Ir. Sukarno (Bung Karno) didampingi Drs. Mohammad Hatta (Bung Hatta) saat memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta. (Foto karya Frans Mendoer (1913-1971) di Dokumen Kepresidenan Perpustakaan Nasional via ANTARA FOTO)
Mengutip situs resmi Golkar, awal mula kemunculan Golkar dari kolaborasi gagasan tiga tokoh, Sukarno, Soepomo, dan Ki Hadjar Dewantara. Ketiganya, mengajukan gagasan integralistik-kolektivitis sejak 1940.
Saat itu, gagasan tiga tokoh ini mewujud dengan adanya Golongan Fungsional. Dari nama ini, kemudian diubah dalam bahasa Sansekerta, sehingga menjadi Golongan Karya pada 1959. Hingga kini, Golongan Karya dikenal dalam dunia politik nasional sebagai Golkar.
Pada 1950-an, pembentukan Golongan Karya semula diorientasikan sebagai perwakilan dari golongan-golongan di tegah masyarakat. Perwakilan ini diharapkan bisa merepresentasikan keterwakilan kolektif sebagai bentuk ‘demokrasi’ yang khas Indonesia. Wujud ‘demokrasi’ inilah yang kerap disuarakan Bung Karno, Soepomo, maupun Ki Hadjar Dewantara.