Risma: Surabaya Gunakan Compactor dan Garbage Bin Sejak 2010
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Anggaran untuk tempat sampah di DKI Jakarta sebesar Rp 9,581 miliar sempat membuat publik tercengang. Ternyata, menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini harga yang mahal dirasa wajar untuk memperoleh standar pengangkutan sampah sebagai pelengkap compactor atau truk pengangkut sampah khusus.
Bahkan, Risma mengaku bahwa Surabaya telah lebih dulu menggunakan teknologi garbage bin dan compactor tersebut. "Saya sudah pakai sejak 2010 dulu," ujarnya Selasa (5/6).
1. Tempat sampah khusus untuk compactor harus berstandar tinggi
Risma, yang dulunya merupakan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, mengungkapkan bahwa keberadaan garbage bin dengan kualitas tinggi memang diperlukan untuk kinerja compactor. "Jadi tong itu kalau dibanting-banting gak papa," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa massa sampah yang cukup berat juga patut diperhitungkan. Oleh karena itu tempat sampah kualitas tinggi ini diperlukan agar tidak mudah rusak. "Itu kan nanti diangkat pakai mesinnya compactor. Kalau gak kuat, nanti ya rusak terus," jelasnya.
Namun Risma belum mengetahui pasti merk tempat sampah yang digunakannya apakah sama dengan DKI Jakarta atau tidak. Tapi ia bisa memastikan bahwa harga per satuan tempat sampah tersebut memang mahal mengingat kualitasnya yang tinggi.
2. Compactor dirasa lebih efisien
Risma menambahkan bahwa pilihannya untuk menggunakan compactor juga melalui beberapa pertimbangan. Pertama, compactor dirasa lebih efisien karena dapat memampatkan volume sampah. Sehingga alat ini dapat mengangkut sampah 1,5 kali dibanding dumb truck biasa. "Jadi kalo seharusnya 3 kali trip, ini cuma 2 kali. Hemat BBM," terang Risma.
Selain itu, compactor dilengkapi dengan penutup yang menjadikannya lebih ramah lingkungan karena tidak ada sampah yang tercecer. Pertimbangan-pertimbangan inilah yang akhirnya membuat Risma juga merekomendasikan penggunaan compactor kepada pihak DKI Jakarta. "Mereka kan TPAnya jauh, jadi lebih efisien pake compactor," ujarnya.
3. Importir belum bisa ditemui
Namun hingga saat ini, importir garbage bin PT Groen Indonesia belum bisa ditemui untuk dimintai keterangan. Ketika tim IDN Times mendatangi kantornya di Jalan Panjang Jiwo, pihak PT Groen Indonesia sedang tidak dapat ditemui. Menurut keterangan salah satu staff, pimpinan perusahaan sedang berada di luar kota dan baru bisa ditemui hari Jumat (8/6). PT Groen Sendiri merupakan bagian dari Mazabuta Group.