[WANSUS] Zita Anjani, Putri Ketua Umum PAN yang Kini Pimpin DPRD DKI

Apakah karier politik Zita bakal semulus Zulkifli Hasan?

Jakarta, IDN Times - Dewan Permusyawaratan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta baru saja mengesahkan pimpinan dewan beserta komisi dan badan-badannya. Di kursi pimpinan, PDI Perjuangan yang meraih suara terbanyak dalam Pemilu Legislatif 2019 mendapatkan posisi ketua yang diisi oleh Prasetyo Edi Marsudi. Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) mendapat posisi wakil.

Menariknya, posisi wakil dari PAN diisi oleh Zita Anjani. Ia adalah anak Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang baru pertama kali terjun dalam politik praktis.

Bertempat di ruangan kerjanya pada Oktober 2019 lalu, IDN Times berkesempatan berbincang dengan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta termuda ini. Zita bercerita banyak soal keputusannya terjun ke dunia politik hingga program kerjanya.

Berikut kutipannya.

1. Sebelum jadi anggota dewan, Zita kesibukannya apa?

[WANSUS] Zita Anjani, Putri Ketua Umum PAN yang Kini Pimpin DPRD DKIInstagram/@ZitaAnjani

Banyak yang gak tahu saya latar belakangnya Guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Saya mulai berkecimpung di dunia pendidikan mulai tahun 2013, saya mengelola TK sampai SMA secara profesional di Lampung, Jakarta, dan Bekasi. Saya seorang pendidik dan profesional di bidang pendidikan, saya ibu rumah tangga punya dua putri usia lima dan enam tahun.

Baca Juga: Eks Staf Ahok Masuk Komisi Kesra, Ini Daftar Lengkap DPRD DKI Baru

2. Kenapa bisa masuk dunia pendidikan?

[WANSUS] Zita Anjani, Putri Ketua Umum PAN yang Kini Pimpin DPRD DKIIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Ini semua garis tangan saja sih. Jadi waktu S1 saya ambil Hubungan Internasional, setelah selesai saya ambil S2 Kebijakan Publik. Waktu S1 tuh sebenarnya saya mau ambil Komunikasi tapi jurusannya full jadi masuk Hubungan Internasional karena ingin kerja di luar negeri di lembaga internasional kaya United Nation.

Akhirnya saya sempat magang di WHO di Geneva, Swiss, saya ngurusin India waktu itu. Setelah hampir empat bulan saya merasa gak sesuai passion saya, bukannya ngurus Indonesia malah negara lain. Setelah itu saya dapat kerja kontrak, saya tolak dan kembali ke Indonesia.

Saya merasa dunia diplomasi seperti itu bukan dunia saya, terus saya memutuskan untuk bikin sekolah karena saya kebetulan punya anak kan. Memang kalau pendidikan dari dulu saya suka, saya suka penelitian dan mengajar.

Setelah saya bikin sekolah, ternyata responsnya baik dari masyarakat karena selalu penuh padahal baru buat sampai akhirnya saya buat cabang di mana-mana. Di situ lah saya kenal dengan ibu-ibu PAUD dan saya saya baru tahu kalau PAUD gak cuma swasta ada juga PAUD yang di daerah kumuh dan miskin yang jumlahnya banyak.

3. Saat masih sibuk di dunia pendidikan sudah terpikir masuk politik?

[WANSUS] Zita Anjani, Putri Ketua Umum PAN yang Kini Pimpin DPRD DKIIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Belum sama sekali, saya pendidikan mulai 2013 kan jadi gak ada kepikiran sama sekali.

Saya tuh justru bikin komunitas organisasi non-profit, ngebantu ibu-ibu, PAUD kan banyak yang jelek-jelek. Dari sekolah saya kalau ada CSR saya kasih untuk perbaiki, kalau ada anak gak mampu kita bantu, ada guru PAUD kurang pendidikan kita bantu. Maka saya bikin campaign waktu itu Gerakan Mengajar 1.000 Guru, Bedah 1.000 Paud, bahkan ada di KitaBisa. Abis itu makin lama ibu-ibu bilang ke saya 'Bunda, wakilin kita dong' saya gak ngerti gitu-gituan apalagi ayah saya politisi, mau ngomong apa gitu.

Karena terus saya tolak, mereka ketemu sama suami saya diam-diam, akhirnya suami saya yang minta saya. 'Kamu wakilin ibu-ibu di DPRD deh masalah PAUD, kan guru PAUD gak ada gajinya'. Dari situ lah yang mendorong saya ke politik.

4. Bukan dorongan keluarga?

[WANSUS] Zita Anjani, Putri Ketua Umum PAN yang Kini Pimpin DPRD DKIInstagram.com/@zitaanjani

Gak sama sekali. Mama saya gak setuju, papa gak setuju. Dia kalau ditanya sampai sekarang nyesel Zita di politik karena di politik sesuatu yang bisa dibilang banyak kejahatan.

Tapi, kita kan gak boleh egois. Kita sebagai anak muda, punya idealisme, ingin Indonesia lebih baik tapi bisanya kritik doang. Sekarang punya akses untuk masuk, masuk dong bikin perubahan.

Jadi kita gak patut mengkritik bila yang di dekat rumah kita saja masih kesulitan, itu yang coba saya yakinkan pada diri saya. Saya di sini tuh pantas karena mewakili hal yang gak jauh loh, kalau saya mau aji mumpung saya gak di sini. Tapi kan ini ada komunitas yang membutuhkan masalah pendidikan itu saya coba perjuangkan dan mereka tetangga saya sendiri.

Akhirnya suami saya ngomong ke orangtua saya bahwa Zita didukung oleh guru PAUD dan itu saya tanya langsung benar mendukung karena saya gak punya biaya berlebih untuk nyaleg walau saya basic-nya pebisnis dan pendidik. Ayah saya awalnya berat, tapi dia lihat Zita banyak followers-nya, karena ibu-ibu PAUD dibolehin jadinya.

Baca Juga: Telisik Harta Kekayaan Pimpinan DPRD DKI 2019-2024, Siapa Terkaya?

5. Saat itu Zita melihat diri sendiri lima tahun ke depan seperti apa sih?

[WANSUS] Zita Anjani, Putri Ketua Umum PAN yang Kini Pimpin DPRD DKIIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Visi saya besar, ingin punya sekolah di kota-kota besar, ingin punya sekolah sekelas Pelita Harapan, Al-Azhar di Surabaya, Bali. Itu tetap saya jalankan cuma saya tunda dulu karena gak bisa dong karena di sini (DPRD).

6. Kalau sekarang seperti apa?

[WANSUS] Zita Anjani, Putri Ketua Umum PAN yang Kini Pimpin DPRD DKIIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Pertama saya menunda mimpi saya itu karena saya percaya namanya politik itu amal jariah dan pengabdian, jadi saya pending itu. Mungkin, kalau di pendidikan saya sudah lebih cepat. Saya punya tim di manajemen sekolah kita yang kompeten ya walaupun gak akan secepat saya di sana. karena saya kan masih usia produktif, kalau saya yang memimpin langsung itu jauh lebih cepat.

Saya tuh bisnis pendidikan bareng suami, jadi suami saya itu kayak kehilangan satu kakinya karena saya gak ada di sana. Tapi ya it's ok lah, pengorbanan ini saya rasa pantas karena yang diperjuangkan adalah 150 ribu guru PAUD. Saya saya pikir ini pantaslah. Buat apa lah kita senang-senang sendiri, hidup enak sendiri kalau tetangga-tetangga kita susah gak ada yang memperjuangin, kan egois.

7. Sejauh ini lebih enak jadi Wakil Ketua DPRD atau di dunia pendidikan?

[WANSUS] Zita Anjani, Putri Ketua Umum PAN yang Kini Pimpin DPRD DKIInstagram/@ZitaAnjani

Kalau enak sih sebenarnya enakan profesional. Karena kita tuh bisa mengatur jadwal kita sendiri, bisa mengatur prioritas kita sendiri. Lebih bebaslah. Tapi kalau di DPRD tentu ada aturan, atau tata terib, dan hal-hal baru yg harus saya pelajari. Dan tentunya gak semua orang senang sama kita. Ya tapi saya sih happy-happy saja di mana pun saya berada.

Baca Juga: Prasetyo Edi Kembali Jabat Ketua DPRD DKI, Putri Zulhas Jadi Wakilnya

8. Ada minat jadi anggota DPR RI setalah selesai periode ini?

[WANSUS] Zita Anjani, Putri Ketua Umum PAN yang Kini Pimpin DPRD DKIIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Gak sih. Kalau sekarang sih gak. PAUD aja belum selesai. Pokoknya prioritas saya kadang-kadang banyak juga, 'Zita jangan pikirin PAUD doang dong, kan di DPRD aspirasinya warga Jakarta banyak'. Tapi saya bilang kalau satu hal aja yang dititipin ke saya belum selesai, gimana saya bisa menyelesaikan yang lain.

Jadi kalau saya prioritasnya PAUD, saya ingin PAUD itu ada peraturannya daerahnya atau Pergubnya untuk kesejahteraan mereka. Apa itu bentuknya nanti kita perjuangkan di dalam.

9. Selain PAUD, isu apa yang menjadi prioritas?

[WANSUS] Zita Anjani, Putri Ketua Umum PAN yang Kini Pimpin DPRD DKIInstagram/@zitaanjani

Banyak, contohnya masalah ibu-ibu di Posyandu, mereka juga gak ada kesejahteraannya, masalah kebersihan. Kalau kita lihat kebersihan di Jakarta itu miris banget, apalagi di daerah kumuh miskin, satu rumah kecil jamban antara tempat masak, gabung jadi satu. Gimana bayi-bayinya pada gak sakit.

Coba kita lihat di Jepang, di Jepang itu rumahnya kecil loh, tapi bersih. Dia tahu konsep kebersihan, tahu bagaimana mengelola sampah. Itu menurut saya indikator apakah Jakarta itu maju kotanya, bahagia warganya. Karena cuma infrastruktur, segala macam, ya menurut saya perlu juga dilihat dari hal-hal mendasar, kan DKI ini kan mencerminkan Indonesia, sifatnya justru, budayanya yang diperbaiki.

10. Zita kan jadi pimpinan DPRD DKI Jakarta termuda dan paling baru, gimana cara menyikapinya?

[WANSUS] Zita Anjani, Putri Ketua Umum PAN yang Kini Pimpin DPRD DKIInstagram/@zitaanjani

Kalau saya sih banyak-banyak silaturahmi sama pimpinan-pimpinan. Saya juga minta dibimbing karena saya paling muda, dan saya perempuan. Saya memposisikan diri saya sebagai junior dan mereka senior saya walaupun kita berada di level yang sama. Jadi saya minta arahan, dan Alhamdulillah mereka orang-orang yang paham mengenai tatib, mengenai peraturan-peraturan, fungsi tugas dewan, jadi saya banyak mendapat arahan dari mereka. Jadi gak ada tekanan atau apa, justru saya merasa sangat banyak dibimbing oleh bapak-bapak pimpinan lainnya.

Baca Juga: Prasetyo Edi dan 4 Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Dilantik 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya