Jakarta, IDN Times - Mantan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Viani Limardi, buka-bukaan soal gaji yang diterimanya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta. Ia mengatakan bila tak dipotong pajak, maka gaji yang diterimanya per bulan mencapai Rp100 jutaan.
"Dipotong pajak, paling (saya terima) THP (take home pay) sekitar Rp90 juta. Ya, memang cukup besar (gaji yang saya terima)," ungkap Viani ketika berbicara dengan politikus senior Partai Nasional Demokrat (NasDem) Akbar Faizal yang dikutip dari akun YouTube-nya pada Minggu (10/10/2021).
Menurut Akbar, gaji yang diterima Viani sebagai anggota DPRD DKI jauh lebih tinggi dibandingkan nominal yang didapat ketika duduk sebagai anggota DPR RI. Akbar pernah dua kali menjadi anggota DPR RI, yakni periode 2009 hingga 2013 dan 2014 hingga 2019.
Viani tak menampik memang gaji yang diterima sebagai anggota DPRD DKI tergolong besar. Tetapi, menurutnya hal itu setara dengan nominal pengeluarannya yang besar sebagai anggota dewan di provinsi.
Di sisi lain, Akbar menampik dan menyebut nominal finansial pengeluaran yang besar sebagai anggota parlemen adalah risiko. Apalagi anggota parlemen dipilih oleh warga untuk mewakili aspirasi mereka.
Tetapi, politikus yang dipecat oleh DPP PSI itu mengatakan nominal gaji yang besar lantaran DPRD DKI tak memberikan alokasi khusus bagi staf masing-masing anggota parlemen. "Sementara, (gaji staf khusus) itu kami yang biayai sendiri. Diambil dari gaji kami," tutur Viani.
Ia mengaku saat turun ke lapangan kerap didampingi tiga staf khusus. Sehingga, sebagian dari gajinya juga harus diberikan kepada tiga staf tersebut.
Di dalam program itu, Viani mengaku juga mengelola sejumlah dana lainnya yakni reses dan sosialisasi peraturan daerah (sosperda). "Kami reses tiga kali dalam setahun. Sekali reses (kami dapat) Rp302 juta untuk 16 titik," kata dia.
Sedangkan, dana untuk sosperda yang dikucurkan bagi kegiatan Viani mencapai Rp30 juta. Dia mengaku harus menyosialisasikan perda di dua titik dalam satu bulan, maka mengelola Rp60 juta.
Bila dana reses ditambah dengan dana sosperda, maka total Viani mengelola dana sekitar Rp1,6 miliar per tahunnya. Nominal itu di luar dari gaji yang ia terima per bulan.
Di program itu, Viani mengaku keberatan saat diinstruksikan DPP PSI untuk memotong gajinya sebagai anggota DPRD DKI demi membantu penanganan COVID-19. Loh, kenapa?