Begini Awalnya Bayi Ardan Divonis Menderita Atresia Bilier

Penyekit ini hanya menyerang 1:18 ribu bayi di dunia

Surabaya, IDN Times - Usia 11 bulan merupakan masa-masa di mana seorang anak sedang ceria belajar berjalan dan berbicara. Namun tidak untuk Muhammad Ardan Fahrezi. Ia hanya bisa terkulai lemah di ranjang perawatan RSUD Dr Soetomo Surabaya dengan perut yang kian membesar. Bahkan perut Ardan kini mencapai 2 kali lipat besar kepalanya.

Ardan merupakan pengidap kelainan Atresia Bilier. Kasusnya sempat viral di media sosial karenakan biaya operasinya yang mencapai Rp1 miliar. Sedangkan kedua orangtua Ardan hanya berbekal kartu BPJS selama proses pengobatannya. Maklum, sang ayah hanya seorang buruh pabrik.

Atresia Bilier merupakan penyakit langka yang hanya menyerang 1:18 ribu bayi di dunia. Penyakit ini merupakan kelainan pada saluran empedu pada hati yang berfungsi untuk menghancurkan lemak, menyerap vitamin yang larut lemak, serta membawa racun dan produk sisa keluar tubuh. Penyakit ini menyebabkan saluran tersebut membengkak sehingga tersumbat. Akibatnya, hati menjadi susah membuang racun dalam tubuh.

1. Awalnya seperti sakit kuning biasa

Begini Awalnya Bayi Ardan Divonis Menderita Atresia Bilierfather.tokyo

Husein (36) ayah Ardan menceritakan awal mula ia merasakan ada keanehan pada anak keduanya tersebut. Usia 3 hari kelahiran, bayi Ardan nampak kuning. Ia mengira, Ardan hanya terkena penyakit kuning biasa. Bermodalkan BPJS, Husein pun membawa anak laki-lakinya berobat ke Puskesmas di daerah Kedung Anyar, dekat kediamannya.

Melihat warna kuning tubuh anaknya cukup pekat, Husein merasa ada yang tidak wajar. "Saya langsung minta rujukan ke RS William Booth," ujarnya.

Baca Juga: RSUD Dr. Soetomo Bentuk Tim untuk Tangani Penyakit Langka Bayi Ardan

2. Lima kali bolak-balik rumah sakit

Begini Awalnya Bayi Ardan Divonis Menderita Atresia BilierIDN Times/Fitria Madia

Saat pertama diperiksa di RS William Booth, dokter menyatakan Ardan hanya kekurangan sinar matahari. "Mulai saat itu, saya sering kasih dia sinar-sinaran," jelas Husein. Namun Husein rupanya masih belum menemukan tanda-tanda kesembuhan pada anaknya.

Tujuh hari pasca kepulangannya dari RS William Booth, bayi Ardan masih nampak kuning di sekujur tubuhnya. "Akhirnya saya bawa lagi ke William Booth," ujar Husein. Kali kedua Husein ke RS William Booth, kali ini bayi Ardan mendapatkan diagnosis yang berbeda. Dokter yang saat itu menanganinya menyatakan bahwa Ardan kekurangan susu formula. "Sepulangnya, saya langsung beli susu formula. Jadi minum susu formula sama susu ibunya," jelasnya.

Seminggu sudah Ardan mengonsumsi susu formula yang dianjurkan dokter. Namun warna kuning masih belum memudar dari tubuhnya. Husein dengan sabar kembali membawa anaknya ke RS William Booth. "Kata dokternya gak cocok sama susunya. Disuruh kasih susu khusus alergi," jelas Husein dengan nada polos.

Ia kembali membawa pulang putranya dengan perasaan harap-harap cemas. Saran dokter pun kembali ia lakukan dengan memberi Ardan beberapa kaleng susu khusus alergi. Hingga sepekan Ardan mengonsumsi susu tersebut, kuning masih belum enyah darinya.

Masih dengan bersabar, Husein kembali ke RS William Booth. Kali ini, tubuh Ardan diperiksa secara keseluruhan oleh sang dokter. Ditemukan pusar Ardan yang masih belum mengering. "Katanya mungkin gara-gara ini (pusar yang belum kering). Akhirnya dikasih obat trus disuruh pulang," tutur Husein.

3. Indikasi penyakit dari warna kotoran

Begini Awalnya Bayi Ardan Divonis Menderita Atresia Bilierthebalance.com

Hingga pada suatu hari, ketika Ardan buang air besar. Husein mengamati kotoran bayinya tersebut dan menemukan keanehan. Warna kotoran Ardan berwarna putih bagai susu. Tidak kuning atau pun hitam sama sekali. Dengan penuh kecemasan ia mencari tahu arti warna kotoran anaknya tersebut di internet. "Hasilnya semua merujuk ke Atresia Bilier ini. Dari situ saya khawatir anak saya kena itu."

Berbekal pengetahuan yang ia peroleh dari internet dan kotoran anaknya, Husein kembali ke RS William Booth untuk ke lima kalinya. Setelah melakukan pemeriksaan, tanpa menjelaskan terlalu banyak dokter tersebut merujuk Ardan ke RSUD Dr Soetomo. "Katanya nanti biar dokter di Karangmenjangan (RSUD Dr Soetomo) yang jelasin," ujarnya.

Husein yang semakin khawatir akan keadaan anaknya mengantar ke RSUD Dr Soetomo. Ardan yang kala itu sudah berusia sekitar 2 bulan menjalani berbagai macam proses pemeriksaan hingga sempat rawat inap selama 10 hari.

Menginjak bulan ke 4, dokter baru memastikan bahwa Ardan terkena penyakit langka Atresia Bilier. Obat-obatan pun sudah tidak lagi mempan untuknya. Para dokter menyarankan Ardan untuk melakukan operasi kasa yaitu operasi bypass empedu.

Karena keterbatasan ekonomi dan kecilnya kemungkinan keberhasilan operasi, Husein memilih untuk tidak melanjutkan proses pengobatan Ardan di RSUD Dr Soetomo. Namun saat ini, di usia ke 11 bulan Ardan kembali ke RSUD Dr Soetomo karena keadaannya yang semakin kritis. Beruntung, pasca viralnya kasus Ardan di media sosial, pihak BPJS berkenan untuk menanggung keseluruhan biaya pengobatan dan operasi Ardan.

Baca Juga: Atresia Bilier: Penyakit Langka Bayi Serius, Penyebab dan Solusinya

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya