (14/7/2021).

Pada Selasa malam, Indonesia telah menerima kedatangan 3,4 juta dosis vaksin siap pakai AstraZeneca. Kedatangan vaksin tersebut merupakan hasil kerja sama multilateral Covax Facility.

Dedy menuturkan, dalam tiga hari ke depan, Indonesia pun akan kembali menerima kedatangan vaksin antara lain vaksin hasil kerja sama bilateral dengan Amerika Serikat, vaksin hasil kerja sama bilateral dengan organisasi internasional di luar Covax Facility, serta vaksin hasil pembelian langsung dengan produsen AstraZeneca.

Hingga Rabu (13/7/2021) pukul 18.00 WIB, dari total 208,2 juta sasaran vaksinasi, sekitar 52,3 juta dosis vaksin telah diberikan kepada sekitar 37 juta orang yang menerima dosis pertama dan sekitar 15,3 juta orang yang menerima dosis kedua.

13 Juli: Aturan vaksinasi Gotong Royong berbayar sedang digodok

Per Selasa (13/7/2021) tercatat ada 546.416 orang mendapatkan vaksin COVID-19 dosis pertama. Sehingga, jumlah orang yang telah mendapatkan vaksin tahap pertama ada sebanyak 36.914.607 orang.

Sementara itu, jumlah orang yang mendapatkan vaksin COVID-19 dosis kedua hari ini juga bertambah sebanyak 154.530 orang. Tercatat, sebanyak 15.190.998 orang sudah mendapat vaksinasi dosis kedua.

Program vaksinasi terus digenjot oleh pemerintah. Salah satu program yang jadi sorotan adalah vaksinasi Gotong Royong.

Belakangan, sempat ada pembahasan mengenai vaksinasi Gotong Royong yang menyangkut individu. Vaksinasi Gotong Royong Individu dianggap sejumlah kalangan sebagai salah satu bisnis dan dicurigai merupakan monopoli dari salah satu perusahaan BUMN.

Namun, ditegaskan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, vaksinasi Gotong Royong punya aturan tersendiri. Ditambah, pelaksanaannya tak melanggar aturan.

Kementerian Kesehatan, melalui juru bicara vaksinasi, Sini Nadia Tarmizi, menyatakan sampai sekarang pihaknya masih menyiapkan petunjuk teknis tentang vaksinasi Gotong Royong.

12 Juli: Kimia Farma tunda vaksinasi gotong royong berbayar

PT Kimia Farma Tbk resmi menunda pelaksanaan layanan Vaksinasi Gotong Royong Individu atau vaksinasi berbayar yang seharusnya dilaksanakan pada hari ini, Senin (12/7/2021).

"Kami mohon maaf karena jadwal Vaksinasi Gotong Royong Individu yang semula dimulai hari Senin, 12 Juli 2021, akan kami tunda hingga pemberitahuan selanjutnya," kata Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma Tbk, Ganti Winarno, saat dikonfirmasi wartawan, Senin (12/7/2021).

Ganti mengatakan, salah satu alasan penundaaan ini karena besarnya animo serta banyaknya pertanyaan yang masuk kepada Kimia Farma.

"Ini membuat manajemen memutuskan untuk memperpanjang masa sosialisasi Vaksinasi Gotong Royong Individu serta pengaturan pendaftaran calon peserta," ujarnya.

"Terima kasih atas pemahaman para pelanggan serta animo untuk bersama-sama mendorong tercapainya kekebalan komunal (herd immunity) yang lebih cepat di Indonesia," Ganti menambahkan.

Sementara, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan Vaksin Gotong Royong berbayar untuk individu hanya sebagai opsional. Dia mengatakan, program vaksin mandiri berbayar ini akan dimulai apabila program vaksin gratis pemerintah telah mencapai jumlah yang masif.

“Sebagai informasi, ini juga akan dimulai di saat di mana vaksin pemerintah sudah mulai masif jumlahnya,” kata Budi dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin.

11 Juli: 3 Juta lebih dosis Vaksin Moderna tiba di Indonesia

Sebanyak tiga juta lebih dosis vaksin Moderna Amerika Serikat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jawa Barat, Minggu (11/7/2021).

"Alhamdulillah hari ini Indonesia menerima tiga juta enam puluh dosis vaksin Moderna. Ini berkat hubungan kerja sama internasional pemerintah Amerika melalui jalur multilateral," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seperti disiarkan dalam channel Youtube Sekretariat Presiden.

Retno mengatakan pengiriman vaksin Moderna hari ini merupakan tahap pertama. Amerika telah berkomitmen akan memberikan vaksin secara bertahap dosis sharing vaksin ke Indonesia 4,5 juta dosis.

Retno menambahkan BPOM telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use of authorization (UEA) vaksin Moderna pada 2 Juli 2021.

Kedatangan vaksin Moderna, kata Retno, menambah pasokan vaksin di Indonesia. Saat ini, Indonesia telah mengamankan total vaksin COVID-19 mencapai lebih dari 122.735.260 dosis. "Baik curah dan vaksin jadi," imbuh Retno.

Rinciannya, vaksin dari Sinovac sebanyak 108.500.000 dosis, AstraZeneca 8.236.800 dosis, Sinopharm 2 juta dosis jadi, dan bantuan AstraZeneca dari Jepang 9.988.000 dosis, dan Moderna 3.000.060 dosis.

Retno juga mengatakan pemerintah Indonesia mendapatkan banyak tawaran vaksin dari negara sahabat yakni Jepang Belanda, Inggris, dan Uni Emirat Arab (UEA).

"Jutaan vaksin dari komersial dan dukungan multilateral akan tiba Juli. Pemerintah akan terus bekerja keras untuk memastikan ketersediaan vaksin untuk masyarakat," ujar Retno.

Indonesia juga mendapat bantuan untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan di Indonesia, seperti ventilator, oksigen, dan obat-obatan dan peralatan medis lain dari Singapura dan Australia.

"Hari ini dukungan dari Singapura lewat jalur laut dan akan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada 14 Juli 2021," imbuh Retno.

10 Juli: Hampir 15 juta penduduk Indonesia dapat vaksin dosis kedua

Perkembangan program vaksinasi COVID-19 di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Per Sabtu (10/7/2021), tercatat hampir 15 juta penduduk telah mendapatkan vaksin dosis kedua.

Satgas COVID-19 mencatat sebanyak 14.969. 330 orang sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19 lengkap. Jumlah itu bertambah 100.753 orang dari data hari sebelumnya.

Sementara, dalam sehari terakhir juga tercatat ada 417.509 orang mendapatkan vaksin virus corona dosis pertama. Sehingga, jumlah orang yang telah mendapatkan vaksin tahap pertama ada sebanyak 36.193.076 orang.

9 Juli: 35.775.567 penduduk Indonesia telah dapat suntikan vaksin dosis pertama

Vaksinasi COVID-19 terus digencarkan di seluruh penjuru Tanah Air. Per Jumat (9/7/2021), tercatat sudah sebanyak 35.775.567 penduduk Indonesia mendapatkan vaksin COVID-19 dosis pertama.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka itu meningkat 914.488 penduduk dibandingkan data pada Kamis (7/7/2021).

Sementara itu, jumlah penerima vaksin dosis kedua meningkat sebanyak 246.075. Alhasil sebanyak 14.868.577 penduduk di telah mendapatkan vaksin dosis kedua.

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pelaksanaan vaksinasi harian sudah menembus target yang ditetapkan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, yakni satu juta per hari. Bahkan, menurut Budi pelaksanaannya telah melebihi target.

"Sesuai dengan arahan Bapak Presiden, tiga hari ini vaksinasi kita selalu di atas satu juta. Jadi angka satu juta sudah kita tembus, dan titik tertinggi kita pernah 1,5 juta," ujar Budi.

8 Juli: 5 juta warga DKI sudah menerima vaksinasi COVID-19 tahap I

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, sebanyak 5 juta warga DKI Jakarta sudah menerima vaksinasi COVID-19 tahap I. Pihaknya akan terus menggalakkan program vaksinasi agar tercapai herd immunity.

"Alhamdulillah kemarin kita memasuki milestone penting. Kita sudah mencapai 5 juta warga yang berhasil mendapatkan vaksin dosis pertama. Kita akan genjot terus, dan salah satunya adalah dengan aktivitas vaksinasi keliling yang sudah disiapkan kendaraannya di sini," ujarnya saat mengecek mobil vaksinasi di halaman Balai Kota, Kamis (8/7/2021).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, sebanyak 5 juta warga DKI Jakarta sudah menerima vaksinasi COVID-19 tahap I. Pihaknya akan terus menggalakkan program vaksinasi agar tercapai herd immunity.

"Alhamdulillah kemarin kita memasuki milestone penting. Kita sudah mencapai 5 juta warga yang berhasil mendapatkan vaksin dosis pertama. Kita akan genjot terus, dan salah satunya adalah dengan aktivitas vaksinasi keliling yang sudah disiapkan kendaraannya di sini," ujarnya saat mengecek mobil vaksinasi di halaman Balai Kota, Kamis (8/7/2021).

7 Juli: Percepat vaksinasi, Anies uji coba vaksin keliling

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menguji coba vaksin keliling untuk mempercepat vaksinasi di ibu kota. Soal target, "Tergantung kebutuhan, karena datang di sebuah tempat. Kalau untuk masyarakat kita akan targetkan 1.000 per kelurahan," ujar Anies, Rabu (7/7/2021).

Dalam kesempatan itu, Anies menguji coba 16 mobil vaksin keliling. Ia berharap mobil-mobil itu bisa menjemput masyarakat yang memiliki kendala untuk mendatangi sentra vaksinasi. 

"Jadi kami yakin target yang sudah ditetapkan Bapak Presiden di akhir Agustus sebanyak 7,5 juta akan bisa tercapai lebih awal," tambah Anies.

Menurut Anies, vaksin ini juga bisa untuk anak-anak mulai usia 12 tahun. Pendaftarannya bisa melalui aplikasi Jaki.

Berdasarkan data yang dirilis Pemprov DKI Jakarta pada Selasa, 6 Juli 2021 sudah ada 4,9 juta orang yang mendapat vaksin COVID-19 di Jakarta. Bahkan, 1,9 juta diantaranya telah mendapat vaksin dosis kedua. 

Secara nasional, sudah ada 32,3 juta orang yang mendapat vaksin dosis pertama. Dari jumlah tersebut, sebanyak 14 juta orang diantaranya telah mendapat vaksin dosis kedua.

Baca Juga: [LINIMASA-7] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

Topik:

  • Dwi Agustiar
  • Jihad Akbar
  • Rochmanudin
  • Dwifantya Aquina
  • Satria Permana
  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya