Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Michael Evan saat mengerjakan mural di Jembatan Kedungkandang. IDN Times/Alfi Ramadana

Malang, IDN Times - Area bawah Jembatan Kedungkandang kini tampak cantik. Sisi utara jembatan yang sebelumnya berantakan kini tertata lebih rapi. Lahan kosong yang berada di bawah jembatan sisi utara diubah menjadi taman.

Lalu, bagian dinding tiang pancang jembatan dihias dengan mural untuk menambah kesan indah. Salah satu seniman mural yang terlibat dalam pembuatan mural tersebut adalah Michael Evan. Pria asal Dau, Kabupaten Malang itu bersama dua rekannya mengakui sangat senang bahwa pemerintah kota memberikan wadah bagi seniman seperti mereka untuk menyalurkan kreatifitas. 

1. Sebagai bagian dari ekspresi diri

Mural karya Michael Evan di tiang pancang Jembatan Kedungkandang. IDN Times/Alfi Ramadana

Menariknya, Evan merupakan seniman mural buta warna yang terlibat dalam membuat hiasan di bawah Jembatan Kedungkandang. Ia sudah beberapa hari ini mengerjakan mural di sisi bawah dekat jembatan lama Kedungkandang. Tema yang ia angkat untuk gambar mural tersebut adalah balapan. Baginya seni mural bisa menjadi bagian dari ekspresi diri. 

"Kalau biasanya saya lebih suka tema-tema abstrak. Tema itu untuk memacu saya agar lebih banyak bermain warna. Terlebih saya merupakan seorang buta warna," ucapnya Kamis (18/3/2021). 

2. Hanya andalkan petunjuk di kaleng

Proses pengerjaan mural di Jembatan Kedungkandang, Kota Malang. IDN Times/Alfi Ramadana

Dalam proses pengerjaan sebuah mural, Evan mengakui tak terlalu kesulitan untuk mencari warna-warna sesuai keinginannya. Pasalnya, pada sisi luar kaleng cat semprot yang digunakan memiliki petunjuk warna. Hal itulah yang selama ini menjadi petunjuk utama bagi dirinya untuk mengetahui warna apa yang akan digunakan. 

"Kesulitan pasti ada, tetapi saya gunakan petunjuk yang ada di kaleng cat semprot untum tahu warna apa yang ada di dalamnya," tambahnya. 

3. Bahagia dapat wadah salurkan kreatifitas

Proses pengerjaan mural di Jembatan Kedungkandang. IDN Times/Alfi Ramadana

Sebagai seniman mural, Evan mengakui sangat bahagia ketika ikut terlibat dalam pembuatan mural di Jembatan Kedungkandang. Ia juga berterimakasih kepada Pemerintah Kota Malang yang sudah memberikan wadah bagi seniman seperti dirinya untuk bisa berkarya dan menyalurkan kreatifitas. Terlebih, selama ini mural masih kerap mendapat stigma negatif dan dianggap hanya mengotori fasilitas umum saja. 

"Padahal mural ini juga bisa dimanfaatkan sebagai media penyampai aspirasi bagi orang-orang seperti saya ini yang tidak bisa bicara di depan umum. Juga melalui mural bisa mendobrak batasan yang ada," sambungnya. 

4. Gandeng 105 seniman mural

Michael Evan saat mengerjakan mural di Jembatan Kedungkandang. IDN Times/Alfi Ramadana

Sementara itu, pengerjaan mural di Jembatan Kedungkandang sendiri sudah dilakukan sejak Senin (15/3/2021) lalu. Total ada 105 seniman yang ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Pemkot Malang menjadikan hal ini sebagai upaya untuk merangkul semua pihak untuk saling menjaga fasilitas bersama.

“Harapanya setiap orang lalu lalang bisa membaca pesan-pesan tercantum dalam mural yang ada," tandasnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team