Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Partai Golkar menyerahkan kepada Harda Kiswaya untuk mengusulkan bakal calon wakil bupati yang menemaninya maju di Pilkada Sleman 2024. (IDNTimes/Tunggul Damarjati)

Jakarta, IDN Times - Partai Golongan Karya (Golkar) sedang mendapat sorotan publik, usai Airlangga Hartarto secara mendadak mundur dari jabatannya sebagai ketua umum.

Golkar dikenal sebagai parpol tertua di Indonesia yang masih eksis hingga hari ini. Partai beringin itu didirikan pada masa pemerintahan Orde Lama pada 20 Oktober 1964.

Lantas bagaimana sejarah awal berdirinya Golkar?

1. Muncul dari gagasan Sukarno, Soepomo, dan Ki Hadjar Dewantara

Ir. Sukarno (Bung Karno) didampingi Drs. Mohammad Hatta (Bung Hatta) saat memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta. (Foto karya Frans Mendoer (1913-1971) di Dokumen Kepresidenan Perpustakaan Nasional via ANTARA FOTO)

Mengutip situs resmi Golkar, awal mula kemunculan Golkar dari kolaborasi gagasan tiga tokoh, Sukarno, Soepomo, dan Ki Hadjar Dewantara. Ketiganya, mengajukan gagasan integralistik-kolektivitis sejak 1940. 

Saat itu, gagasan tiga tokoh ini mewujud dengan adanya Golongan Fungsional. Dari nama ini, kemudian diubah dalam bahasa Sansekerta, sehingga menjadi Golongan Karya pada 1959. Hingga kini, Golongan Karya dikenal dalam dunia politik nasional sebagai Golkar.

Pada 1950-an, pembentukan Golongan Karya semula diorientasikan sebagai perwakilan dari golongan-golongan di tegah masyarakat. Perwakilan ini diharapkan bisa merepresentasikan keterwakilan kolektif sebagai bentuk ‘demokrasi’ yang khas Indonesia. Wujud ‘demokrasi’ inilah yang kerap disuarakan Bung Karno, Soepomo, maupun Ki Hadjar Dewantara.

2. Awal berdiri Golkar bukan partai politik

Editorial Team

Tonton lebih seru di