Mencoba Bus Shalawat, Pengantar Tamu Allah ke Masjidil Haram

Gratis dan beroperasi 24 jam

Makkah, IDN Times - Ribuan jemaah haji mulai pekan lalu sudah memasuki Makkah untuk menunaikan umrah wajib. Mereka datang dari Madinah maupun Tanah Air. Kementerian Agama melalui Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi pun menyiapkan berbagai fasilitas. Salah satunya adalah Bus Shalawat.

Bus ini disediakan secara gratis untuk jemaah dari penginapan menuju ke Masjidil Haram. Ada 450 bus yang akan melayani 22 rute di semua wilayah Makkah. Layanan ini juga didukung 76 halte yang juga dijaga 24 oleh petugas. Bus ini akan mengantar para jemaah menuju ke dua terminal, yaitu Syib Amir dan Ajyad. 

Nah, Jumat (24/5/2024) lalu, IDN Times mencoba secara langsung naik Bus Shalawat dari daerah Syisyah menuju terminal Syib Amir yang berada di Masjidil Haram. Berikut ulasannya. 

1. Waktu tunggu bus hanya sekitar 5 menit

Mencoba Bus Shalawat, Pengantar Tamu Allah ke Masjidil HaramBus Shalawat di Terminal Syib Amir, Masjidil Haram. (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Hal pertama yang harus diingat adalah nomor bus. Jemaah harus hafal nomor bus yang mereka naiki. Ini akan memudahkan mereka saat kembali ke penginapan nantinya. Kebetulan nomor bus yang kami naiki adalah 3. Nomor bus ini tidak merujuk pada rute, melainkan sektor hotel. Pada rute Syisyah-Syib Amir terdapat enam jenis berbeda.

Misalnya, bus nomor 4 melayani jemaah yang menginap di tiga hotel, yaitu Hamet Althebatey, Al Nakheelm dan Zamazim Atlas. Adapun bus nomor 3 melayani jemaah dari 37 hotel di daerah Syisyah.  

Setelah mengingat nomornya, jemaah bisa langsung datang ke halte. Jangan bayangkan halte yang dimaksud adalah sebuah bangunan beratap layaknya halte pada umumnya. Halte Bus Shalawat hanya titik pemberhentian yang dijaga oleh petugas selama 24 jam. Namun, para jemaah tak perlu khawatir. Sebab, waktu tunggu di halte ini tidak akan lama.

Kepala Bidang Transportasi PPIH, Mujib Roni kepada media beberapa hari lalu menyebut rata-rata waktu tunggu Bus Shalawat adalah 5-10 menit. Apa yang dikatakan Mujib pun terbukti di lapangan. Kami tak perlu menunggu lama untuk menanti kedatangan Bus Shalawat. Sekitar 5 menit, dua bus berkelir kuning datang dan langsung berhenti.

Seperti yang dijanjikan Mujib, bus ini memiliki deck atau papan pijakan untuk naik yang rendah. Hal ini, akan membuat lansia atau jemaah difabel lebih mudah menaikinya. Penumpang juga tak perlu berebut naik karena bus ini memiliki dua pintu masuk.

Sesampainya di atas bus, dua orang, yaitu sopir dan kenek akan menyambut kedatangan para jemaah. Beberapa dari mereka menguasai beberapa kata Bahasa Indonesia. ''Selamat datang,'' ujar sopir bus dan kenek begitu kami naik. 

Baca Juga: Bus Shalawat Mulai Beroperasi di Makkah, Jemaah Wajib Tahu Tips Ini

2. Interior bus nyaman, mirip bus malam antar kota di Indonesia

Mencoba Bus Shalawat, Pengantar Tamu Allah ke Masjidil HaramBus Shalawat di Terminal Syib Amir, Masjidil Haram. (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Sementara sopir sibuk menginjak pedal gas, sang kenek bertugas memencat tuas buka tutup pintu bus. Beda dengan kenek di Indonesia yang wara wiri ke barisan duduk penumpang, kenek Bus Shalawat hanya duduk di samping sopir. Ia hanya beranjak dari tempat duduk saat ada penumpang masuk. Maklum, tempat duduknya berada di jalur masuk pintu depan. Lantaran dilarang keras ngetem, Bus Shalawat pun langsung bergegas melaju usai semua penumpang naik.

Bus Shalawat ini statusnya memang hanya kendaraan komuter. Tapi soal kenyamanan boleh diadu. Kursi misalnya. Bus Shalawat ini punya kursi nyaman nan empuk layaknya bus malam antar kota di Indonesia. Hanya saja, leg room alias spasi untuk kaki tak seluas Bus Malam. Konfigurasi kursinya 3-2 alias 3 di kiri dan dua di kanan. Pengelola bus juga menyediakan handle untuk mengantisipasi penumpang berdiri. 

Selagi dalam perjalanan, penumpang dijamin tak akan bengong. Beberapa Bus Shalawat akan memutar musik melalui pengeras suara. Tentu saja musik Arab. Tapi, tak semua sopir memutar musik, ada juga yang memilih mendengarkan kajian kitab-kitab fiqih. Bikin adem pokoknya. 

Baca Juga: 450 Bus Shalawat Siap Antar Jemaah ke Masjidil Haram

3. Banyak halte, sering berhenti, jika jamaah buru-buru bisa pilih taksi

Mencoba Bus Shalawat, Pengantar Tamu Allah ke Masjidil HaramBus Shalawat di Terminal Syib Amir, Masjidil Haram. (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Karena banyaknya halte yang harus disinggahi, bus ini akan berhenti setiap nyaris lima menit sekali. Mereka mendatangi hotel-hotel tempat jemaah haji Indonesia menginap. Jadi, bus ini memang bukan untuk jemaah yang buru-buru ke Masjidil Haram. Kalau ingin cepat ke Masjidil Haram, jemaah bisa memilih taksi. Hanya dengan15 menit jemaah bisa sampai di Masjidil Haram.

Sebaliknya, waktu tempuh yang dibutuhkan Bus Shalawat untuk ke Masjidil Haram yang berjarak sekitar 6 kilometer bisa mencapai 40 menit. Dari tempat kami naik, bus ini terhitung berhenti setidaknya 6 kali untuk menjemput jemaah. 

Setibanya di terminal Syib Amir, bus akan berhenti untuk menurunkan penumpang. Sementara itu, beberapa petugas haji juga berjaga di depan pintu keluar bus. Mereka membantu jemaah Lansia untuk turun. Setelah semua penumpang turun, sopir bus kemudian memarkir kendaraannya untuk mengantar jemaah ke penginapan.

''Terima kasih,'' ujar sang sopir sambil melempar senyum kepada kami.

Topik:

  • Faiz Nashrillah
  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya