Bacaan Selawat Badar, Asli Indonesia Dikenal Dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Membaca selawat adalah salah satu cara untuk menunjukkan rasa cinta kepada baginda Rasulullah SAW, dan keimanan kepada Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa.
Anjuran bagi umat Islam untuk berselawat telah tercantum dalam Al-Qur'an, sehingga sudah sewajarnya umat Islam mengikuti anjuran tersebut. Seperti yang tertulis pada firman Allah berikut:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya: Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kalian untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS Al-Ahzab: 56)
Salah satu selawat yang dapat diamalkan adalah Selawat Badar. Selawat ini sudah sangat populer dan sering digemakan dalam berbagai acara Islami di Indonesia dan juga mancanegara.
Baca Juga: Selawat Nariyah, Doa bagi Rasul untuk Hilangkan Susah dan Penuhi Hajat
1. Digubah ulama asal Indonesia, sampai jadi mars NU
Di tengah kepopuleran Selawat Badar yang sering dilantunkan oleh umat Muslim, nyatanya selawat ini pertama kali diciptakan atau digubah oleh seorang ulama asal Indonesia.
Seperti dilansir dari nu.or.id, Selawat Badar dikarang oleh KH M Ali Manshur sekitar tahun 1960-an. Kiai Ali Manshur lahir pada 1921 dan memiliki garis keturunan ulama besar Nusantara dari ayah dan ibunya.
Penulis buku Shalawat Badar dan Politik NU, RM Imam Abdillah menyatakan, setidaknya ada dua petunjuk bahwa Selawat Badar merupakan ciptaan KH M Ali Manshur. Pertama, dari sisi literasi, kata thaha dan yasin sudah menunjukkan kesalafiannya.
Kedua, kata tawassalna yakni sebuah tradisi yang sangat mencirikan Nusantara sekaligus NU, karena hanya NU yang paling sering bertawasul di saat yang lain justru menjauhinya karena dinilai bid’ah.
Pada 1955, KH M Ali Manshur terpilih menjadi anggota Konstituante mewakili Partai NU Cabang Bali. Kemudian pada 1962, ia memutuskan pindah ke Banyuwangi dan ditunjuk menjadi Ketua Cabang NU Banyuwangi. Disinilah dia melahirkan karya fenomenalnya yaitu Selawat Badar.
Kemudian dalam keputusan Muktamar ke-28 NU di Krapyak, Yogyakarta, Selawat Badar dikukuhkan menjadi Mars Nahdlatul Ulama (NU). Keputusan ini ditegaskan kembali oleh KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur saat menjabat ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Muktamar ke-30 di Lirboyo, Kediri.
2. Bacaan Selawat Badar
Selawat Badar terdiri dari 24 bait dengan dua baris di setiap baitnya. Dikutip dari dakwah.web.id, berikut bacaan Selawat Badar untuk diamalkan:
Shalaatullaah Salaamul laah ‘Alaa Thaaha Rasuulillaah
Shalaatullaah Salaamullah ‘Alaa Yaa Siin Habiibillaah
Tawassalnaa Bibismi llaah Wabil Haadi Rasuulillaah
Wakulli Mujaahidin Lillaah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
llaahi Sallimil Ummah Minal Aafaati Wanniqmah
Wamin Hammin Wamin Ghummah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Ilaahi Najjinaa Waksyif Jamii’a Adziyyatin Wahrif
Makaa idal ‘idaa wal thuf Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
llaahi Naffisil Kurbaa Minal’Ashiina Wal’Athbaa
Wakulli Baliyyatin Wawabaa Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Wakam Min Rahmatin Washalat Wakam Min Dzillatin Fashalat
Editor’s picks
Wakam Min Ni’matin Washalat Bi Ahlil Bailri Yaa Allaah
Wakam Aghnaita Dzal ‘Umri Wakam Autaita D’Zal Faqri
Wakam’Aafaita Dzal Wizri Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Laqad Dlaaqat’Alal Oalbi Jamii’ul Ardli Ma’ Rahbi
Fa Anji Minal Balaas Sha’bi Bi Ahlil Badri Yaa A,llaah
Atainaa Thaalibir Rifdi Wajullil Khairi Was Sa’di
Fawassi’ Minhatal Aidii Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Falaa Tardud Ma’al Khaibah Balij’Alnaa’Alath Thaibah
Ayaa Dzal ‘lzzi Wal Haibah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Wain Tardud Faman Ya-Tii Binaili Jamii’i Haajaati
Ayaa jalail mulimmaati Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
llaahighfir Wa Akrimnaa Binaili Mathaalibin Minnaa
Wadaf i Masaa-Atin ‘Annaa Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
llaahii Anta Dzuu Luthfin Wadzuu Fadl-Lin Wadzuu ‘Athfin
Wakam Min Kurbatin Tanfii Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Washalli ‘Alan Nabil Barri Bilaa ‘Addin Walaa Hashri
Wa Aali Saadatin Ghurri Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
3. Lima keutamaan Selawat Badar, di antaranya memberi energi positif dan kebahagiaan
Selayaknya selawat lain, Selawat Badar pun memiliki keutamaan, di antaranya memberi berkah bagi kehidupan umat Muslim.
Dikutip dari popmama.com, ada lima keutamaan Selawat Badar yang semuanya bermanfaat bagi kehidupan seorang Muslim. Lima keutamaan itu adalah menghilangkan kesedihan dan kegelisahan, memberi keselamatan dari perbuatan jahat manusia, sebagai penawar penyakit hati maupun badan, memberi energi positif dan kebahagiaan, serta salah satu cara permohonan ampunan kepada Allah SWT.
Di antara semua keutamaan Selawat Badar yang akan membantu manusia dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat, sejatinya itu adalah sebuah hal yang semakin menguatkan alasan mengapa umat Muslim dianjurkan untuk melantunkan selawat.
4. Selawat Badar disenangi oleh umat Muslim Malaysia
Umat Muslim Malaysia juga menyenangi Selawat Badar yang disenandungkan dalam acara silaturahim Lembaga Zakat Selangor-Lembaga Amil Zakat dan Shadaqoh Nahdlatul Ulama (Lazisnu) di Gedung PBNU, Jakarta.
Sepanjang Selawat Badar bergema, semua tamu undangan berdiri dan bersenandung, tak terkecuali tamu dari Malaysia. Muslim Malaysia mengaku senang mendengar lantunan Selawat Badar yang merdu.
Di Malaysia sendiri, Selawat Badar biasa disenandungkan dalam upacara pernikahan, khitanan, cukur rambut bayi, ceramah keagamaan, dan sebagainya.
Baca Juga: Baca Selawat Nabi Ini Sebagai Penolong Saat Sakaratul Maut