Kasus COVID-19 di Indonesia Alami Kenaikan Dua Minggu Berturut-turut

Kenaikan kasus positif banyak disumbang dari luar negeri

Jakarta, IDN Times - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyatakan kasus positif COVID-19 di Indonesia mulai mengalami kenaikan dalam kurun waktu dua minggu terakhir.

“Saat ini, kasus positif di Indonesia telah meningkat selama dua minggu berturut-turut,” kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam Konferensi Pers Untuk Penanganan COVID-19 yang diikuti secara daring dikutip dari ANTARA, Selasa (11/1/2022).

Wiku menuturkan selama dua minggu, orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 naik dari 1.200 kasus menjadi 1.400 kasus. Bahkan sudah mencapai 3.000 kasus pada minggu terakhir atau naik lebih dari dua kali lipat dari minggu sebelumnya.

Melihat jumlah kasus yang terus mengalami kenaikan, kata dia, kondisi ini perlu diantisipasi lebih lanjut, mengingat kenaikan pasca-libur Natal dan Tahun Baru masih dapat terjadi pada minggu yang akan datang. Terlebih bila kasus positif dibandingkan dengan jumlah kasus sembuh dalam seminggu terakhir.

1. Kasus positif jauh lebih banyak dibandingkan dengan orang yang sembuh dari COVID-19

Kasus COVID-19 di Indonesia Alami Kenaikan Dua Minggu Berturut-turutPetugas kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) memeriksa tempat tidur pasien COVID-19 di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/6/2021) (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Menurut Wiku, terlihat jelas kasus positif jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah orang yang telah sembuh dari COVID-19. Ia memberikan contoh pada 6 Januari 2022 lalu, kasus positif harian mencapai 553 kasus, namun angka kesembuhan hanya mencapai 209 kasus.

"Padahal data dalam tiga minggu sebelumnya, meskipun menunjukkan tren yang fluktuatif, penambahan kesembuhan pada umumnya lebih tinggi daripada kasus positif. Hal ini tentunya menjadi catatan kita bersama," kata dia.

Sehingga dalam menangani kondisi tersebut, pemerintah membutuhkan investigasi dan analisis yang mendalam dan berkaitan dengan proporsi varian-varian yang kini tengah beredar di masyarakat.

Baca Juga: [UPDATE] Mulai Naik, Kasus Baru COVID-19 di RI Bertambah 802 Hari Ini

2. Peran pemerintah daerah amat penting dalam menekan kasus COVID-19

Kasus COVID-19 di Indonesia Alami Kenaikan Dua Minggu Berturut-turutJuru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Wiku menjelaskan, berbagai data dan pengetahuan yang berhubungan dengan karakteristik penularan, gejala klinis, lama perawatan dan risiko kematian dari varian COVID-19 yang beredar menjadi penting sebagai basis perumusan sebuah kebijakan yang akan diambil nantinya.

Namun, dalam menganalisis berbagai aspek itu, tentunya perlu didukung dengan ketersediaan data yang valid dan kredibel secara real time presentatif yang dapat diupayakan oleh setiap fasilitas kesehatan saat melaporkan perkembangan kasus yang terjadi.

Menurut Wiku, diperlukan pula peran serta pemerintah daerah dalam menganalisis dan memantau kondisi kasus di daerahnya agar kenaikan kasus dari transmisi komunitas dapat segera teridentifikasi, tercatat dan tertangani tanpa meluas lebih lanjut.

3. Kenaikan kasus positif masih banyak disumbang oleh para pelaku perjalanan luar negeri

Kasus COVID-19 di Indonesia Alami Kenaikan Dua Minggu Berturut-turutAntrean masuk pesawat di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jumat (17/12/2021). (IDN Times/Uni Lubis)

Kemudian, Wiku juga menekankan kenaikan kasus positif masih banyak disumbang oleh para pelaku perjalanan luar negeri. Sehingga pemerintah harus memastikan karantina dijalankan secara ketat supaya kasus dapat terlacak hingga selesai.

Masyarakat juga diimbau untuk turut bersama-sama menjaga kondisi yang masih dapat terkendali ini dengan menunda perjalanan ke luar negeri bila tak ada kepentingan yang mendesak. Apalagi dengan adanya varian Omicron yang mulai banyak ditemukan dan adanya transmisi lokal.

"Mengingat kenaikan kasus yang terjadi di banyak negara di dunia, bukan berarti kita terlepas dari ancaman lonjakan ketiga. Terlebih pula, berdasarkan pengalaman kita selama ini, kenaikan kasus biasanya baru terlihat dua sampai dengan tiga minggu pasca-periode libur panjang," tegas Wiku.

Baca Juga: Cara Akses 17 Telemedicine untuk Pasien Omicron yang Dirawat di Rumah

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya