Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Agung Laksono: Tak Ada Konsultasi Airlangga Mundur dari Ketum Golkar

Airlangga Hartarto (IDN Times/Ilman Na'fian)
Intinya sih...
  • Airlangga Hartarto mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar tanpa tekanan internal partai.
  • Keputusan Airlangga tidak dibahas terlebih dahulu di internal partai dan dia ingin fokus pada masa transisi pemerintahan.
  • Pengurus Pusat Partai Golkar akan menentukan pelaksana tugas ketua umum pengganti sementara Airlangga dalam rapat pleno pada 13 Agustus.

Jakarta, IDN Times - Mundurnya Airlangga Hartarto dari kursi Ketua Umum Partai Golkar menimbulkan banyak spekulasi. Ada yang menduga Airlangga mundur karena ada tekanan. Terkait hal ini, Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono menegaskan bahwa Airlangga mengundurkan diri bukan karena ada tekanan dari internal partai.

Agung menyebut, keputusan Airlangga yang diumumkan di Jakarta pada Minggu (11/8/2024), murni keputusan dia pribadi.

"Tidak ada tekanan, partai tidak menekan dia. Jadi, dari keinginan dia sendiri," kata Agung Laksono seperti dilansir ANTARA, Minggu.

1. Airlangga tidak konsultasi lebih dulu

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Agung mengungkapkan, keputusan Airlangga mundur tidak dibahas atau didiskusikan terlebih dahulu di internal partai, termasuk ke kalangan politikus senior Partai Golkar sebelum dia menetapkan sikapnya itu.

"Tidak ada, tidak ada komunikasi atau konsultasi, konsultasi dia (Airlangga) mengundurkan diri, seperti itu, tidak ada," kata Agung Laksono.

2. Alasan Airlangga mundur

Ketum PSI Kaesang Pangarep ketika berbincang dengan Ketum Airlangga Hartarto di DPP Golkar. (IDN Times/Santi Dewi)

Ketua Dewan Pakar Golkar itu menyebut, sebagaimana diumumkan Airlangga, dia memilih mundur karena ingin fokus pada pekerjaannya, terutama selama masa transisi pemerintahan Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto, yang memenangi Pilpres 2024 bersama Gibran Rakabuming Raka selaku calon wakil presiden terpilih.

"Alasannya sudah dikemukakan ya, dia ingin fokus pada pekerjaannya, terutama pada masa transisi antara pemerintahan di bawah Pak Jokowi dengan pemerintahan presiden yang sudah terpilih, Pak Prabowo. Jadi, Airlangga tidak menguraikan apa alasan yang lain. Saya kira ya seperti itu dipakai sebagai dasar," kata Agung.

3. Rapat pleno pemilihan Plt Ketum Golkar

Ketua DPP Golkar Meutya Hafid mengatakan Airlangga secara de facto masih menjadi Ketua Umum Golkar (IDN Times/M. Ilman Nafi'an)

Dalam rekaman video yang disiarkan Partai Golkar, Airlangga menyatakan mundur dari kursi Ketua umum Golkar terhitung sejak Sabtu malam, 10 Agustus 2024. Menteri Koordinator bidang Perekonomian itu menyebut, mundur karena ingin menjaga keutuhan partai dan memastikan adanya stabilitas selama masa transisi pemerintahan, dari Pemerintahan Jokowi ke Presiden Terpilih Prabowo.

Pengurus Pusat Partai Golkar telah menjadwalkan rapat pleno pada Selasa, 13 Agustus, untuk menentukan siapa pelaksana tugas (plt) ketua umum sebagai pengganti sementara Airlangga, dan tanggal berlangsungnya musyawarah nasional (munas) atau musyawarah nasional luar biasa (munaslub).

Agung menjelaskan, penetapan jadwal munas itu harus segera karena penetapan partai terhadap bakal calon kepala daerah yang didukung Partai Golkar harus mendapatkan tanda tangan persetujuan dari ketua umum dan sekretaris jenderal definitif.

Sementara, KPU menjadwalkan pendaftaran bakal calon kepala daerah pada 27 Agustus 2024, yang artinya tersisa 16 hari lagi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us