Nurdin Abdullah, Profesor Pertanian yang Jadi Gubernur Sulsel

Nurdin Abdullah menikah pada usia 22 tahun

Surabaya, IDN Times - IDN Times menggelar Indonesia Millennial Summit 2019 (IMS 2019).  Acara bertema "Shaping Indonesia's Future" ini akan berlangsung pada 19 Januari 2019 di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta.

IMS 2019 menghadirkan lebih dari 50 pembicara kompeten di berbagai bidang, dari politik, ekonomi, bisnis, olahraga, budaya, lintas agama, sosial, lingkungan sampai kepemimpinan millennial. Ajang millennial terbesar di Tanah Air ini akan dihadiri 1.500-an pemimpin millennial.

Salah satu tokoh penting yang akan hadir dalam IMS 2019 adalah Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah. Dia adalah profesor pertanian yang juga mantan Bupati Bentaeng dua periode. Sejak tahun lalu, Nurdin menjabat sebagai gubernur Sulawesi Selatan.

Lantas seperti apa sosok Nurdin Abdullah yang saat ini memimpin Provinsi Sulawesi Selatan. Penasaran? Yuk simak artikel di bawah ini.  

1. Gubernur yang punya gelar profesor

Nurdin Abdullah, Profesor Pertanian yang Jadi Gubernur SulselIDN Times/Panji Galih

Jauh sebelum berkecimpung di dunia politik, Nurdin dikenal sebagai akademisi. Pria kelahiran Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 7 Februari itu, menyandang gelar profesor di bidang agrikultur. Karier di bidang akademisnya dimulai ketika dia lulus dari Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin. 

Pada 1986, Nurdin memutuskan menikah dengan Liestiaty Fachrudin. Saat menikah, ia masih berumur 22 tahun. "Saya menikah muda," kata dia, saat berkunjung ke kantor redaksi IDN Times, baru-baru ini. 

Tak berapa lama usai menikah, Nurdin melanjutkan studinya ke Jepang. Dia mengejar gelar master dan doktornya di Agriculture Kyushu University, Jepang, yang berhasil diselesaikan 1994.

Usai lulus, Nurdin memutuskan menjadi seorang wirausaha dan akademisi. Bahkan, dia mendapat kepercayaan dari investor Jepang untuk mendirikan industri pengolahan kayu menjadi Butsudah, tempat penyimpanan abu hasil kremasi.  

Nurdin kemudian mendirikan PT Tokai Material Indonesia di Kawasan Industri Makassar, Kelurahan Kapasa. Enam tahun kemudian, perusahaan ini berubah nama menjadi PT Maruki International Indonesia.

Selain itu, Nurdin juga menjabat Presiden Direktur di empat perusahaan Jepang, yaitu PT Maruki International Indonesia, Hakata Marine Indonesia, Hakata Marine Hatchery, dan Kyushu Medical Co., Ltd. 

Mengurus berbagai macam perusahaan, tak membuat Nurdin lupa kesibukan di akademisi. Dia menjadi pengajar Universitas Hasanuddin dan menjabat sebagai Guru Besar Fakultas Kehutanan di Universitas Hasanudin serta Dewan Penyantun Politeknik Negeri Makassar. Selain itu, Nurdin memperoleh gelar profesor pada 1 Desember 2008.  

2. Profesor yang 'turun gunung' jadi Bupati Bentaeng dua periode

Nurdin Abdullah, Profesor Pertanian yang Jadi Gubernur SulselIDN Times/Panji Galih

Sukses menjadi akademisi dan wirausahawan, Nurdin kemudian memutuskan terjun ke dunia politik. Dia mulai menggeluti dunia politik saat masih menjadi presiden direktur di tempat perusahaan Jepang.

Pada 2008, Nurdin diminta warga Kabupaten Bentaeng mencalonkan diri sebagai bupati. Dia akhirnya memutuskan maju sebagai bupati berpasangan dengan Asli Mustadjab.

Pasangan yang diusung PKS, PBB, PKB, PPNUI, PNBK, Patriot, PIB, PSI, dan Partai Merdeka ini, akhirnya berhasil meraih suara 46 persen. Sedangkan lawan-lawannya, seperti Syahlan-Samhi hanya mendapatkan 19 persen, dan Arfandy-Irvandy hanya mendapatkan 14 persen. 

Lima tahun kemudian, Nurdin mencalonkan yang kedua kalinya menjadi Bupati Bentaeng pada 2013, berpasangan HM Yasin. Pasangan ini didukung Partai Golkar, Partai Demokrat, PAN, PKS, Partai Hanura, dan PKNU.

Nurdin-HM Yasin kemudian menang dengan meraih suara 83 persen. Kemenangan ini sangat telak. Sebab, para pesaingnya, Rahmat Rahman-Imran Massualle mendapat 10,91 persen, Nur Jaya-Idrus Hamjal mendapat suara 3,64 persen, dan Jabal Nur-Mansyur-Djonkeng hanya 2,21 persen.

3. Mencalonkan diri menjadi gubernur Sulawesi Selatan

Nurdin Abdullah, Profesor Pertanian yang Jadi Gubernur SulselIDN Times/Panji Galih

Setelah masa jabatannya menjadi Bupati Bentaeng usai, Nurdin Abdullah bersiap mencalonkan diri menjadi gubernur Sulawesi Selatan pada 2018. Saat pencalonan, dia berpasangan dengan Andi Sudirman Sulaiman yang diusung PDIP, PSI, PAN, dan PKS.

Pasangan itu melawan tiga kandidat lain yaitu Nurdin Halid-Abd Aziz Qahhar Mudzakkar (Partai Golkar, Nasdem, Hanura, PKB, dan PKPI), Agus Arifin Nu'mang-Tanribali Lamo (Partai Gerindra, PBB, dan PPP), dan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (independen). 

Saat hitungan KPU Sulawesi Selatan, pasangan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman dinyatakan sebagai pemenang. Mereka memperoleh suara 1.867.303 dari 4.334.359 pemilih yang menggunakan hak suaranya. Untuk posisi kedua, diraih pasangan Nurdin Halid-Abdul Aziz Qahhar Muzakkar dengan perolehan 1.162.751 suara. Sisanya, diraih Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar, sedangkan Agus Arifin Nu'mang-Tanribali Lamo tidak memenangi di satu pun kabupaten atau kota.

4. Nurdin 100 hari memimpin Sulawesi Selatan

Nurdin Abdullah, Profesor Pertanian yang Jadi Gubernur SulselIDN Times/Panji Galih

Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah sudah genap menyelesaikan tugas 100 hari kerja pertama memimpin provinsinya, sejak dilantik pada 5 September 2018. Selama 100 hari pertama memimpin Sulsel, dia berusaha menyelesaikan berbagai program kerjanya dan terus melakukan inovasi untuk mengembangkan wilayahnya.

Nurdin mencontohkan, Sulsel tengah mencoba menggenjot bidang infrastruktur. Hanya saja, hal itu tak bisa dilakukan dengan mudah, terlebih, infrastruktur membutuhkan sekali anggaran yang cukup besar.

Selain menggenjot infrastruktur, Nurdin mencoba melakukan inovasi dengan berusaha menyederhanakan birokrasi, agar wilayahnya bisa memudahkan investor masuk.

Pria 55 tahun itu pun mencontohkan inovasi tersebut, yakni dengan penyederhanaan izin. Misalnya dari yang memakan waktu sepekan bisa lebih cepat menjadi tiga hari, atau bisa lebih cepat lagi. Hal itu bisa mempermudah peningkatan ekonomi, termasuk dalam hal ekspor barang.

5. Indonesia Millennial Summit 2019 menghadirkan lebih dari 50 pembicara

Nurdin Abdullah, Profesor Pertanian yang Jadi Gubernur Sulsel(Poster Indonesia Millennials Summit) Istimewa

Nurdin Abdullah menjadi salah satu dari lebih dari 50 pembicara dari berbagai bidang dan latar belakang yang akan hadir dalam Indonesia Millennial Summit di Hotel Kempinski, Jakarta, pada Sabtu (19/1). Selain Nurdin, beberapa pembicara yang turut hadir di antaranya Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Maudy Ayunda, Najwa Shihab dan masih banyak lagi.

Dalam IMS 2019, IDN Times juga meluncurkan Indonesia Millennial Report 2019. Survei hasil kerja sama IDN Research Institute dengan Alvara Research Center ini melibatkan 1400-an responden di 12 kota. Dalam survei ini, IDN Times menggali aspirasi dan DNA millennial di Indonesia. Simak hasilnya di IMS 2019, dan ikuti perkembangannya di situs IDN Times.

Kamu tertarik ingin menjadi bagian dari IMS 2019? Buruan klik ims.idntimes.com untuk mendapatkan tiket IMS. Tiket terbatas!

Topik:

  • Edwin Fajerial
  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya