Menu makanan jemaah haji (Media Center Haji/Syahdan)
Sementara, Koordinator Layanan Konsumsi untuk Sektor 1 Madinah, Djubaidah, mengatakan jumlah tim di sektornya berjumlah delapan orang untuk menangani jemaah di 18 hotel yang ada di Sektor 1.
"Setiap harinya, mulai 2 (Mei), kami melayani jemaah dari menu selamat datang, kemudian pendistribusian kami lakukan selama tiga tahap, ada makan pagi, makan siang, dan makan malam," kata dia.
"Untuk makan pagi, dimulai dari pukul 5 sampai pukul 8 pagi. Untuk makan siang, kami lakukan distribusi pada pukul 12 sampai pukul 14.00. Kemudian untuk makan malamnya, kami distribusikan kepada jemaah pada pukul 17 sampai pukul 19," sambungnya.
Selama bertugas di sektor, Djubaidah mengaku tidak mendapat komplain dari jemaah. Terkait skema distribusi makanan, akan didistribusikan oleh kepala rombongan (Karom) dan diteruskan kepada kelapa ruangan (Karu) yang kemudian diberikan kepada setiap jemaah.
"Alhamdulillah jamaahnya tidak ada masalah, tidak ada komplain. Teknis distribusi kami secara umum dari semua hotel ini, kami memberikan makanan setiap pendistribusiannya itu kepada Karom atau ketua rombongan masing-masing. Dan kemudian Karom itu mendistribusikannya kepada Karu (kepala ruangan) untuk diberikan ke semua jemaah di setiap rombongannya," jelas dia.
Terkait menu makanan, Djubaidah mengklaim, sejauh ini tidak pernah mendapatkan komplain dari jemaah dan penyedia kateringnya pun datang tepat waktu.
"Yang kami lakukan sebelum kami mendistribusikan adalah kami melakukan fast food. Kami buka dulu makanannya, kami uji-cobakan, kalau misalkan makanan itu sudah kami rasakan memang tidak ada masalah, misalkan tidak basi, kemudian dari segi nasinya sudah matang, lauknya sesuai dengan menu yang diberikan secara standarisasinya, itu langsung kami berikan kepada Karomnya," kata dia.
Sebagai antisipasi masalah distribusi, Djubaidah menjelaskan, ada beberapa langkah yang dilakukan. Pertama dari segi pendistribusian, ia berusaha berkomunikasi baik dengan penyedia katering, melalui petugas yang diberikan tanggung jawab di masing-masing katering.
"Kami minta kepada mereka untuk datang 30 menit sebelum jadwal pendistribusian. Dari situ kami langsung minta satu sampel untuk kami uji-coba, kami coba icip-icip, jadi seluruh petugas kami setiap makanan yang akan didistribusikan kepada jemaah, selalu kami coba untuk kami makan. Ketika memang dalam nasinya memang matang, kemudian lauknya sesuai dan tidak berbau, kami anggap itu sudah standar," ujar dia.
Terkait batas waktu makan dan sebagainya sudah tertera semua di kemasan makanan. Selain itu, untuk jemaah lansia memang tidak seperti tahun lalu, yang disediakan makanan khusus seperti bubur. Alasan tidak disediakan, banyak lansia tidak suka bubur. Namun, tahun ini makanan khusus lansia dipesan sesuai kebutuhan.
"Evaluasi dari tahun lalu, informasinya yang kami dapatkan, ada lansia yang memang tidak menghendaki menu lansia, misalkan bubur. Untuk yang sekarang kami by request, jadi setiap kali kami bertemu dengan Ketua kloter kami sampaikan bahwa jika ada lansia yang membutuhkan menu khusus, misalkan nasi bubur atau menunya yang tidak keras, itu kami minta mereka melaporkan ke kami untuk kami sampaikan ke pihak katering," kata dia.
"Dan alhamdulillah apa yang sudah kami lakukan itu terdistribusi dengan baik. Jadi pihak kateringnya pun sangat cepat untuk mengakomodir dari permintaan-permintaan lansia," imbuh Djubaidah.