Waspada, Penipuan Berkedok Bantu Jemaah Haji Cium Hajar Aswad
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Bina Haji, Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah, Kementerian Agama, Arsad Hidayat, mengatakan ada banyak faktor eksternal yang kerap menjadi kendala dalam pelaksanaan ibadah haji. Salah satunya adalah keberadaan joki Hajar Aswad yang sangat meresahkan bagi jemaah haji.
Arsad mengaku tak jarang memergoki joki hajar aswad asal Indonesia. "Saat saya masih menjadi Kepala Daerah Kerja Makkah pernah mengungkap sindikat joki ini," kata dia, saat menjadi pemateri Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Rabu (20/3/2024).
Baca Juga: Ada 45 Ribu Jemaah Lansia, Wamenag Wanti-wanti PPIH
1. Para pelaku seolah-olah menawarkan pertolongan gratis kepada jemaah
Modusnya, kata Arsad, adalah menawarkan kepada jemaah yang sedang thawaf di Ka'bah untuk mencium hajar aswad. Mereka biasanya seolah-olah menawarkan pertolongan gratis kepada jemaah.
"Ya siapa yang gak mau, pasti mau," ujarnya.
Setelah itu, sang joki akan menghubungi beberapa rekan mereka untuk membukakan jalan menuju hajar aswad. Bisanya, sindikat mereka terdiri dari 3-4 orang.
2. Pelaku memeras jemaah haji hingga 1.500 riyal
Editor’s picks
Setelah bisa mencium Hajar Aswad, jemaah tersebut akan diajak menepi. Di sanalah biasanya korban akan ditodong sejumlah uang jasa. Jemaah yang kebanyakan tak tahu akan terkejut dan memberikan sejumlah uang.
Ia mencontohkan pernah ada jemaah yang dipalak sampai jutaan rupiah. "Pernah ada yang awalnya ngasih 500 riyal, ditolak. Pelaku minta naik lagi sampai 1.000 riyal, masih gak mau," kata dia.
Akhirnya, korban pun memberikan semua isi uang yang ada di dalam dompetnya. "Nilainya sekitar 1.500 riyal atau sekitar Rp6 juta. Habislah pasti duit jemaah," kata dia.
Baca Juga: Kemenag Gembleng 900 Petugas Haji dengan Bimtek Pola Baru
3. Pelaku akhirnya tertangkap
Akhirnya, korban pun melapor pada petugas haji. Petugas bagian perlindungan jamaah langsung bergerak cepat. Mereka mengintai beberapa orang yang dicurigai menjadi pelaku.
"Akhirnya tertangkap, kita interogasi. Karena di sana tidak ada semacam penjara, kita kunci di dalam WC kantor Daker. Akhirnya mereka mengaku," kata Arsad.
Agar kejadian serupa tak terulang, ia pun mengimbau jemaah agar tidak mudah tergoda dengan jenis penipuan seperti itu.