[BREAKING] Disentil Jokowi, Anies Anulir Kebijakan Kurangi Frekuensi Transportasi

Anies sempat umumkan pengurangan frekuensi MRT dan busway

Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menganulir keputusannya mengurangi frekuensi transportasi umum di Ibu Kota demi mengurangi risiko penularan virus corona. Hal tersebut diungkapkan Anies di Balai Kota pada Senin (15/3).

"Sesuai arahan bapak Presiden terkait penyelenggaraan kendaraan umum masal untuk masyarakat, maka kami kembali menyelenggarakan dengan frekuensi tinggi," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (15/3).

Meski kembali normal, Anies tetap menerapkan kebijakan social distancing secara ketat. Sehingga akan ada pembatasan jumlah penumpang per bus dan gerbong di moda transportasi umum milik Pemprov DKI. Selain itu, ada pula pembatasan jumlah antrean penumpang di dalam halte dan stasiun.

Anies menyadari hal tersebut akan membuat antrean mengular hingga ke luar halte dan stasiun. Namun, ia meyakini hal itu menjadi salah satu langkah untuk mengurangi risiko penularan virus corona.

"Antrean di luar halte dan stasiun di ruang terbuka, dari diskusi para ahli akan mengrangi risiko penularan dibanding di tempat tertutup," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Anies mengumumkan pengurangan frekuensi operasional MRT dan LRT mulai Senin (16/3). MRT yang semula per lima menit dan 10 menit, kali ini diubah menjadi setiap 20 menit. Rangkaian MRT yang tiap hari beroperasi pun tak sebanyak biasanya, yakni hanya empat rangkaian dari 16 rangkaian pada waktu normal.

Selain itu, bus TransJakarta juga sempat akan dikurangi rutenya. Dari 248 rute menjadi hanya 13 rute yang nanti beroperasi dengan waktu keberangkatan setiap 20 menit. Hal itu dilakukan agar warga bisa mengurangi interaksi di transportasi umum, sehingga terhindar dari risiko tertular virus corona atau COVID-19 yang mewabah di Ibu Kota.

Baca Juga: Cegah Virus Corona, Anies Pangkas Jam Operasi MRT dan TransJakarta

Topik:

  • Anata Siregar
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya