Elektabilitas AHY dan Cak Imin sebagai Cawapres, Siapa Lebih Kuat?

Jakarta, IDN Times - Partai Demokrat memutuskan keluar dari koalisi perubahan untuk persatuan yang berisi Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera.
Keputusan ini diambil setelah Ketua Umum NasDem Surya Paloh menggandeng Partai Kebangkitan Bangsa secara sepihak. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar juga dipinang sebagai calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan di Pemilu 2024.
Partai Demokrat mengeklaim dipaksa menyetujui duet Anies-Cak Imin.
1. Partai Demokrat merasa dikhianati

Partai Demokrat merasa dikhianati oleh Anies dan Nasdem. Padahal Anies disebut menginginkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapresnya.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra membagikan foto tulisan tangan yang ditandatangani Anies kepada media. Dalam surat tersebut, Anies meminta AHY bersedia menjadi cawapres pada Pilpres 2024.
2. Pasangan Anies-Cak Imin dideklarasikan di Surabaya

Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa sepakat memembentuk koalisi. Kedua partai itu memiliki 117 kursi di DPR, melewati ambang batas presiden yakni 20 persen kursi DPR atau 115 kursi.
Deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai capres dan cawapres digelar di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023) siang.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh optimistis terkait peluang Anies dan Cak Imin di Pemilu 2024. Menurut Surya, pasangan yang memiliki akronim AMIN ini ibarat botol dan tutup botol.
Surya menyebut, Anies merupakan sosok cendekiawan dan intelektual. Indonesia, kata dia, butuh sosok pemimpin seperti Anies.
Sementara Muhaimin, merupakan seorang organisator. Surya menilai, Cak Imin cocok berpasangan dengan Anies.
"Kedua pasangan bagaikan botol dan tutup botol," kata Surya di Hotel Majapahit, Surabaya.
3. Elektabilitas Cak Imin kalah dari AHY

Lalu, bagaimana elektabilitas antara AHY dan Cak Imin? Siapa yang lebih kuat? Berikut daftar elektabilitas AHY dan Cak Imin berdasarkan hasil survei dari sejumlah lembaga.
- Lembaga Survei Indonesia Agustus 2023
AHY: 11,6 persen
Cak Imin: 0,7 persen - Litbang Kompas Juli-Agustus 2023
AHY: 5,1 persen
Cak Imin: 0,4 persen - Indikator Politik Juni 2023
AHY: 5,6 persen
Cak Imin: 2,4 persen