BEM UI Sayangkan Jokowi Tak Jawab Substansi Kritik King of Lip Service

BEM UI kritik inkonsistensi Jokowi, bukan serang personal

Jakarta, IDN Times - Ketua BEM Universitas Indonesia Leon Alvinda Putra mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang mendengarkan kritik 'The King of Lip Service'. Namun ia menyayangkan Jokowi tak menjawab substansi dari kritik yang lontarkan BEM UI itu. 

"Ini luar biasa, kami terima kasih atas atensi beliau. Beliau menegaskan bahwa kritik adalah hal yang wajar. Namun, kami berharap pak Jokowi bisa menjawab terkait substansi yang kami sampaikan," ujar Leon dalam Live Instagram Ngobrol Seru IDN Times pada Sabtu (3/7/2021).

1. BEM UI kritik inkonsistensi Jokowi, bukan serang personal

BEM UI Sayangkan Jokowi Tak Jawab Substansi Kritik King of Lip ServiceJokowi beri sambutan di Puncak Acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-92 pada Rabu (28/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Dalam video keterangan pers, Jokowi menyebut dirinya sering diserang secara personal dan tak masalah dengan itu. Menurut Leon, hal itu gak menjawab substansi kritik yang disampaikan BEM UI melalui media sosial. 

"Kami kurang sepakat kalau julukan King of Lip Service itu disamakan dengan serangan personal seperti klemar klemer, plonga-plongo. Mengapa demikian? Karena yang kami kritik di sini adalah pernyataan beliau sebagai presiden yang tak sesuai dengan kebijakannya," ujar Leon.

Baca Juga: BEM Luar Jakarta Ramai-Ramai Bersuara Dukung BEM UI Kritik Jokowi

2. BEM UI sebut Jokowi beberapa kali inkonsisten

BEM UI Sayangkan Jokowi Tak Jawab Substansi Kritik King of Lip ServicePresiden Jokowi pimpin rapat terbatas pada Jumat (23/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Leon menyampaikan ada banyak contoh inkonsistensi ucapan mantan Gubernur DKI Jakarta itu dengan kebijakannya. 

Contohnya, saat Jokowi menyerukan agar negara-negara lain mengambil langkah luar biasa dalam rangka menyelamatkan iklim tapi ia mendukung UU Omnibus Law dan UU Minerba. Lalu, ada pula soal dukungan Jokowi dalam polemik tes wawasan kebangsaan (TWK) tapi malah membiarkan 51 pegawai dicap merah dan tak bisa dibina. 

Kemudian, ia menyinggung pernyataan Jokowi yang rindu didemo oleh masyarakat. Padahal, data sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menyebut banyak orang yang ditangkap karena berdemo, termasuk dirinya. 

"Itu yang sebenarnya yang kami kritik bahwa kami berharap ada konsisten pernyataan beliau dengan kebiajakannya," ujarnya.

3. Jokowi anggap kritik BEM UI adalah hal biasa

BEM UI Sayangkan Jokowi Tak Jawab Substansi Kritik King of Lip ServicePresiden Jokowi pimpin rapat terbatas di Istana Merdeka pada Senin (19/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Sebelumnya, Jokowi menganggap kritik The King of Lip Service itu sebagai hal biasa. Sebab, ia sering mendapat berbagai julukan dari orang-orang yang mengkritiknya. 

"Ya itu kan sudah sejak lama. Dulu ada yang bilang saya ini klemar-klemer, kemarin ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo, kemudian ganti lagi ada yang bilang saya ini otoriter, kemudian ada juga yang ngomong saya ini bebek lumpuh, dan terbaru ini ada yang ngomong saya ini bapak bipang (babi panggang), dan terakhir ada yang menyampaikan mengenai the king of lip service," kata Jokowi dalam keterangannya yang disiarkan di channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/6/2021). 

Menurutnya, kritikan yang dilontarkan oleh BEM UI kepadanya adalah bentuk ekspresi para mahasiswa. Sehingga, tak ada larangan soal itu. 

"Saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa dan ini negara demokrasi, jadi kritik itu ya boleh-boleh saja," ujar Jokowi.

Baca Juga: Jokowi: Relawan Jokowi Itu Seksi, Bisa Antar Saya Presiden 2 Periode

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya