BMKG: Tanah DKI Jenuh Serap Air Hujan, Waspada Banjir Hingga 2 Bulan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, tanah di Jakarta mulai jenuh menyerap air hujan.
Fenomena itulah, kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab, yang kemudian membuat banjir di Jakarta meluas hingga ke daerah lainnya.
Baca Juga: Soal Penyebab Banjir, Anies: Curah Hujan Luar Biasa
1. Hujan yang terus menerus membuat tanah semakin kecil menyerap air
Pernyataan tersebut disampaikan Fachri dalam acara Indonesia Lawyers Club dengan tema “Jakarta Dirundung Banjir: Salahkah Anies?"
“Analisa kami hujan tanggal 1 Januari yang langsung tinggi membuat tanah jenuh menerima air, (tanah) menyerap air semakin kecil karena terlalu sering,” kata Fachri, Selasa (25/2) malam.
2. Banjir di Jakarta disebabkan curah hujan yang tinggi
Editor’s picks
Ia menjelaskan, banjir di Jakarta kali ini salah satu penyebab utamanya adalah karena curah hujan yang tinggi hingga mencapai 241 milimeter.
“Kondisi pasang laut tidak maksimal, pemicu utamanya curah hujan. Di hulu, dari data kami dilihat dominan (hujan) di atas Jakarta bukan di hulu curah hujan tinggi,” ujarnya.
3. Warga Jakarta harus waspada hingga dua bulan ke depan
BMKG memprediksi, curah hujan tinggi akan terus berlangsung di Jakarta hingga dua bulan ke depan. Masyarakat diimbau waspada.
“Saat ini Indonesia khususnya Jabodetabek puncak musim hujan diperkirakan berakhir di pertengahan April nanti. Sampai akhir April masih waspada banjir,” tuturnya.
Baca Juga: Hujan Deras Semalaman, Seskab Pramono Anung: Istana Banjir