Bantu Hilangkan Trauma, ACT Ikut Dampingi Pengungsi Rohingya di Aceh 

ACT juga menyiapkan pangan bagi mereka

Aceh Utara, IDN Times - Terdamparnya warga Rohingya di Aceh Utara setelah menempuh pelayaran panjang menggerakkan Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk terus melakukan pendampingan bagi mereka. Hal ini seperti mendampingi puluhan pengungsi anak Rohingya di bekas Kantor Imigrasi Desa Punteuet, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, yang antusias mengikuti kegiatan pendampingan psikososial.

ACT Lhokseumawe bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) melakukan kegiatan tersebut untuk menghilangkan rasa trauma karena mereka cukup lama di lautan lepas. Pendampingan psikososial merupakan salah satu solusi untuk mengantisipasi sindrom pascatrauma di kalangan anak-anak. Metode itu juga tepat untuk pengungsi anak Rohingya guna menyembuhkan psikologis mereka setelah terhempas di tengah lautan yang ganas.

Kepala Cabang ACT Lhokseumawe, Thariq Farline, mengatakan ada cukup banyak anak yang ikut dalam rombongan itu sehingga perlu ada edukasi. 

“Tujuan kita membuat aksi ini karena mereka masih dalam usia pendidikan yang harus diberikan edukasi yang sangat cukup. Semenjak kejadian ini, kita berusaha melibatkan mereka agar terus aktif berkegiatan,” tutur Thariq.

1. Kini kondisi pengungsian etnis Rohingya di Aceh lebih nyaman

Bantu Hilangkan Trauma, ACT Ikut Dampingi Pengungsi Rohingya di Aceh IDN Times/ACT

Ke depannya, aksi-aksi serupa akan terus dilakukan, seperti menggambar maupun mancakrida bersama anak-anak Rohingya di pengungsian. Thariq mengatakan, kini kondisi di tempat pengungsian lebih nyaman dan anak-anak Rohingya sangat cepat dekat dengan para relawan meskipun bahasa menjadi kendala untuk mereka.

 “Harapannya juga melalui kegiatan ini, mereka dapat ceria dan kembali ceria seperti anak-anak yang lainnya,” tutur Thariq. 

Pendampingan psikososial tersebut baru dapat terlaksana dua hari setelah berada di pengungsian karena mereka harus terlebih dahulu didata oleh pihak imigrasi.

2. ACT akan menyuplai kebutuhan makanan siap santap etnis Rohingya di sana setiap hari

Bantu Hilangkan Trauma, ACT Ikut Dampingi Pengungsi Rohingya di Aceh IDN Times/ACT

Seperti diberitakan sebelumnya, Rabu (24/6), sebuah kapal terombang-ambing di perairan Aceh Utara. Kapal itu memuat 94 warga etnis Rohingya di Myanmar dengan rincian 15 laki-laki dewasa, 49 perempuan dewasa, dan 30 anak-anak. Mereka ditampung sementara di bekas Kantor Imigrasi Desa Punteuet. Selain pendampingan psikososial, kebutuhan lainnya juga turut dipenuhi ACT. Misalnya saja menyuplai kebutuhan pangan bagi pengungsi di sana. Tiap harinya ada 300 porsi makanan siap santap yang dibagi untuk tiga waktu, yakni makan pagi, siang, dan malam.

“ACT tiap harinya akan menyuplai kebutuhan makanan siap santap bagi pengungsi Rohingya untuk makan pagi, siang, dan malam. Makanan ini berasal dari dapur umum yang sudah ACT dirikan di Jalan Medan-Banda Aceh Meunasah, Masjid Punteut, Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe,” jelas Thariq.

3. Bantuan pangan masih menjadi ke kebutuhan pokok bagi pengungsi Rohingya

Bantu Hilangkan Trauma, ACT Ikut Dampingi Pengungsi Rohingya di Aceh IDN Times/ACT

Saat ini, bantuan pangan memang menjadi kebutuhan pokok bagi pengungsi Rohingya. Hal tersebut karena mereka tiba di Aceh Utara setelah terkatung-katung di lautan tanpa perbekalan serta kondisi kapal yang memprihatinkan dan nyaris tenggelam. Saat ini mereka juga diisolasi, bagi pihak yang tidak berkepentingan tak diizinkan untuk berinteraksi dengan mereka untuk tujuan memutus rantai sebaran Covid-19.

Hingga ke depannya, ACT akan terus mendampingi pengungsi Rohingya. Satu unit Humanity Food Truck yang mampu menghidangkan ribuan porsi makanan siap santap sedang dalam perjalanan menuju Aceh dari Jakarta. Begitu juga Humanity Water Truck diberangkatkan sebagai pemenuh kebutuhan air. Pengerahan armada ACT itu bertujuan memberikan pelayanan terbaik bagi pengungsi yang melarikan diri dari Tanah Air sendiri akibat konflik kemanusiaan di Myanmar.

Menurut catatan WHO, saat ini diperkirakan ada 913.316 pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar. Dari jumlah hampir satu juta orang pengungsi, WHO menyebut semua pengungsi Rohingya di kamp pengungsian menghadapi kerentanan kesehatan. Dengan ikhtiar untuk membangun dan menghadirkan kesejahteraan untuk mereka, ACT tidak bisa bekerja sendirian karena membutuhkan bantuanmu! Mari bersedekah dan membantu Rohingya. www.Indonesiadermawan.id/BangunKembaliKehidupanRohingya 

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya