Rayakan HAI 2020, Kemdikbud Soroti Kegiatan Literasi Saat Pandemik 

Salah satunya soal pendidikan yang inklusif

Jakarta, IDN Times - Mengacu perayaan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-55 yang diusung UNESCO, Kemendikbud menetapkan tema nasional perayaan itu untuk tahun ini, yaitu Pembelajaran Literasi di Masa Pandemik Covid-19: Momentum Perubahan Paradigma Pendidikan. Berkaitan dengan hal itu, saat ini Kemendikbud pun terus bergotong royong memperjuangkan pendidikan yang inklusif.

Untuk diketahui, pemerintah sendiri mengupayakan agar seluruh masyarakat lepas dan merdeka dari permasalahan buta aksara. Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mengungkapkan hal itu saat memberikan arahan pada acara webinar Puncak Peringatan Hari Aksara Internasional Tingkat Nasional 2020 yang digelar Kemendikbud, Selasa (8/9).

"Berbagai strategi penuntasan buta aksara pun pemerintah lakukan, di antaranya memutakhirkan data buta aksara, memperluas layanan program pendidikan keaksaraan, mengembangkan sinergi dalam upaya penuntasan buta aksara, dan pemeliharaan kemampuan keberaksaraan warga masyarakat, serta terakhir mengakselerasi inovasi layanan program di daerah terpadat buta aksara," tutur Nadiem.

1. Kegiatan literasi terdampak pandemik Covid-19

Rayakan HAI 2020, Kemdikbud Soroti Kegiatan Literasi Saat Pandemik Youtube.com/Direktorat PMPK

Saat ini miliaran siswa terdampak langsung pandemik Covid-19 sehingga program pembelajaran harus dilaksanakan lewat beberapa alternatif yang diinisiasi pemerintahan dan masyarakat di daerah-daerah. Director Policies and Lifelong Learning UNESCO Mr Borhene Chakroun yang hadir menjadi pembicara pada acara itu mengatakan bahwa dampak Covid-19 terhadap pendidikan akan memengaruhi kegiatan-kegiatan literasi, khususnya kepada anak-anak usia sekolah.

"Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap tingkat buta aksara secara global. Saat ini banyak peserta didik sekolah yang buta aksara. Ditambah kondisi saat ini karena banyaknya keterbatasan akses, fasilitas, dan media-media pendukung lainnya," tutur Borhene.

Karena itu, Borhene memaparkan bahwa saat kondisi ini, guru dan tenaga pendidikan sebagai pusat dari pembelajaran harus menghadapi tantangan agar proses belajar berlangsung baik. Dengan demikian, menurutnya, mereka juga harus diberikan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas sehingga mereka dapat melakukan pembelajaran dengan baik.

Kenyataan lainnya yang Borhene paparkan ialah saat ini kegiatan literasi kurang diperhatikan. Untuk itu, UNESCO tahun ini mengeluarkan Global Education Monitoring Report. Fokus dari hal itu ialah jika kita berbicara tentang pendidikan dan inklusifitas, kita bicara bahwa semua komponen masyarakat baik itu anak di usia sekolah, pemuda, maupun orang dewasa harus mendapatkan kesempatan akses pendidikan yang sama.

2. Miskonsepsi literasi di masyarakat

Rayakan HAI 2020, Kemdikbud Soroti Kegiatan Literasi Saat Pandemik Youtube.com/Direktorat PMPK

Najwa Shihab sebagai pembicara pada webinar itu memaparkan beberapa hal soal miskonsepsi literasi. Ia mengatakan bahwa banyak di antara kita yang merasa literasi itu hanya kemampuan membaca. Padahal, literasi itu juga kemampuan menalar.

"Literasi juga terkait kompetensi kita berpikir dan memproses informasi. Bukan sekadar keterampilan membaca, apalagi mengeja. Jadi dari mulai konsep literasi saja, banyak di antara kita yang masih belum paham dan mengecilkan literasi hanya sebatas mengeja," tutur Najwa.

Menurut Duta Baca Indonesia ini, sesungguhnya membaca itu potensi dan keterampilan yang bisa terus-menerus dikembangkan asalkan kita mau dan melakukan serangkaian strategi untuk memastikan kita akan menjadi pembaca yang betul-betul efektif.

"Jadi sekali lagi tidak ada anak yang terlahir dengan kecenderungan tidak suka membaca atau seseorang tidak bisa meningkatkan kompetensinya dalam literasi. Literasi itu meliputi banyak dimensi yang bisa ditumbuhkan sepanjang hayat," kata Najwa.

3. Menteri Nadiem mengajak untuk mengentaskan buta aksara

Rayakan HAI 2020, Kemdikbud Soroti Kegiatan Literasi Saat Pandemik Youtube.com/Direktorat PMPK

Menteri Nadiem pun mengucapkan selamat Hari Aksara Internasional 2020 kepada seluruh masyarakat Indonesia. Ia pun mengapresiasi dan ingin terus mengobarkan semangat kepada masyarakat untuk lebih mengenal aksara secara mendalam sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi dapat terus berkembang serta menjadi penopang kesuksesan Indonesia pada masa ini dan di masa yang akan datang.

"Kita harus mengambil hikmah dari pandemik ini. Saat pandemik selesai, kita harus yakin akan keluar sebagai pemenang yang terus memiliki harapan dan cita-cita untuk mengentaskan buta aksara dari negara kita tercinta, dan bersama-sama menghadirkan pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia. Tetap semangat dalam memajukan pendidikan Indonesia," kata Nadiem. 

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya