Drone Emprit: Media Online Jadi Pendorong Pemberitaan Secapa TNI AD
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pakar media sosial dari Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, membuat sejumlah analisa terkait pemberitaan tentang penyebaran virus corona di Secapa TNI AD, Bandung, Jawa Barat.
Melalui akun Twitter pribadinya, Ismail mengatakan bahwa media online menjadi pendorong utama naiknya perbincangan di semua kanal media sosial tentang isu tersebut. Respons publik sebagian besar berupa amplifikasi pemberitaan media.
1. Ada 606 berita di media online terkait kasus penyebaran virus corona di Secapa TNI AD Bandung
Berdasarkan analisanya, media menyoroti kronologi terjadinya penyebaran birus corona yang sangat masif, berbagai langkah yang diambil pemerintah daerah, TNI AD, dan Gugus Tugas COVID-19. Hal ini membuat pernyataan-pernyataan resmi dari pemerintah terlihat dominan baik di media massa pun media sosial.
“Berita online total ada 606 pemberitaan tentang penularan Corona di Secapa TNI AD Bandung,” kata Ismail melalui akun twitternya @ismailfahmi, Minggu (12/7/2020).
2. IDN Times jadi salah satu penyumbang informasi terkait berita tersebut
Editor’s picks
Ia menjelaskan topik pemberitaan sampai 10 Juli tentang penyebaran virus corona di Secapa TNI AD Bandung masih berupa kronologi penyebaran dan langkah-langkah yang diambil untuk menyikapi hal tersebut, terutama langkah Pemda Jabar, TNI AD, dan Gugus Tugas COVID-19.
Ia juga memberikan beberapa contoh berita yang memaparkan penyebab terjadinya penularan virus itu di Secapa TNI AD Bandung, salah satunya adalah berita IDN Times yang berjudul “Eksklusif: Awal Mula Corona Menyerang Siswa Secapa AD Bandung”.
3. Kegiatan dengan sistem asrama diganti dengan sistem yang lebih aman
Dari analisa itu, Drone Emprit merangkum sejumlah pertanyaan, temuan, dan saran. Untuk saat ini, hindari melakukan kegiatan di institusi pendidikan dengan sistem asrama (seperti Lemdik Polri, Secapa TNI AD, pesantren), diganti dengan sistem yang lebih aman.
“Para ahli epidemiologi menyatakan penularan corona di tempat pendidikan mudah terjadi, terutama karena kegiatan di tempat pendidikan yang mengumpulkan banyak orang. Sulit menerapkan secara ketat protokol COVID-19, dan sulit menjaga imunitas karena aktivitas yang padat,” ujarnya.
Baca Juga: Bandung Dikepung Klaster Secapa AD, Pemkot Tetap Lanjutkan Relaksasi