5 Hal Tentang Tabloid Indonesia Barokah, Siapa Kepanasan?

Kubu Prabowo-Sandiaga telah laporkan temuan tersebut

Jakarta, IDN Times - Ribuan tabloid 'Indonesia Barokah' beredar di sejumlah masjid di Ciamis dan Tasikmalaya beberapa waktu lalu. Munculnya tabloid ini membuat heboh karena pasangan Prabowo-Sandiaga menilai isi tabloid tersebut menyudutkan mereka.

Pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 itu pun berencana melaporkan kasus tabloid Indonesia Barokah ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Sebab mereka mencurigai beberapa pihak berada di balik tabloid tersebut.

Nah, berikut ini lima hal tentang Tabloid Indonesia Barokah yang perlu kamu ketahui, disimak perlahan ya!

1. Tabloid Indonesia Barokah siap edar ditemukan di sejumlah daerah

5 Hal Tentang Tabloid Indonesia Barokah, Siapa Kepanasan?IDN Times/Fitria Madia

Seperti diberitakan Antara, selain di Ciamis dan Tasikmalaya, tabloid tersebut juga ditemukan di banyak daerah lain, seperti Purwokerto, Daerah Istimewa Yogyakarta, Surakarta, Tangerang, Karawang, Tegal, Pati, Batang, Temanggung, Purwakarta, Pamekasan, Surabaya, Lampung, Palembang, Nusa Tenggara Timur, Kudus, bahkan Jakarta.

Merespons temuan tersebut, BPN Prabowo-Sandiaga pun langsung bereaksi dengan melapor ke Dewan Pers. Mereka menduga ada pelanggaran kode etik jurnalistik. Laporan tersebut kini akan ditindaklanjuti oleh Dewan Pers.

"Mereka mengadukan Tabloid Indonesia Barokah, kami sebagai pokja pengaduan menerima datanya dan mengagendakan untuk menganalisis aduan tersebut," ujar anggota Kelompok Kerja Pengaduan dan Penegakan Etik Dewan Pers, Rustam Fachri, di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat (25/1).

Baca Juga: BPN Sebut Ipang Wahid Dalang di Balik Tabloid Indonesia Barokah

2. Ipang Wahid akui web Indonesia Barokah dikelola stafnya, tapi bukan buatannya

5 Hal Tentang Tabloid Indonesia Barokah, Siapa Kepanasan?Twitter/ipangwahid

Wakil Direktur Komunikasi Politik Joko 'Jokowi' Widodo-Ma'ruf Amin, Ipang Wahid, mengakui bahwa situs Indonesiabarokah.com dikelola oleh staf kantornya yang bernama Nizar.

Saat itu Ipang mengakui bahwa Nizar membeli hosting itu tidak serta merta karena membuatan situ Indonesiabarokah.com, tapi memang digunakan untuk kegiatan kantor secara umum.

"Lantas buat yang bertanya, kenapa alamat emailnya diganti? Itu adalah reaksi kawan-kawan pembuat website yang panik, takut menyusahkan Mas Ipang. Dan mereka pun, langsung mengganti servernya ke server mereka sendiri,” terang dia.

Meski mengakui situs itu dikelola oleh stafnya, Ipang membantah tuduhan yang menyebut dirinya berada di balik beredarnya Tabloid Indonesia Barokah (IB).

"Saya tegaskan sekali lagi bahwa saya bukan pembuat Tabloid Indonesia Barokah. Saya juga tidak tahu menahu tentang siapa yang nulis, siapa yang buat, siapa yang cetak," kata Ipang dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Selasa (29/1).

3. TKN Jokowi-Ma'ruf bantah tabloid itu dalam kendali mereka

5 Hal Tentang Tabloid Indonesia Barokah, Siapa Kepanasan?IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Keterkaitan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf dengan Tabloid 'Indonesia Barokah' juga dibantah langsung oleh Wakil Ketua TKN, Abdul Kadir Karding. Menurutnya tabloid tersebut tak ada hubungannya dengan TKN, apalagi mengendalikannya.

"Karena itu di luar kontrol, di luar kendali kita. Oleh karena itu kami merasa tidak diuntungkan, juga tidak dirugikan," kata Karding dilansir dari Kantor Berita Antara, Sabtu (26/1).

Menurut Karding, TKN juga tidak mengerti pihak yang menerbitkan tabloid tersebut. Kendati demikian, tambah Karding, isi yang dimuat di dalam tabloid itu berupa fakta.

"Sebenarnya dalam era demokrasi itu, 'negative campaign' boleh asalkan ada datanya dan faktanya. Dan yang tidak boleh adalah 'black campaign'," ujar Karding.

4. Sandiaga duga ada kelompok yang menyerang

5 Hal Tentang Tabloid Indonesia Barokah, Siapa Kepanasan?IDN Times/Panji Galih

Cawapres 02, Sandiaga Uno, menduga bahwa tabloid Indonesia Barokah digunakan oleh kelompok lawan sebagai alat kampanye hitam untuk menyerang dirinya dan Capres Prabowo Subianto.

Ia pun menyerahkan peredaran ribuan eksemplar tabloid Indonesia Barokah kepada Polisi karena menurutnya hal tersebut diduga kampanye hitam.

"Saya serahkan pada aparat hukum, itu adalah bagian black campaign yang sudah kami sama-sama sepakati untuk tak dilakukan, tapi ternyata seperti 2014, versi 2019 keluar, ujar Sandiaga seperti dilansir Antara, Kamis (24/1).

5. Jusuf Kalla minta tabloid itu dibakar

5 Hal Tentang Tabloid Indonesia Barokah, Siapa Kepanasan?

Ketua Dewan Masjid Indonesia sekaligus Wakil Presiden Jusuf Kalla bahkan secara tegas memerintahkan pada seluruh pengurus masjid yang menerima tabloid Indonesia Barokah segera membakar tabloid itu, karena dianggap sebagai media penyebar hoaks.

"Karena itu melanggar aturan, apalagi mengirim ke masjid, saya harap jangan dikirim ke masjid. Semua masjid (yang menerima) itu dibakarlah, siapa yang terima itu," kata Jusuf Kalla usai menghadiri Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana kepada pendonor darah sukarela di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Sabtu (26/1).

JK juga memerintahkan kepada jajaran pengurus DMI daerah untuk mengimbau pengurus masjid tak mendistribusikan Tabloid Indonesia Barokah pada publik. Selain itu, ia juga meminta rumah-rumah ibadah tak dijadikan tempat membuat dan menyebarkan kabar bohong.

"Jangan seperti Obor Rakyat zaman dulu (Pilpres 2014). Itu kan masuk penjara, dihukum kan," ujarnya.

Baca Juga: Ipang Wahid: Demi Allah, Saya Bukan Pembuat Tabloid Indonesia Barokah

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya