Biografi Inggit Garnasih, Wanita Tangguh di Balik Sosok Sukarno

Kesetiaan, ketegaran, dan kegigihan Inggit menjadi inspirasi

Jakarta, IDN Times - Inggit Garnasih merupakan sosok wanita berdarah Sunda yang sederhana dan cerdas. Inggit menjadi pendamping Sukarno saat ia menimba ilmu di Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung yang juga sedang merintis kariernya di bidang politik.

Dikisahkan dalam buku Soekarno Kuantar Kau ke Gerbang, Inggit tidak bisa membaca dan menulis. Namun, dengan kesederhanaan dan keterbatasannya itu, Inggit mampu membuat Sukarno muda tumbuh menjadi seorang pejuang yang dihormati.

Dibandingkan istri-istri Sukarno lainnya, Inggit Garnasih termasuk istri yang kurang dikenal. Tidak banyak yang mengisahkan tentang kehebatan dari sosok Inggit Garnasih, baik dalam artikel maupun dalam buku sejarah.

Cerita kehidupan Inggit dapat menginspirasi perempuan-perempuan di Indonesia yang saat ini sedang berjuang. Berikut ulasan tentang sosok Inggit Garnasih yang sangat menginspirasi.

1. Kesetiaan, ketegaran, dan kegigihan sosok Inggit Garnasih

Biografi Inggit Garnasih, Wanita Tangguh di Balik Sosok SukarnoDok.Pribadi/ Agithyra Nidiapraja

Inggit Garnasih merupakan sosok perempuan yang setia, tegar, dan gigih dalam menjalani hari-harinya.

Ketika menjalin rumah tangga, usia Inggit lebih tua 13 tahun dari Sukarno. Perbedaan usia yang mencolok ini menjadi keuntungan bagi Bung Karno karena Inggit dapat menjadi sosok dewasa yang dapat membimbing dan mengimbangi kehidupan Bung Karno.

Dikisahkan, ketika Bung Karno ditangkap dan dipenjara di Banceuy, Bandung, Inggit tetap menjadi istri yang setia. Inggit rajin mengunjungi dan mengirim makanan untuk sang suami yang berada di balik jeruji penjara.

Selama Sukarno dipenjara, Inggit mencari nafkah dengan membuat bedak, menjadi agen sabun cuci, membuat dan menjual rokok, hingga menjahit pakaian dan kutang untuk dijual.

Ketegaran dan kegigihan Inggit untuk menafkahi keluarganya saat Bung Karno dalam penjara, membuat Bung Karno menjadi sedih karena telah melalaikan tugasnya sebagai kepala rumah tangga.

Hebatnya, saat Bung Karno menyampaikan penyesalannya kepada istrinya, Inggit justru memberi suaminya semangat melalui kelembutan hati dan tuturnya.

Baca Juga: Viral! Surat Cerai Proklamator RI Sukarno-Inggit Dijual di Instagram 

2. Sosok perempuan dengan kecerdasan dan keberanian yang luar biasa

Biografi Inggit Garnasih, Wanita Tangguh di Balik Sosok SukarnoProklamator Republik Indonesia, Wakil Presiden Mohammad Hatta (kiri) dan Sukarno (kanan) dalam sebuah pertemuan di masa Revolusi Nasional antara tahun 1945 hingga 1949. (Dok. Perpustakaan Nasional)

Pada saat Bung Karno sedang menyusun naskah pembelaannya di dalam penjara, Inggit membantu mencari dan mengirim data serta dokumen untuk referensi suaminya.

Inggit dengan keberaniannya, menyelundupkan data dan dokumen yang diperlukan Bung Karno ke Penjara Banceuy. Supaya tidak ketahuan dengan sipir penjara, Inggit menyembunyikan dokumen tersebutu dibalik kebayanya.

Dengan kecerdasannya, Inggit juga memberikan kode-kode rahasia tentang situasi di luar penjara. Hal ini dilakukannya melalui telur yang sering diberikan kepada Soekarno.

Tidak hanya melalui telur, Inggit juga memberikan kode rahasia melalui Al-Quran yang sering dibawakan untuk suaminya itu. Meskipun Soekarno selalu diawasi oleh sipir penjara, namun Bung Karno tetap dapat mengetahui kondisi pperjuangan masyarakat di luar penjara.

Jerih payah Inggit ini membuat Bung Karno berhasil menyusun pembelaannya yang sangat terkenal, yakni Indoesia Menggugat yang dibacakan di Landraad Bandung pada 18 Agustus 1930.

3. Dengan tegas, Inggit memilih untuk bercerai dibanding harus dimadu dengan perempuan lain

Biografi Inggit Garnasih, Wanita Tangguh di Balik Sosok Sukarno(Rumah Inggit Garnasih) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Sebagai seorang istri, Inggit sangat sedih saat dirinya tidak bisa memberikan keturunan untuk Sukarno. Sehingga Inggit harus mengangkat anak asuh sebagai obat pelipur lara untuknya dan sang suami.

Betapa malangnya usaha Inggit yang berusaha untuk selalu menghibur dan mendampingi Bung Karno selama masa pengasingannya. Kala itu, Sukarno sedang di usia yang bergelora sehingga tak kuasa melihat kecantikan Fatmawati, anak angkatnya sendiri yang diasuhnya bersama Inggit di Bengkulu.

Akhirnya Bung Karno meminta izin kepada Inggit untuk menikah lagi dengan Fatmawati. Bung Karno menggunakan alasan ingin memiliki keturunan untuk pernikahannya bersama Fatmawati.

Satu-satunya hal yang tidak bisa diberikan oleh Inggit kepada suaminya dan membuat Inggit sangat sedih. Saat itu, Bung Karno tidak berniat untuk menceraikan Inggit, ia hanya ingin mendapat restu dari Inggit untuk dapat menikah lagi dengan Fatmawati.

Karena Bung Karno mendambakan seorang anak keturunannya sendiri, Inggit pun sangat mengerti perasaan suaminya. Namun, dengan tegas Inggit menolak untuk dimadu oleh Sukarno dan lebih memilih untuk diceraikannya.

Meskipun sedang sedih, Inggit tetap merawat Bung Karno dengan ketulusan hatinya. Pada 1942, Bung Karno dan Inggit secara resmi bercerai di Jakarta.

“Keputusan sudah diambil oleh suamiku. Ia menceraikan aku,” ujar Inggit, yang dikutip dari buku Soekarno Kuantar Kau ke Gerbang.

Baca Juga: Dijual di Medsos, Surat Cerai Sukarno-Inggit Sempat Ditawar Rp100 M

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Jumawan Syahrudin
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya