Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sandiaga Uno di Rapimnas PPP, Sabtu (17/6/2023). (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana menyebutkan faktor ekonomi menjadi pertimbangan mendasar bagi responden untuk memilih calon pemimpinnya dibandingkan isu polarisasi.

Hal tersebut disampaikan dalam konferensi pers surveinya periode Juni 2023 bertajuk 'Pemilu 2024: Dari Isu Polarisasi ke Pembangunan Ekonomi' pada Senin (26/6/2023).

"Justru dalam survei kami ini nampak sekali apapun pilihan politiknya, bangsa ini punya perhatian besar yang sama yaitu pada isu pentingnya untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ucap Aditya, Senin.

1. Elektabilitas Sandiaga tertinggi sebagai cawapres

(dok. Survei Algoritma)

Aditya menjelaskan, pertimbangan faktor ekonomi itu membuat bursa capres dan cawapres kian menarik. Menurutnya, bursa calon wakil presiden cenderung dinamis.

Dalam survei terbaru yang dilakukan Algoritma, elektabilitas dua nama meningkat pesat, yakni Sandiaga Salahudin Uno dan Mahfud MD.

Dalam surveinya, elektoral cawapres tertinggi ditempati Sandiaga Salahudin Uno dengan perolehan 11,3 persen, Erick Thohir 10,3 persen, dan Mahfud MD 8,8 persen. Torehan itu dinilai dinamis jika dibandingkan survei Desember 2022, yakni Ridwan Kamil 11,8 persen, Sandiaga Uno 7,4 persen, dan Erick Thohir 6 persen.

"Kami melihat Sandiaga Uno momentumnya menguat signifikan, Ridwan Kamil mulai kehilangan akselerasinya yang sempat luar biasa, dan Mahfud MD muncul memikat publik bahkan sampai membuat Ridwan Kamil terpental dari tiga besar,” ungkap Aditya.

2. Elektabilitas capres hingga sosok alternatif potensial

Ilustrasi survei (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Aditya mengatakan, pada survei tersebut, tiga nama masih konsisten menempati posisi elektoral tertinggi sebagai capres. Mereka adalah Ganjar Pranowo 29,3 persen, Prabowo Subianto 24,6 persen, dan Anies Baswedan 16,9 persen.

Hasil elektabilitas capres itu tak jauh berbeda dengan hasil survei pada Desember 2022. Saat itu, perolehan elektoral yakni Ganjar 25,1 persen, Anies Baswedan 18,7 persen, dan Prabowo Subianto 16,6 persen.

Aditya menjelaskan, pihaknya mencari tahu jika tiga besar nama capres yakni Ganjar, Prabowo, dan Anies, tak maju, siapa sosok yang akan dipilih publik. Hasilnya, adalah Sandiaga Uno 9,3 persen, Ridwan Kamil 9,3 persen dan Mahfud MD 8,2 persen.

“Sandiaga Uno, Ridwan Kamil dan Mahfud MD adalah sosok yang oleh masyarakat dianggap paling layak dipilih untuk menjadi presiden jika tiga nama teratas yaitu Ganjar, Prabowo dan Anies karena satu dan lain hal tidak jadi maju pilpres,” tambah Aditya.

3. Capres dan parpol harus bisa tawarkan program ekonomi

Ilustrasi survei (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Aditya menyampaikan, harapan tinggi masyarakat soal keberlanjutan pembangunan dan akselerasi pertumbuhan ekonomi harus dijawa dengan program nyata. Calon pemimpin yang menawarkan dua hal itu harus membuat program yang bisa menjelaskan ke level teknis.

Dari hasil survei itu, kata Aditya, calon pemimpin harus memiliki konsep maupun rekam jejak di bidang ekonomi yang kuat untuk menarik hati masyarakat.

“Para capres dan partai politik perlu untuk menangkap tren tersebut dengan program-program pertumbuhan ekonomi yang kuat sekaligus memberikan harapan ke masyarakat,” imbuh Aditya.

Survei Algoritma Research and Consulting dilakukan melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terhadap 2.009 responden di seluruh Indonesia pada 29 Mei - 10 Juni 2023. Pengumpulan data dilakukan oleh 109 orang enumerator.

Survei dilakukan secara proporsional berdasarkan data pemilih di 34 provinsi di Indonesia. Hasil survei mewakili penduduk usia dewasa (usia pilih) secara nasional. Margin of error diperkirakan kurang lebih 2,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Editorial Team