Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Doc. Susi Air

Jakarta, IDN Times - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung mengalami 19 kali kegempaan letusan sepanjang Sabtu (5/1) sore hingga tengah malam.

Menurut Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Windi Cahya Untung, pada periode pengamatan 5 Januari 2019, pukul 18.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB, secara visual gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Tidak terdengar suara dentuman.

1. Cuaca terpantau cerah dan mendung

Anak Gunung Krakatau (ANTARA FOTO/Atet Dwi Pramadia)

Dikutip dari Antara, aktivitas kegempaan letusan sebanyak 19 kali, amplitudo 20-24 mm, durasi 51-121 detik. Embusan sebanyak 6 kali, amplitudo 12-14 mm, durasi 35-42 detik. Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 2-17 mm (dominan 8 mm).

Sepanjang pengamatan, cuaca cerah dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah timur laut dan timur. Suhu udara 27-29 derajat Celsius dan kelembapan udara 71-79 persen. Data tersebut diambil dari Stasiun Sertung di Selat Sunda, dekat Gunung Anak Krakatau.

2. Status Gunung Anak Krakatau masih siaga

Ilustrasi erupsi Gunung Anak Krakatau (ANTARA FOTO/Atet Dwi Pramadia)

Hingga kini, tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau masih Level III (Siaga). Dengan demikian, direkomendasikan masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah.

Sebelumnya, PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM menyampaikan pula sejak pagi hingga Sabtu (5/1) siang, Gunung Anak Krakatau mengalami 24 kali kegempaan letusan, 4 kali kegempaan embusan, dan terjadi tremor menerus.

3. Gunung Anak Krakatau mengalami kegempaan letusan 24 kali

ANTARA FOTO/Rani

Windi mengatakan, sebelumnya pada periode pengamatan 5 Januari 2019, pukul 06.00 sampai dengan 12.00 WIB, Gunung Anak Krakatau tercatat mengalami Kegempaan Letusan sebanyak 24 kali, amplitudo 18-25 mm, durasi 52-114 detik. Embusan 4 kali, amplitudo 18-22 mm, durasi 46-110 detik.

"Kemudian tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 2-17 mm (dominan 7 mm)," ujarnya.

4. Ketinggian gunung menyusut hingga 228 meter

Doc. Susi Air

Ketinggian gunung api di dalam laut tersebut kini ketinggiannya menyusut dari semula 338 meter dari permukaan laut (mdpl) menjadi 110 mdpl atau telah berkurang sebagian tubuhnya longsor ke laut. Itulah yang diduga memicu tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12) akhir pekan lalu.

Editorial Team