Jakarta, IDN Times - Peneliti Sektor Keamanan SETARA Institute, Ikhsan Yosarie mengatakan, penembakan gas air mata dalam peristiwa Kanjuruhan, Malang, 1-2 Oktober 2022 lalu memperlihatkan lemahnya pemahaman situasi dan kondisi oleh aparat dalam penanganan penonton dan kondisi di stadion.
"Pertimbangan kuantitas penonton, keberadaan perempuan dan anak-anak, variasi usia penonton, hingga terbatas dan atau sulitnya akses ke luar tribun penonton stadion diduga nihil dalam pengambilan tindakan tersebut. Akibatnya, banyak penonton yang berdesakan ke luar, sesak nafas, pingsan, serta terinjak-injak untuk mencari jalan ke luar," kata dia dalam keterangannya, Senin (3/10/2022).