Tolak Jadi Cawapres, Abdul Somad: Saya Lebih Tepat Jadi Dai

Ustaz Somad mengaku bukan orang yang tegas.

Jakarta, IDN Times - Nama Abdul Somad menyeruak di antara kandidat calon wakil presiden yang akan disandingkan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Selain Somad, Ijtima Ulama juga menyodorkan nama Ketua Dewan Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri.

Meski sejumlah pihak meragukan, tak sedikit pula yang yakin dengan kemampuan Somad mendampingi Prabowo memimpin negara. 

Ustaz Abdul Somad akhirnya angkat bicara soal rekomendasi Ijtima Ulama tersebut. Ia mengatakan, sudah langsung memberikan klarifikasi saat malam pengumuman Ijtima yang menyebutkan namanya.

Apa jawaban Ustaz Somad? Bersediakah dia maju sebagai cawapres Prabowo?

1. Somad hormati Salim Segaf Al Jufri

Tolak Jadi Cawapres, Abdul Somad: Saya Lebih Tepat Jadi DaiANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Ustaz Somad mengatakan langsung memberikan klarifikasi kepada sahabat dan rekan-rekannya terkait hasil rekomendasi Ijtima Ulama malam itu juga usai pengumuman. Dalam klarfikasinya dia memberikan penghargaan sekaligus penghormatan kepada Salim Segaf Al Jufri, yang namanya juga masuk dalam rekomendasi Ijtima Ulama.

"Beliau S1, S2, S3 di Madinah, pernah menjadi menteri, jadi dubes, semuanya, kematangan emosionalnya, langsung berkecimpung di dunia politik. Jadi saya kira itulah saya berikan kepada guru tersebut," kata dia dalam talkshow di TV One.

2. Pilih jadi dai dan pendidik

Tolak Jadi Cawapres, Abdul Somad: Saya Lebih Tepat Jadi DaiInstagram/@ustadzabdulsomad

Ustaz Somad sempat mempertanyakan apa yang menjadi tolok ukur orang-orang memilihnya sebagai cawapres. Padahal, selama ini dirinya hanyalah seorang pendakwah dan pendidik.

"Kalau orang memilih sosok nama, apa ukurannya? Ukuran Abdul Somad dipilih itu apa? Dari dulu saya katakan saya lebih tepat jadi dai, pendidik saja," kata dia.

Somad merasa lebih nyaman sebagai pendidik dan ustaz, karena meski memiliki segmen yang berbeda namun tujuannya sama, yakni mengajak orang-orang ke jalan Allah.

3. Popularitas di dunia maya tak bisa jadi standar

Tolak Jadi Cawapres, Abdul Somad: Saya Lebih Tepat Jadi DaiANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Ustaz Abdul Somad merupakan salah satu sosok yang paling dicari di internet. Sejumlah video dakwahnya bahkan beberapa kali menjadi trending di Youtube.

Namun, lagi-lagi Somad tak setuju jika popularitas di dunia maya dijadikan tolok ukur yang mendorongnya masuk ke dunia politik. "Siapa yang paling banyak dicari di internet, itu tidak bisa dijadikan standar. Saya baca, yang paling banyak itu Abdul Somad, tapi masih dikalahkan oleh Nisa Sabian. Berarti kan ini tidak bisa dijadikan standar," selorohnya.

Baca Juga: Prabowo Ternyata Belum Mengenal Ustaz Somad

4. Mengaku bukan sosok yang tegas

Tolak Jadi Cawapres, Abdul Somad: Saya Lebih Tepat Jadi DaiInstagram/@ustadzabdulsomad

Ijtima menurut Ustaz Somad hanya memberikan saran dari umat. Oleh sebab itu, kata dia, saran dari alim ulama ini dikembalikan lagi ke pribadi yang direkomendasikan.

"Terserah kembali pada pribadi yang diberikan rekomendasi, apakah dia menerima atau tidak. Tentu setiap orang punya hak untuk menerima atau tidak. Dalam Islam tidak ada keterpaksaan," ungkap Ustaz Somad.

Ia pun menuturkan, selama ini banyak orang mengagumi dirinya lantaran ketegasannya di atas mimbar. Namun, menurut Somad itu hanya saat berdakwah saja.

"Saat di atas mimbar, tampak berapi-api. Ketika turun dari mimbar, sangat lemah lembut, susah mengatakan tidak. Dalam dunia politik itu tidak bisa susah bilang tidak. Saya pribadi kepada jemaah itu susah mengatakan tidak," katanya. 

Ketidaktegasan dalam dirinya itulah yang menurut Somad tak cocok untuk dibawa ke dunia politik, karena butuh sosok yang tegas untuk bisa berkecimpung di kancah politik.

Baca Juga: Korban Meninggal Akibat Gempa Lombok Jadi 109 Orang

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya