Anies Kritik Toa untuk Peringatan Dini Banjir, Jilat Omongan Sendiri?

Masih ingat, Anies pernah minta Toa dimanfaatkan saat banjir

Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengkritik penggunaan pengeras suara merek Toa sebagai peringatan dini banjir di ibu kota. Menurutnya, penggunaan pengeras suara tidak efektif dalam mencegah banjir. Padahal pada awal 2020 ia meminta penggunaan pengeras suara untuk mengingatkan potensi banjir pada warga.

Penggunaan pengeras suara dinilai bukan sistem peringatan dini. Menurutnya, sistem peringatan dini itu adalah ketika air di Bendung Katulampa sudah tinggi, semua pihak terkait sudah tahu mana wilayah berisiko.

"Jadi, sebelum kejadian kita sudah siap," ujar Anies dalam YouTube Pemprov DKI Jakarta yang dikutip IDN Times pada Minggu (9/8/2020).

1. Anies akui termakan promosi perusahaan Jepang

Anies Kritik Toa untuk Peringatan Dini Banjir, Jilat Omongan Sendiri?Gubernur DKI Anies Baswedan (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Anies mengakui bahwa pengadaan pengeras suara di Jakarta termakan promosi perusahaan asal Jepang selaku produsen. Sebab, pengeras suara itu dihibahkan dulu agar Pemprov DKI Jakarta mau melakukan pembelian lagi kepada Jepang.

"Strategi mereka (Jepang) sukses, lalu kita belanja terus ke Jepang," ujarnya.

Menurut Anies, pengeras suara itu cocok di Jepang, namun tidak di Indonesia. Sebab, bencana yang lebih sering terjadi di sana adalah Tsunami. Sedangkan di Jakarta lebih sering banjir yang bisa diprediksi.

"Kalau (air di) Bendungan Katulampa sampai Jakarta berapa jam? Bisa diberi tahu pakai apa? Segala macam bisa. Perlu pengadaan? Gak perlu," ujarnya.

Baca Juga: Minta Setop Belanja Toa, Anies: Itu Bukan Sistem Peringatan Banjir!

2. BPBD diminta tak belanja pengeras suara lagi

Anies Kritik Toa untuk Peringatan Dini Banjir, Jilat Omongan Sendiri?Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2014-2016 ini meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta tak lagi membeli pengeras suara. Namun, yang sudah terlanjur dibeli tetap dipakai.

"Tidak usah ditambah. Lalu bangunnya sistem, jangan Toa seperti ini," jelasnya.

3. Anies dinilai tak konsisten dan tak bisa berpikir jangka panjang

Anies Kritik Toa untuk Peringatan Dini Banjir, Jilat Omongan Sendiri?IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Wakil Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta, Justin Adrian menilai hal tersebut menunjukkan bahwa Anies tidak konsisten. Ia menilai Anies merupakan sosok pemimpin yang tidak mampu berpikir jangka panjang dan strategis.

"Kalau soal Toa saja perhitungan dia meleset, apalagi yang lain," ujarnya.

4. Saat banjir Jakarta awal 2020, Anies ingin pakai pengeras suara untuk ingatkan potensi banjir

Anies Kritik Toa untuk Peringatan Dini Banjir, Jilat Omongan Sendiri?Evakuasi Banjir di Jakarta (Instagram/@damkar.pancoran)

Pada banjir Jakarta awal 2020, Anies sempat mengutarakan keinginan adanya sistem peringatan dini banjir di Jakarta. Ia ingin agar ada sistem berkeliling untuk mengingatkan potensi banjir pada warga.

"Jadi kelurahan bukan ke RW, RT tapi langsung ke masyarakat berkeliling dengan membawa TOA," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu 8 Januari 2020.

Ketika banjir terjadi pada awal tahun ini, Anies mengakui bahwa salah satu penyebab banjir adalah informasi peringatan yang tidak rata menyebar. Menurut Anies, informasi potensi banjir hanya tersebar melalui telepon genggam ketika warga tengah tertidur malam hari.

"Akhirnya sebagian tidak mendapatkan informasi," jelasnya.

Baca Juga: Peringatan Dini Banjir, Anies Minta Kelurahan Keliling Bawa TOA

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya