Kementan Dorong Organisasi LLF Buka Peluang Ekspor Produk Pertanian 

Ekspor pertanian Indonesia semakin maju nih!

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong sejumlah negara yang tergabung dalam organisasi The Lives and Livelihoods Fund Partner (LLF IsDB) untuk membuka peluang ekspor produk pertanian Indonesia. Hal ini disampaikan Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam pembahasan program The Development of Integrated Farming System In Upland Areas (UPLAND) di Kantor Pusat Kementan Jakarta.

"Kami berharap dengan pertemuan ini kita bisa sama-sama membuka peluang ekspor produk pertanian Indonesia ke berbagai negara. kita yakin UPLAND bisa mendukung program Geratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor)," ujarnya, Senin, 27 Februari 2023.

1. Dorong percepatan integrated farming di Indonesia

Kementan Dorong Organisasi LLF Buka Peluang Ekspor Produk Pertanian ilustrasi dataran tinggi (pexels.com/Tom Fisk)

Prihasto menyebut, saat ini Indonesia tengah melakukan percepatan program modern berbasis integrated farming di 13 provinsi Indonesia. Indonesia juga fokus melakukan penanaman hortikultura yang ada di dataran tinggi Indonesia dengan mengusung konsep ramah lingkungan.

"Integrated farming sudah kita kembangkan di 13 kabupaten dimana di semua kabupaten kita memperkuat proses hulu sampai hilir dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani," ujarnya.

Prihasto berharap, dukungan UPLAND mampu memperkuat posisi pertanian Indonesia agar tetap kokoh dan bisa bertahan dari berbagai goncangan krisis dunia. "Saya menyampaikan apresiasi dukungan LLF bersama lembaga mitra lainya melalui projek UPLAND untuk Optimalisasi dataran tinggi kita. Dan hasil rekomendasi ini akan kami tindaklanjuti," katanya.

Baca Juga: Antisipasi Cuaca Ekstrem, Kementan Siapkan Ini Demi Lindungi Petani 

2. Manfaatkan sumber pembiayaan luar negeri

Kementan Dorong Organisasi LLF Buka Peluang Ekspor Produk Pertanian ilustrasi pembiayaan (pexels.com/cottonbro studio)

Sebagai informasi, kegiatan UPLAND merupakan kegiatan yang sumber pembiayaannya berasal dari pinjaman luar negeri. Adapun pemberi pinjaman dari program ini adalah Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

Total pinjaman kegiatan UPLAND mencapai US$120 Juta yang terdiri dari US$70 juta merupakan pinjaman dari Lives and Livelihood Fund (LLF) Partners termasuk Abu Dhabi Fund for Development, Bill and Melina Gates Foundation, King Salman Humanitarian Aid and Relief Center, Islamic Solidarity Fund for Development, Qatar Fund for Development, dan US$50 juta bersumber dari pinjaman International Fund for Agriculture Development (IFAD).

3. Apresiasi global terhadap kegiatan UPLAND

Kementan Dorong Organisasi LLF Buka Peluang Ekspor Produk Pertanian Pembahasan program The Development of Integrated Farming System In Upland Areas (UPLAND) (Dok. Kementan)

Salah satu perwakilan Islamic Development Bank (IsDB), Salah Jalessi menyampaikan terimakasih atas perhatian Indonesia terhadap pangan dunia, terutama pengembangan sektor pertanian di dataran tinggi. Dia berharap, penguatan tersebut dapat diimplementasikan melalui kegiatan UPLAND yang bisa menjadi kolaborasi berkelanjutan bagi Indonesia dan juga lembaga organisasi internasional.

"Manfaat dari kegiatan ini bagi masyarakat petani dan pedesaan sudah sangat dirasakan dan perlu perpanjangan waktu untuk dapat merealisasikan seluruh rencana program di mana dapat dilihat progress di lapangan dan program sudah berjalan sesuai perencanaan," katanya.

Menurut Salah, durasi kegiatan UPLAND memiliki jangka waktu 5 tahun yang dimulai dari tahun 2020 dan berakhir di akhir tahun 2024. Kegiatan ini memiliki fokus pengembangan pada 14 komoditas di 13 Kabupaten. (WEB)

Baca Juga: Demi Kebutuhan Gula Nasional, Kementan Dorong Peningkatan Produksi

Topik:

  • Evan Yulian Philaret

Berita Terkini Lainnya