Layanan-layanan Kemenag untuk Mudahkan Jemaah Lansia

Bahkan, wukuf pun ada layanan khusus Lansia

Jakarta, IDN Times - Sejak dua tahun terakhir, Kementerian Agama mengusung jargon Ramah Lansia untuk penyelenggaraan ibadah haji. Bukan tanpa alasan, jargon itu dipakai karena 44.795 jemaah berkategori Lansia atau 65 tahun ke atas. Jumlah ini setara dengan 21 persen dari jumlah keseluruhan jemaah haji tahun ini yang mencapai 213.320.

Nah, Kemenag pun punya berbagai cara agar jargon itu tak sekadar pemanis saat pelaksanaan ibadah haji. Lantas, apa saja yang dilakukan Kemenag untuk mewujudkan Haji Ramah Lansia?

1. Ada syarat istithaah

Layanan-layanan Kemenag untuk Mudahkan Jemaah LansiaKepala Daker Makkah saat mendorong lansia di Masjidil Haram, Jumat (24/5/2024). IDN Times/Faiz Nashrillah

Yang pertama adalah Istithaah Kesehatan. Juru Bicara Kementerian Agama, Anna Hasbie menjelaskan, ikhtiar mewujudkan Haji Ramah Lansia bahkan sudah dilakukan sejak dari Tanah Air. Caranya adalah dengan menerapkan kebijakan syarat istithaah atau kemampuan kesehatan sebelum jemaah melakukan pelunasan biaya haji.

"Sebelum melunasi, jemaah harus memeriksakan kesehatan terlebih dahulu. Jika memenuhi syarat istithaah, boleh melunasi. Ini ikhtiar memastikan jemaah yang akan berangkat sehat, meski secara kategori umur adalah lansia," kata Anna Hasbie di Jakarta, Sabtu (25/5/2024), dalam keterangan tertulisnya. 

Baca Juga: 3 Penyebab Membayar Dam saat Ibadah Haji, Sebaiknya Hindari!

2. Ada bimbingan manasik khusus Lansia

Layanan-layanan Kemenag untuk Mudahkan Jemaah LansiaPetugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi membantu jemaah lansia masuk ke hotel, Senin (20/5/2024). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Selanjutnya, Kemenag juga memberikan Bimbingan Manasik (Bimsik) dengan kurikulum khusus. "Manasik juga didesain untuk menumbuhkan kepedulian sesama jemaah, khususnya kepada lansia," ujar Anna.

Tak cuma itu, Kemenag juga meminta komitmen Kelompok Bimbingan Haji Umum (KBIHU) untuk mematuhi aturan layanan jemaah Lansia, utamanya dalam fisik dan kesehatan Lansia.

3. Adanya petugas khusus layanan Lansia

Layanan-layanan Kemenag untuk Mudahkan Jemaah LansiaMbah Imam bersama putranya, Yoyok tergabung dalam kloter 31 Embarkasi Surabaya. Dok. PPIH Embarkasi Surabaya.

Upaya selanjutnya adalah dengan membentuk petugas layanan Lansia dalam Petugas Penyelenggaran Ibadah Haji (PPIH). Tak sembarangan, petugas layanan ini punya syarat maksimal usia, yaitu maksimal 45 tahun. Mereka tergabung dalam petugas Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH) dan Layanan Disabilitas. Di dalamnya, tercakup unsur dokter dari Rumah Sakit TNI/Polri. Selain lansia, mereka juga melayani jemaah disabilitas.

“Dalam memberikan layanan jemaah haji Indonesia, mereka bekerja sama dengan petugas sektor pemondokan jemaah dan juga petugas sektor Masjid Nabawi dan Masjidil Haram,” ucap Anna.

4. Di asrama, mereka juga mendapatkan berbagai fasilitas khusus

Layanan-layanan Kemenag untuk Mudahkan Jemaah LansiaJemaah Lansia sedang menunggu jasa pendorong kursi roda di Terminal Syib Amir, Masjidil Haram, Jumat (24/5/2024). IDN Times/Faiz Nashrillah

Sebelum berangkat, Lansia juga mendapatkan layanan optimal di asrama haji. Di sana, Kemenag sudah menyiapkan alat bantu berjalan bagi Lansia. Penempatan kamar juga diatur, yaitu di lantai paling bawah. Selain itu, disediakan juga dokter geriatri hingga kendaran khusus untuk memudahkan mobilitasdari aula ke kamar.

“Jemaah haji akan menginap semalam di Asrama Haji sebelum bertolak ke Tanah Suci. Karenanya, asrama haji juga siapkan menu khusus Lansia,” sebut Anna.

Baca Juga: 8.974 Jemaah Calon Haji Diterbangkan ke Tanah Suci Hari Ini

5. Persingkat seremoni dan susun kloter sesuai kebutuhan Lansia

Layanan-layanan Kemenag untuk Mudahkan Jemaah LansiaJemaah Lansia sedang menunggu jasa pendorong kursi roda di Terminal Syib Amir, Masjidil Haram, Jumat (24/5/2024). IDN Times/Faiz Nashrillah

Tak hanya saat di Tanah Air, kemudahan untuk Lansia juga bisa mulai mereka nikmati jelang keberangkatan. Proses seremoni keberangkatan yang biasanya banyak memakan waktu pun diminta untuk dipangkas.

Kemenag, kata Anna, telah menerbitkan Surat Edaran Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Nomor 1 tahun 2024 tentang Mekanisme Pemberangkatan dan Kedatangan. 

Surat Edaran ini memuat ketentuan mengenai seremoni keberangkatan dan kedatangan, penerimaan dan keberangkatan. “Lansia harus menjadi prioritas. Jadi tahun ini tidak ada lagi pidato berkepanjangan saat seremoni keberangkatan dan kedatangan," tutur Anna.

Upaya lain adalah pengaturan komposisi pengkloteran. Kloter disusun dengan mempertimbangkan komposisi jemaah lansia dan non lansia. "Lansia diprioritaskan duduk di seat kelas bisnis dan atau didekat pintu untuk memudahkan evakuasi," kata Anna.

6. Di Arab Saudi, mereka akan disambut dengan berbagai layanan ramah Lansia

Layanan-layanan Kemenag untuk Mudahkan Jemaah LansiaJasa kursi dorong resmi di Masjidil Haram untuk kebutuhan jemaah. (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Setibanya di Arab Saudi, pemerintah pun menyesuaikan berbagai fasilitas seperti akomodasi, transportasi, katering, kesehatan, hingga bimbingan ibadah khusus Lansia.

“Untuk layanan transportasi di Arab Saudi, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan bus khusus dengan low deck untuk transportasi shalawat, umrah wajib, dan safari wukuf bagi jemaah lansia,” kata Anna.

Pada layanan katering, PPIH menyiapkan menu khusus untuk jemaah lansia sesuai data faktual berdasarkan kebutuhan pada setiap kloternya. “Menu khusus juga akan disiapkan pada pelaksanaan safari wukuf bagi jemaah haji Lansia,” papar Anna.

7. Kemudahan saat umrah wajib dan wukuf

Layanan-layanan Kemenag untuk Mudahkan Jemaah LansiaSuasana Ka'bah, Minggu (19/5/2024). (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Puncaknya adalah saat ibadah. Lansia dipastikan mendapatkan layanan khusus. Untuk umrah wajib, mereka akan mendapatkan kursi roda berbasis kartu kendali. Lalu, ketika puncak haji, yaitu wukuf, para Lansia yang benar-benar tak bisa menjalankannya akan diberikan fasilitas Safari Wukuf.

“Safari wukuf khusus ini kita siapkan bagi jemaah lansia dan disabilitas dengan keterbatasan aktivitas yang tidak tertampung di Klinik Kesehatan Haji Indonesia atau KKHI,” jelas Anna.

Layanan terakhir adalah pulang dini atau Tanazul bagi jemaah haji Lansia. “Jika ada open seat pada penerbangan kepulangan, maka itu akan diprioritaskan bagi jemaah lansia. Tentu prosesnya berdasarkan persetujuan dari jemaah yang bersangkutan,” ujar Anna.

Baca Juga: Cegah Kelelahan, Jemaah Haji Harus Cukup Istirahat jika Hendak Umrah

Topik:

  • Faiz Nashrillah
  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya