Pada Ketum Parpol, Jokowi Klaim Kondisi COVID hingga Ekonomi Membaik

Ada Megawati, Prabowo, hingga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengumpulkan seluruh pimpinan partai koalisi Indonesia Maju di Istana Negara pada 25 Agustus 2021. Dalam pertemuan itu, Jokowi memamerkan sejumlah klaim kinerja positif mengenai tingkat keterisian rumah sakit pada masa pandemik COVID-19, capaian vaksinasi Indonesia, dan kondisi ekonomi.

Dalam pertemuan tersebut, hadir Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa.

Bahkan, terlihat pula Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan bersama Sekjennya Eddy Soeparno. PAN baru bergabung dengan partai koalisi setelah selama ini berada di luar pemerintahan.

1. Jokowi klaim kasus COVID-19 membaik tapi kesulitan tekan angka kematian

Pada Ketum Parpol, Jokowi Klaim Kondisi COVID hingga Ekonomi MembaikPresiden Joko "Jokowi" Widodo (Dok. Biro Pers Sekretariat Negara)

Jokowi mengakui sulit menduga perkembangan kasus COVID-19 harian di Indonesia. Namun, ia bersyukur karena kasus COVID-19 per 24 Agustus 2021 telah turun dari 56 menjadi 19 ribu.

"Saya kira ini proses belajar juga. Saya tahu beberapa negara kita nilai berhasil meklakukan pengendalian  dan kita coba modifikasi di sini dalam rangka pengendalian di Indonesia," kata Jokowi dalam pertemuan yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden pada Sabtu (28/8/2021).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga bersyukur karena tingkat keterisian rumah sakit di Indonesia sudah kembali membaik. Jokowi memaparkan bahwa pada pertengahan Mei 2021 tingkat keterisian rumah sakit di Indonesia pernah mencapai 29,3 persen, lalu melonjak hingga hampir 80 persen pada Juli 2021, dan kini sudah sekitar 30 persen.

"Ini Alhamdulilah patut disyukuri. Semua bekerja, TNI-POLRI, Kementerian, BUMN, Pemda, semuanya. Sekarang angka kesembuhan kita sudah di atas rata-rata dunia yaitu 89,5 persen, indonesia di 89,97 persen," ujarnya.

"Yang masih belum bisa kita selesaikan yang selalu saya sampaikan ke Menteri Kesehatan ini urusan angka kematian harus ditekan terus," tambahnya.

Baca Juga: Jokowi Didesak Tidak Ikut-ikutan Terima Vaksin Booster COVID-19

2. Jumlah vaksinasi Indonesia dibanding negara lain diklaim cukup baik

Pada Ketum Parpol, Jokowi Klaim Kondisi COVID hingga Ekonomi MembaikPetugas menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada pengendara di pelayanan vaksinasi secara Layanan Tanpa Turun atau Drive Thru di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (1/7/2021). (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Mantan Wali Kota Surakarta, Jawa Tengah ini juga mengklaim kondisi vaksinasi COVID-19 Indonesia di antara negara-negara dunia cukup baik. Jokowi menyebut dari tingkat jumlah suntikan vaksin Indonesia berada di peringkat tujuh dunia dan apabila dihitung jumlah orang yang vaksin sudah peringkat empat dunia.

"Dari 220 negara, peringkat kira gak jelek-jelek banget. Kalau dihitung jumlah orang yang divaksin, kita ini sudah nomor empat. India satu, Amerika 2, Brasil 3, Indonesia 4. Kalau berdasarkan jumlah suntikan kita nomor 7, sampai hari ini sudah disuntikkan 91,9 juta dosis yang kita suntikkan, kita kalah dengan Jerman, Jepang, Brasil, India, dan RRT," kata Jokowi.

3. Jokowi sebut kondisi ekonomi akan membaik apabila kasus COVID-19 turun, begitu juga sebaliknya

Pada Ketum Parpol, Jokowi Klaim Kondisi COVID hingga Ekonomi MembaikWarga yang juga pedagang pasar menerima suntikan vaksin COVID-19, di Pasar Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (22/6/2021). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra.

Kemudian, Jokowi juga mengklaim kondisi ekonomi di kuartal kedua yang membaik meski pandemik COVID-19 belum teratasi. Jokowi mengatakan, kondisi ekonomi saat ini sangat bergantung pada pandemik COVID-19.

"Ini memang memainkan gas dan rem karena kalau kasusnya turun, ekonominya pasti naik. Kalau kasusnya naik, ekonominya turun. Rumusnya itu. Mencari keseimbangan di situ yang paling sulit disesuaikan keadaan lapangan tidak mudah karena berpulau-pulau karena distribusi vaksin dan obat butuh waktu tidak sedikit," ujar Jokowi.

Baca Juga: Artis Kena Tipu Oknum yang Ngaku Utusan Presiden Jokowi, Ini Modusnya

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya