B20-G20 Dorong Inklusivitas Perdagangan dan Investasi Berkelanjutan

Dorong pemulihan ekonomi global

Jakarta, IDN Times  -- B20 Indonesia Trade and Investment Task Force (T&I TF) menyelenggarakan forum dialog publik antara para menteri G20 dan pemangku kepentingan global termasuk para pemimpin dari asosiasi bisnis dan industri negara-negara G20 serta perwakilan publik. Dialog B20-G20 bidang perdagangan dan investasi ini berlangsung pada Jumat (23/9/2022) di Labuan Bajo, NTT, Indonesia. 

Dialog ini mengulas pentingnya perdagangan dan investasi dalam mendorong pemulihan ekonomi global melalui pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan. B20 T&I TF sudah menyiapkan rumusan rekomendasi kebijakan yang dapat ditindaklanjuti oleh negara-negara G20. 

1. Tekankan aspek inklusivitas

B20-G20 Dorong Inklusivitas Perdagangan dan Investasi BerkelanjutanChair of B20, Shinta Kamdani dan Chair of B20 Women in Business Action Council, Ira Noviarti (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani yang juga CEO Sintesa Group menekankan aspek inklusivitas dalam situasi global yang secara simultan sedang memulihkan diri pasca pandemi Covid-19 menjadi terobosan untuk melakukan percepatan transformasi ekonomi sesuai dengan prioritas nasional dan kondisi global, terutama dalam mendorong perdagangan dan investasi berkelanjutan. 

“Dalam kesempatan ini, saya ingin menekankan pada dua legacy B20 Indonesia, khususnya yang terkait dengan B20 T&I TF, yakni B20 Wiki dan Carbon Center of Excellence. B20 Indonesia terus mendukung UMKM, untuk meningkatkan bisnis mereka sehingga bisnis yang mereka jalani dapat memasuki global supply chain. Sementara Carbon Center of Excellence akan membantu dan memandu dunia usaha dalam memahami perdagangan karbon melalui hub pengetahuan serta best practice sharing center,” ujar Shinta. 

Ia melanjutkan, permintaan pasar karbon sukarela diperkirakan tumbuh 6 kali lipat pada tahun 2030. Hal ini menciptakan peluang bagi negara-negara untuk berkontribusi secara substansial dari kredit karbon, khususnya negara emerging market, dan program warisan B20 akan memberi dukungan dengan membuka akses terhadap pendanaan, pengetahuan, serta best practices. 

Dalam kesempatan yang sama, Chair of Trade & Investment Task Force B20, Arif Rachmat menyampaikan dalam forum dialog B20 G20 ini, Satgas Perdagangan dan Industri membahas 4 rekomendasi kebijakan yang nantinya akan disampaikan dalam KTT G20, yakni Free Trade, Digital Economic, Inclusivity dan Green Economy. 

2. Ciptakan kondisi perdagangan yang ideal

B20-G20 Dorong Inklusivitas Perdagangan dan Investasi BerkelanjutanShinta Kamdani, Chair of B20 Indonesia Memberikan Paparan (Dok. Youtube B20)

Arif menyebutkan rekomendasi dan kebijakan perdagangan bebas bertujuan menciptakan kondisi perdagangan yang lebih efisien, terbuka, transparan, berkelanjutan dan berasas keadilan bagi semua anggota negara G20. Baik itu negara tertinggal, berkembang maupun negara negara maju. Termasuk mendorong pemanfaatan teknologi digitalisasi secara optimal untuk perbaikan ekonomi dunia. 

Arif yang juga Executive Director of Triputra Group menyampaikan salah satu fokus utama dalam rekomendasi ini adalah menjadikan UMKM sebagai roda penggerak pemilihan ekonomi, baik di level nasional maupun secara global. Melalui Inclusive Closed Loop System, UMKM akan didukung oleh multi stakeholder mulai dari dari komunitas bisnis, pemerintah, Financial institution, akademisi termasuk single societies. 

3. Reformasi WTO dan sistem perdagangan bebas

B20-G20 Dorong Inklusivitas Perdagangan dan Investasi BerkelanjutanPresiden Jokowi dalam acara B20 Indonesia Inception Meeting 2022 pada Kamis (27/1/2022). (youtube.com/B20 Indonesia 2022)

Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang menjadi pembicara kunci acara ini menegaskan perdagangan dan investasi adalah katalisator untuk ketahanan dan pertumbuhan ekonomi yang kompetitif. Namun, kata Airlangga, sektor industri yang dapat berdampak pada produksi dan nilai tambah sehingga menjaga stabilitas neraca perdagangan juga perlu diperkuat.

Airlangga juga menegaskan tantangan global hanya dapat diatasi secara efektif melalui kerjasama multilateral. Untuk itu, Indonesia mendukung penguatan mekanisme multilateral, terutama dalam iklim bisnis dengan mengurangi hambatan ekspor dan impor, mempertahankan penerapan rantai pasokan global yang relevan dan inklusif, serta regulasi perdagangan yang adil, salah satunya melalui peran penting B20. 

Selain Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan juga memberikan pidato dalam forum B20-G20 ini. Dalam pidatonya, Menperin Agus Gumiwang menyoroti pentingnya industri berkelanjutan terutama di negara-negara berkembang untuk percepatan kemajuan ekonomi global di masa depan. 

“Presidensi B20-G20 Indonesia mendorong adanya solusi konret dalam mengatasi krisis global. Dalam pertemuan menteri perdagangan negara-negara G20, kami menyepakati melakukan reformasi WTO terkait perdagangan bebas, memperkuat sistem perdagangan multilateral dan mendukung produksi vaksin Covid-19 yang adil, merata dan terjangkau serta penguatan perdagangan digital dan rantai nilai berkelanjutan,” ujar Mendag Zulkifli. 

Sementara itu, Deputy Chair of Trade & Investment Task Force B20 yang juga CEO Adaro Power, Dharma Djojonegoro mengatakan diskusi publik ini telah membahas aspek penting dari kerja sama global dalam perdagangan dan investasi. 

“Dan yang tak kalah pentingnya, tentu saja, adalah bagaimana perdagangan, investasi dan industri telah memainkan peran yang sama pentingnya dalam pemulihan dari pandemi. Ini menunjukkan bahwa rekomendasi yang diajukan T&I TF sangat selaras dengan prioritas dan hasil yang ingin kita tuju. Untuk itu, kami ingin mengajak seluruh komunitas bisnis global untuk hadir dan berpartisipasi dalam KTT B20 di Bali bulan November mendatang,” ujar Dharma. (WEB)

Topik:

  • Jordi Farhansyah

Berita Terkini Lainnya