Kerusuhan Asrama Mahasiswa Papua, KontraS Menyurati Kapolda

KontraS juga akan melayangkan surat ke Pemprov Jatim

Surabaya, IDN Times - Kerusuhan terjadi saat pasukan gabungan yang terdiri dari unsur Kepolisian, TNI, dan Kecamatan Tambaksari berusaha melakukan operasi yustisi di asrama mahasiswa Papua, Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, Jumat lalu (6/7).

Berdasarkan keterangan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya Fatkhul Khoir, operasi tersebut berujung pada pengamanan paksa terhadap pengacara publik LBH Sholeh, dan dugaan pelecehan seksual terhadap peserta diskusi atas nama Anindya.

1. KontraS akan melayangkan surat audiensi dengan Kapolda Jatim dan Pemprov Jatim

Kerusuhan Asrama Mahasiswa Papua, KontraS Menyurati KapoldaIDN Times/Sukma Shakti

Fatkhul mengatakan saat ini belum ada tanggapan dari pihak mana pun terkait pernyataannya yang telah dimuat di berbagai media. Untuk itu, pihaknya dan perwakilan mahasiswa Papua akan melayangkan surat audiensi, untuk membahas tuntutan-tuntutan mahasiswa Papua dan korban kerusuhan.

"Surat audiensi ini akan kita tujukan kepada Kapolda Jatim dan Pemprov Jatim," ujar dia kepada IDN Times, Minggu (8/7).

2. LBH menyiapkan rencana khusus

Kerusuhan Asrama Mahasiswa Papua, KontraS Menyurati KapoldaIlustrasi oleh Rappler

Sholeh menambahkan dari LBH juga sedang menyusun rencana untuk menindaklanjuti tindakan yang diduga membatasi ruang gerak mahasiswa Papua. Namun, ketika diminta gambaran tindak lanjut mereka, Sholeh masih merahasiakan.

"Besok, Senin (8/7) kita pasti akan umumkan. Untuk saat ini, saya belum bisa memberikan keterangan apa pun," kata dia.

3. Korban pelecehan masih trauma

Kerusuhan Asrama Mahasiswa Papua, KontraS Menyurati KapoldaIDN Times/Sukma Shakti

Korban pelecehan yang terjadi saat kerusuhan, Anindya, tidak dapat dihubungi ketika IDN Times berusaha mengontaknya. Sholeh yang kala kerusuhan dihubungi Anindya menerangkan, hingga saat ini kondisi mahasiswa Universitas Narotama itu masih trauma.

"Dia selalu merasa ada yang mengawasi. Semacam paranoid gitu," ungkap Sholeh.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya